Part 47

821 29 0
                                    

Hanya sebatas itu?
Lalu mengapa kau terus melewati batas? " Tasya

Aku tidak langsung pulang ke Rumahnya Candra,
Aku hanya berjalan kemana arah kakiku melangkah.

Air mataku perlahan menetes,
Apa yang membuatku begitu sakit?
Mengapa aku sebodoh ini?
Bukankah sudah jelas bahwa dia hanyalah temanku?

Mencoba menahan isakan namun hasilnya nihil,
Rasanya aku ingin mencurahkan semuanya.
Aku terlalu lelah.

Entah sejauh apa aku berjalan,
Entah sudah dimana saat ini aku berada,
Semuanya tak ku peduli.

Hatiku sakit,
Aku ingin dia datang padaku.
Aku terlalu lelah mengejarnya.

***

"Vi aku harus pergi,
Dia gak tahu jalan disini"

"Kamu kenapa sih?
Kan dia bisa nanya"

"Terserah kamu,
Aku harus pergi" Tanpa menunggu lagi Candra langsung pergi begitu saja.
Sementara Viola sudah tak tahan lagi dengan Candra, emosinya sudah tak bisa ia tahan lagi, berakhir dengan dia menangis.

Mobil melaju dengan kencang
Candra sibuk mencari sosok Tasya disepanjang jalan, tapi tak dia temukan.

Untuk beberapa saat Candra masih tidak menemukan gadis itu,
Dia merai handphonenya lalu mencoba menelfon Tasya.
Tapi hpnya tidak aktif.

"ah sial!"

Lalu Candra mencoba menelfon Bundanya tapi kata Bunda Tasya sedari tadi belum pulang, Karna tak mau bunda khawatir Candra merahasiakannya.

Candra harus ketemu Tasya sebelum malam tiba, karna gadis itu alergi angin malam.

Sekitar jarak 10 Meter dari mobilnya, Candra melihat Tasya yang posisi berjongkok ditrotoar, wajahnya dia tundukkan.
Segera Candra turun dari mobilnya.

"Sya"

Punggung gadis itu bergetar, isakannya cukup jelas terdengar.
Dia sedang menangis.

Tasya berusaha mengontrol tangisannya, dia berdiri menghadap Candra. dan menatap Candra tepat dibola matanya.

"Segitu aja aku dimata kamu?
Atau aku aja yang berlebihan?
Aku gak tahu selama ini kamu
emang memperlakukan aku dengan cara yang berbeda atau emang cuma aku yang menilai kalau itu berbeda?
aku gak tahu sekarang aku sebodoh apa dimata kamu, persetan dengan semua itu! aku tidak peduli"

Air mataku menetes lagi,
Bahkan lebih deras.
Bisa ku rasakan Candra memegang tanganku, tapi aku langsung menipisnya dengan kasar.

"Sya...
Masuk ke mobil dulu ya,
Kita bicara didalam"

"buat apa?
aku bisa pulang sendiri!"

"Sya...
Sekali ini aja dengerin aku"

Candra langsung menarik tanganku lalu membawaku kearah mobilnya.
Aku masih diam enggan untuk berbicara lagi.

"Sya"

Aku tidak menjawab.

"Aku minta maaf
udah buat kamu tersinggung
sama kata-kata aku tadi,
aku gak bermaksud kek gitu"

"ngapain minta maaf?
kamu gak salah,
lagian aku aja yang baper"

"Sya"

"udah deh can,
aku capek,aku pengen pulang"

"kamu kenapa jadi sensitif gini?"

satu tamparan lagi, kata-katanya menusuk, mungkin Candra muak sama sikap aku yang terlalu kekanak-kanakan gini, lagian aku itu siapa sih?
Ngapain pake marah-marah segala?
Kenapa rasanya sakit?

"Can kamu ingat ini hari apa?"

Candra berusaha berpikir.

"pasti kamu ga tahu dan ga mau tau juga sih,
Aku cuma mau ngasih tahu kalo
Hari ini ulang tahun aku,
Lagi dan lagi.
Aku gak tahu harus gimana lagi,
Aku pengen pulang Can,please"

Kedua matanya terbuka lebar,
Bisa ku baca kalau dia lupa ulang tahunku.
lagian emang apa pentingnya sih aku?

Air mataku terus jatuh,
Aku ingin sekali lupa akan hari ini.

Apa pedulimu padaku?
Apa artinya aku?
Aku terlalu lelah. " Tasya

Friendzone [Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang