Part 46

824 28 0
                                    

Aku ingin berlama-lama dibelakangmu,
Lalu menunggu kapan kau akan berbalik. " Tasya

Setelah selesai dari taman kita ke cafe, biar lebih enak aja ngobrolnya.

"Can"

"Ya?"

"kamu tuh kenapa dari tadi?"

"Ingat pesan aku gak?"

"Yaudah gak jadi nanya"

"Pintar deh,aku suka"  Candra senyum, lalu kembali menyeruput minumannya.

"Sya" sekarang giliran dia lagi yang manggil aku.

"Ya?"

"Kamu cantik hari ini" dia masih senyum-senyum, ya ampun kan aku jadi salah tingkah.

"Kamu kenapa Can?
Sehat kan?" sembari tangan kananku menempel di jidat Candra, seperti memeriksa suhu badannya.

"Aku sehat kok" jawabnya tanpa beban sedikit pun.

"Serah deh"

Tapi tiba-tiba ponselku bergetar,
ada yang menelfon.

Halo kris

Sya kamu lagi dimana?

Lagi dicafe

Bareng siapa?

Teman aku

Beneran temanan nih?

Apaan sih?
Gak penting bgt.

Iyadeh jangan marah

Gak kok.

Aku cuma mau bilang,
besok aku jemput dibandara ya

Iyaa thanks ya

Yaudah, have fun disana.
Aku tutup telfonnya ya

Iyaa

Sedari tadi tatapan Candra tidak lepas dari Tasya yang sedang menelfon.
Tatapan seperti tidak suka.

"Kris?" Tanya Candra.

"iyaa"

"Aku boleh minta sesuatu gak?"

"Apaan?"

"Matiin handphone kamu"

"oke,kamu juga dong"

"oke deal"

Setelah itu makanan yang kami pesan pun datang.
Aku dan Candra langsung makan.

Saat tengah asik makan ada cewek yang menghampiri tempat makan kita, tapi aku tidak mengenalinya.

"Ndra" Candra mengangkat kepalanya, dia seperti kaget akan orang yang memanggilnya.

"Vi, kamu ngapain disini?"

"Kamu yang ngapain disini?" suaranya mulai meninggi

"Aku lagi makan" Candra masih tak sadar akan raut wajah wanita itu.

"Makan?
Dia kan yang ada difoto waktu itu?
Dia siapa kamu can?" Dia menatapku lalu kembali meminta penjelasan pada Candra.

Aku sedikit tidak mengerti akan situasi sekarang, perempuan itu sinis ketika menatapku.

"Kamu duduk dulu,
Biar aku kenalin" Candra mencoba menenangkan.

"NDRA AKU TANYA DIA SIAPA?
BUKAN PENGEN KENALAN!" Kesabaran Viola sudah habis.

Sekarang kami jadi pusat perhatian seisi cafe, karna suara wanita itu yang sedikit meninggi.
Aku masih membungkam, tak paham.

"Vi kamu bisa gak bicara baik-baik?"

"Aku gak paham ya can sama kamu,
Pergi ke indo cuma pengen ketemu dia! sekarang kamu makan berdua sama dia, terus lagi kamu marahin aku cuma karna dia? Seriously?
Jadi aku ini apa dimata kamu?"

"Maaf,aku cuma temannya Candra" kataku dengan hati-hati.
Sekarang sorot matanya tertuju padaku, sorotan mata yang berapi-api.

"Gausa sok suci!
Najis banget,
mana ada teman diperlakukan
lebih spesial dari pacarnya hah?"

"Vi udah!
Kamu kenapa kenak-kanakan gini sih?
Dia itu cuma teman aku, gak lebih!"

Deg.
Cuma teman,gak lebih?
Kenapa rasanya sakit bgt?

"Kamu yakin dia cuma teman?" sindir Viola.

"Iyaa emang teman aku"

"Kalo gitu tinggalin dia,
Kamu temani aku makan,
Kita bakal makan keluarga disini"

"Gak bisa gitu dong vi"

"gpp kok Can,
Aku duluan aja,
sekalian mau mampir beli ole-ole juga" air mataku benar-benar ku tahan sekuat mungkin, lalu tanpa persetujuan dari Candra aku langsung keluar dari sana.

Hanya sebatas itu?
Lalu mengapa kau terus melewati batas? " Tasya

Friendzone [Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang