Part 22

1K 32 0
                                    


Ada hal istimewa di dalam dirimu,
kau bagaikan candu ku " Tasya

Pagi ini Sabrina bersiap untuk berangkat ke apart Tasya
Mereka janjian untuk kekampus bersama

Setelah tiba disana Tasya sudah siap untuk berangkat jadi Sabrina tak perlu menunggu lagi

"haloo Sya"

"apaan sih lebay deh"

"ihh kan udah lama gak ketemu"

"yaelah kek udh bertahun-tahun aja"

"Hehe gpp kali,Ohiya Sya jalan yuk"

"lah ini mobil skrng emng udh jalan bege"

"ihh main maksudnya lalod ah"

"yehh ngomong yg jelas dong"

"lalod sih"

"iyadeh maap,main kemana?"

"kemana kek tapi nginep"

"serius? berdua nih?"

"najis ya berdua,bareng yg lain"

"sama siapa?"

"adalah teman gue,ntar gue kenalin"

"yehh gak mau ah,
anti nyamuk mulu nih"

"ihh tenang aja,
Ntar aku kenalin sama Kris"

"Kris? anak Sastra?"

"lah kenal? sejak kapan?"

"hehe gak sengaja gitu sih kenalnya"

"ciee jodoh nih"

"apaan sih,main jodoh aja"

"aminin kali ah,
Betah banget jones mba"

"sekali lagi ngejek gak ikut nih"

"ngancem banget sih Sya"

"bodo ya sattt" 

"hahaha bareng doi nih akyuu"

"gak nanya ya"

"sinis banget dah"

"auah gak jelas"

"ikut ya Sya, ya ya ya"

"ihh brisik!
iyaaa bawel"

"sipdahh kawan"

Mobil tiba di area kampus
Aku dan Sabrina menuju kelas

Sebenarnya senang sih
bisa jalan-jalan nanti
Tapi ntar takut boring pas udah disana
Soalnya belum akrab banget sama teman-teman Sabrina

Tapi tenang aja
Teman-temannya gak yang nakal kok
Jadi aman,tentram,dan damai nantinya.

bersyukur hari ini tidak terlambat
Karna tadi lumayan on time gitu
Jadi gak perlu buru-buru lagi

Setelah kelar mata kuliah pagi ini
Aku dan Sabrina rencana mau nyari Kris dulu
Mau kabarin buat acara jalan-jalan nanti

***
Bunda tengah asik menyirami bunga depan rumah
alasannya dia suka memandangi bunga
Rasanya hatinya lebih sejuk

"Bun,ayah gak pulang malam ini?"

"eh Candra,blm tahu syg"

"Ayah sibuk banget ya bun?"

"iyaa perusahaan kakek kamu besar.
Makanya Ayah harus kerja keras"

"Bunda kalo ntar aku nikah setujunya gimana?"

Bunda sejenak tersenyum lalu mematikan keran air,
Ia duduk bersamaku didepan teras

"kalo kamu nikah,
Kamu harus bertanggung jawab,
Jagain keluarga kecil kamu,
Hal yang paling utama itu bkn harta.
Materi memang penting,
Namun kasih sayang sangat perlu"

Secara tidak langsung Bunda
Menceritakan isi hatinya padaku
Rasanya sedih melihat Bunda yang terus ditinggal Ayah

Ayah terlalu sibuk dengan pekerjaannya
Tanpa ia sadari keluarga kecil ini
Mulai retak seiring berjalannya waktu

Aku tahu Bunda tak pernah
Menangis didepanku ataupun
Terjadi percecokkan antara Ayah dan Bunda tapi yang pasti Bunda merindukan Ayah yang dulu.
Ayah yang selalu mementingkan kebersamaan keluarga dibandingkan pekerjaannya.

Titik kehancuran yang sebenarnya
adalah dimana kita mulai mengabaikan hal-hal yang kecil
yang biasanya kita lakukan. "Bunda

Friendzone [Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang