Part 16

1.3K 41 0
                                    

Teruntuk bintang-bintang yang menghiasi malam,ku titipkan rembulan ku padamu. Terus lah menyinarinya,dan teruslah ada disisinya,hingga aku kembali. " Candra

Waktu terasa lebih cepat dari biasanya,kini kau kembali dibawa pergi olehnya,tak kuasa menahan tangis setiap kali melihat kau pergi lagi,namun kali ini aku sedikit berterima kasih kepada Tuhan karna telah membawamu kembali padaku,terus berharap jika suatu hari ucap mu betul adanya,aku menunggu sebuah kembali mu.

"Jangan nangis lagi ya,
gimana aku bisa pergi kalo kamu nangis terus"

Saat ini aku dan candra sudah tiba dirumah Kakek dan Nenek tapi aku makin menjadi menangis karna semakin sedih buat ditinggal lagi,
Makanya aku gak berani buat nganterin Candra ke bandara, kalau aku ikut ntar bandara bisa banjir lagi wkwk :v

"gimana aku gak mau nangis kalo kamu pergi terus"

"aku pasti balik kok,pasti!"

"aku gak suka kamu janji!"

"terus aku harus gimana biar kamu gak nangis lagi?"

"ntar juga aku berhenti kok nangisnya"

"Jangan marah ya Sya,masa aku udah mau pergi eh kamunya malah ngambek"

"siapa yang ngambek? dihh yuk turun sana pamitan sama Kakek dan Nenek"

Aku dan Candra turun dari mobil langsung masuk menuju ruang tamu
Disana sudah ada Kakek,Nenek dan Pak Marto yang akan mengantar Candra kebandara.

"Candra,Tasya sini duduk" aku dan Candra duduk bersampingan disofa depan Kakek dan Nenek sedangkan Pak Marto disamping kiri Kakek.

"Jadi gimana jalan-jalannya?"

"seru kok nek"

"Jadi Tasya mau nganterin Candra kebandara juga?"

"enggak kek,aku langsung pulang aja,
Gak kuat buat nganterin soalnya hehe" Kakek dan Nenek mengangguk paham meskipun ada sedikit kekecewaan diwajah mereka karna aku tidak bisa mengantar cucu mereka bersama.

"yaudah gpp,kamu nangis mulu ya dari tadi? itu mata kamu bengkak" Nenek memang teliti meskipun sudah tua tapi dia masih bisa lihat kalau mataku bengkak karna menangis

"iya nih nek,Tasya nangis mulu dari tadi,gimana kalo aku bawa ke New York aja hehe" Candra malah ikut-ikutan nimbrung kan jadi sebel

"ihh apaan sih Can,kamu nyebelin"

"kalian tuh ya gini,masih aja suka ngambek-ngambekan bikin kakek jadi ingat masa kecil kalian"

"Walah den,perasaan baru kemarin saja saya jemput di bandara eh sekarang sudah mau balik lagi" Pak Marto ternyata merasa kehilangan juga kalau ditinggal sama Candra

"iyanih pak waktu emang gak kerasa"

Kami sedikit berbincang-bincang,tapi kali ini aku tidak menangis lagi,kami terkadang tertawa bersama,dan setelah saat nya Candra untuk ke bandara aku pamitan ke kakek dan nenek buat pulang ke rumah,aku juga pamitan dengan Candra,
oke please gausa nangis lagi

"Kakek,Nenek aku pamit pulang dulu ya,maaf gak bisa anterin Candra ke bandara"

"iyaa gpp sayang,kamu hati-hati dijalan ya" Nenek memeluk ku

"Jangan nangis loh Sya,ntar kalo kamu nangis Candra bakal batal terbang hehe" Kakek melontarkan candaan agar aku tersenyum

"hehe gak kok kek" 

Dan terakhir aku pamitan ke Candra Oke tahan,tahan,tahan aku pasti bisa

"aku pulang ya"

"iyaa kamu hati-hati ya"

"iyaa,take care ya Can"

Candra memelukku Ini adalah pelukan terakhir kalinya.
Aku mengeratkan pelukan

"Masih kuat nangis Sya?"

"Jangan gitu dong,stok air mata aku masih banyak nih"

"Hehe bisa aja kamu Sya,yaudah jangan nangis ya kesayangan aku,ntar balik rumah langsung istirahat gausa nangis lagi oke?"

"tuh kan,aku udah kangen kamu aja" aku melepas pelukan ku

"emang aku orangnya ngangenin kok Sya" mulai ke PD annya guyssss meskipun emang benar dia ngangenin

"iyaa kesayangan aku hehe,udah ah aku gak mau lama-lama disini,
ntar aku nangis lagi,aku balik ya Can"

"jangan nangis ya,yaudah daaa"

Aku membalas melambaikan tangan ku pada Candra setelah itu Mobilku melaju menuju rumahku, di mobil rasanya kini lebih hampa tanpa Candra.

Gak mau janji,gak mau berharap
Karna semua itu sakit " Tasya

Friendzone [Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang