Pemandangan serba putih adalah hal yang menyambut Jungkook ketika tiba di suatu tempat. Suasana cukup tenang di sana. Banyak orang-orang berpakaian serba putih yang berlalu lalang. Ada juga orang-orang yang duduk di bangku-bangku yang disediakan.
Mereka semua mengabaikan keberadaan Jungkook. Tak ada satupun yang melirik ke arah Jungkook. Tentu saja. Itu karena mereka semua tak melihat Jungkook.
Jungkook sendiri tak ambil pusing. Ia segera berjalan ke salah satu ruang rawat di sana. Di depan ruangan itu terdapat beberapa penjaga. Mereka adalah anggota kepolisian, terlihat dari seragam yang mereka pakai.
Tanpa memedulikan para penjaga itu, Jungkook berjalan menembus pintu, masuk ke ruang rawat itu. Ia tak memerlukan izin. Toh, para penjaga itu tak akan pernah mengetahui kedatangan Jungkook.
Keadaan di dalam ruang rawat itu tak jauh berbeda. Terdapat beberapa penjaga lain di sana. Ada yang dari kepolisian, ada juga yang tidak. Di salah satu sisi ruangan, terdapat seorang anggota kepolisian berdiri di samping seorang dokter. Dokter itu tengah memeriksa keadaan seorang pria lain yang berbaring di ranjang pasien.
Jungkook berjalan mendekat. Ia bisa melihat dengan jelas wajah pasien itu. Kepala pasien diperban. Ia memakai alat bantu pernafasan dan alat-alat lain yang dipasangkan di dada, menyambung ke sebuah alat detektor detak jantung. Jungkook tahu siapa pasien yang tengah menjalani masa koma tersebut. Wajahnya sekarang terasa familiar bagi Jungkook, sebab ia sudah melihatnya berkali-kali.
"Bagaimana keadaannya?" Sang Kepala Kepolisian bertanya.
Jungkook melipat kedua tangan di depan dada, bersandar pada dinding. Ia mempersiapkan telinga untuk mendengar pembicaraan kedua orang itu.
"Sudah lebih baik. Kita hanya perlu menunggu ia bangun."
"Berapa lama?"
Dokter itu diam sejenak, membuka catatan perkembangan pasien. "Paling cepat sekitar 1 minggu lagi. Atau bisa lebih dari itu."
Sang Kepala Kepolisian mengangguk-angguk mengerti. "Baiklah, terimakasih."
Setelah kepergian sang dokter, kepala kepolisian menghampiri salah satu penjaga di sana. Ia menyuruh penjaga itu untuk memperketat penjagaan. Sang ketua penjaga mengangguk mengerti lalu menunduk mempersilahkan sang kepala kepolisian keluar ruangan, menghubungi atasan mereka.
Jungkook masih berada di tempat yang sama. Pandangannya ia alihkan pada pria yang tengah berbaring, tertidur di antara kematian dan kehidupan, seperti raga Jungkook yang tertidur saat ini.
"Cepatlah bangun. Putrimu membutuhkanmu," ujar Jungkook yang hanya dibalas dengan keheningan.
Jungkook diam sejenak. Helaan nafas keluar dari bibirnya. Ia bangkit dari posisi bersandarnya, bersiap untuk pergi.
"Aku pergi," pamitnya dan kembali menghilang bagaikan asap tanpa meninggalkan jejak.
.....
Kali ini Jungkook tiba di depan gerbang sebuah rumah. Rumah Chaeyeon lebih tepatnya. Itu merupakan kunjungan Jungkook yang kesekian kali. Jungkook memang sering datang ke sana. Tujuan Jungkook adalah, untuk mencari tahu apakah orang-orang berpakaian serba hitam berhasil menyusup masuk atau tidak. Serta menengok seseorang tentu saja.
Jungkook mengedarkan pandangan. Fokus Jungkook pun jatuh pada sebuah mobil hitam yang parkir tak jauh dari rumah Chaeyeon. Itu bukan mobil penjaga yang Jungkook sewa. Oleh karena itu, Jungkook segera mendekat untuk memastikan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Before and After
FanfictionApa reaksimu jika kau melihat sesuatu yang seharusnya tidak bisa kau lihat? Misalnya hantu mungkin? Lalu bagaimana jika kau diberi kesempatan untuk melihat hal-hal semacam itu? Hampir seluruh orang akan menolak kesempatan tersebut. Sialnya, Chaeyeo...