Part 45

806 32 0
                                    

Jangan menangis seperti itu,
Aku seperti melihat bayangku sendiri. " Bunda

Ini hari terakhir di New York,
Hari terakhir dari segalanya,
Hari dimana setelah ini bakal fokus ke masa depan.

"Mikiran apa Sya?" Candra membuka pembicaraan, kita sekarang mau jalan-jalan cari udara segar.

"Eh,gak mikirin apa-apa kok" aku tersenyum, lalu kembali sibuk dengan pikiranku sendiri.

"Kamu pulangnya besok pagi ya?"

"iyaa Can"

"kalo aku minta kamu tetap disini,
Gimana?" dia menatap ku sejenak, lalu kembali fokus nyetir.

"Aku suka.
Tapi aku harus balik"

"Sya"

"Ya?"

"Kalo nanti aku ngelakuin sesuatu kamu gausa tanya kenapa ya"

"Maksud kamu?"

"ingat aja pesan aku tadi"

Aku hanya menganggguk, tak peduli lagi dengan maksud pesannya.
Setelah beberapa menit muter sana muter sini,kita berhenti di salah satu taman.

"Kamu duduk aja disitu,
Aku pergi bentar ya"

"Kemana?"

"Bentar aja kok,tunggu ya" Candra langsung pergi begitu saja, aku hanya menatapnya dari jauh.

Drttttt...Drttttt

Pesan masuk (1) from Candra.

Candra

Sya coba balik.

Sebenarmya aku sedikit bingung, maksud Candra apa, tapi yasudahlah ikuti saja apa katanya.

Aku membalikkan badan.
Hanya ada orang-orang di setiap tempat yang kulihat.

Candra

Udah lihat?

Kepalaku terangkat kembali,
Mencoba mencari keberadaan dia tapi aku tidak menemukannya,

Apa sebenarnya maksudnya? " Batin ku

Candra

Sekarang balik badan kamu.

Kini alisku naik turun,
semakin tak paham apa maksudnya.
aku seperti sedang dibodohinya,
Lalu aku membalikkan kembali badanku keposisi semula.
dan Candra sudah ada didepanku.

"Maksud kamu apa?" aku meminta penjelasan tapi Candra tidak peduli dengan pertanyaanku.

"Kamu tahu cita-cita aku apa?"

"Jadi penurus Ayah kamu?"

"Kurang tepat, aku sering bilang ke kamu dulu sampe sekarang" aku berpikir sejenak dan langsung menemukkan jawabannya.

"Spiderman"

"Kamu lihat gak anak itu?" aku menoleh kearah yang dia maksud.
Menemukan anak kecil perempuan yang sedang menangis.

"Maksud kamu?"

"Coba samperin, tanyain gih" sejujurnya aku dibuat bingung Candra dari tadi, tapi melihat anak itu yang tengah menangis aku langsung menghampirinya.

"Are you okay?" aku sedikit berjongkok mencoba menyamakan tinggiku dengannya, anak itu masih sesegukan menangis, dia enggan menjawab pertanyaanku.
Dia seperti takut padaku.
Umurnya kira-kira 6 tahun.

"What happened?
why are you crying?"

Dia masih saja menangis,
Dia seperti mencari seseorang,
Lalu aku sadar bahwa anak ini sedang tersesat, mungkin ia terpisah dari ibu nya.

Tapi tak lama kemudian, Candra datang bersama seorang wanita.

"Caroline" panggil wanita itu ke anak perempuan yang sedari tadi tengah menangis.

"Mommy here,
Don't cry baby" Ternyata wanita itu adalah ibunya, dan anak perempuan itu menangis sambil memeluk ibunya dengan erat.

"Thank you, sorry to bother you" Ibu itu tersenyum kepada kami,lalu berpamitan.

Aku duduk dan masih mikirin apa sebenarnya maksudnya Candra dari tadi.

"Gausa terlalu keras,
Nanti juga aku kasih tahu" Candra tersenyum ke arahku.

"Kenapa sih?"

"Soon ya" dia mengedipkan matanya sebelah. aku hanya pasrah dengan jawabannya.

Aku ingin berlama-lama dibelakangmu,
Lalu menunggu kapan kau akan berbalik. " Tasya

Friendzone [Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang