Part 28

910 36 0
                                    

Perempuan yang tak hentinya ku cintai yaitu Bunda " Candra

Tanpa ku sadari aku semakin dewasa,
Usiaku akan semakin bertambah,
Terlebih lagi untuk selasa depan umurku akan bertambah.

Doaku kali ini sudah ku persiapkan,
Tepat pukul 00.00 hari selasa nanti akan kukirimkan kepada Tuhan,
Berharap satu keinganku ini didengar Tuhan.

Aku tahu,
aku adalah gadis yang biasa,
Sederhana soal materi,wajahku tidak serupawan dengan gadis-gadis yang sering disebut cantik,prestasiku terbilang cukup.
nothing special with my self.

Terkadang,aku menilai diriku sendiri.
seakan diriku adalah gadis kurang beruntung,Padahal hanya satu yang ku inginkan dihidupku,tapi mengapa Tuhan enggan untuk menjawabnya?

Dia yang ku inginkan mengapa susah ku raih? menyisihkan tiap doaku menyebut namanya. Mungkin, Tuhan mulai bosan mendengarnya,
Aku tak henti menyapanya dalam doaku,entah apa yang lebih dari dirinya tapi hanya dialah inginku.

Kadang aku ingin mengeluh atas hidupku,mengapa hanya aku yang segagal ini mencintai seseorang?

Tuhan,begitu banyak ciptaanmu dibumi ini. Bukankah aku berhak memiliki salah satunya?
Aku tak kuat lagi,
Hanya perkara cinta namun
Ragaku seakan mati.

Harus bertahan seperti apa lagi?
Atau mengakhirinya?

"Sya udah sampe" Kris menyadarkan ku dari lamunanku,
Kita sudah sampai di kampus.

"Eh iya" aku membuka pintu mobil lalu turun

"sedang memikirkan apa?"

"hehe bukan apa-apa kok"

"gamau cerita nih?"

"ya gitudeh"

"jangan keseringan melamun gak baik"

"udah gak mempan,mitos hehe"

"yaudah kita pisah disini ya daaa" aku melambaikan tangan ke Kris lalu aku dan Kris pisah arah karna gedung kami yang berbeda tempat.

***
"Bun" Candra berjalan mendekati Bundanya yang tengah duduk disofa depan tv

"ya sayang?"

"Bunda kesepian ya?"

"kesepian gimana? orang ada kamu" Bunda tersenyum lembut padaku seakan menguatkan dirinya agar bisa membohongiku,namun aku tentunya cukup ahli membaca ekspresi itu.

"Bunda gak perlu bohong ke aku,
Setiap manusia wajar untuk nangis,
Bunda gak perlu sok kuat didepan aku, sekarang aku udah dewasa Bun,
Kalau bunda punya masalah bisa kok cerita ke aku ataupun nangis ke aku" Terlihat bola mata Bunda berkaca-kaca sepertinya sebentar lagi air matanya akan lolos

"Bunda cuma gak pengen kamu khawatir sayang"

"Bun,apa yang perlu kita khawatir jika aku,Bunda dan juga ayah ada disini?" Air mata Bunda jatuh tepat aku menyebutkan kata Ayah,
Keluarga ku kini runtuh.

"Bunda hanya kangen ayah,
Sudah lama ayah tidak makan malam dengan kita" Air mata nya terus jatuh seakan rasa sakitnya lebih besar dari tangisannya.

"Bun ayok kekantor ayah,
Kita ajak ayah pulang malam ini" aku mendekati Bunda lalu memeluknya,membiarkan dia menangis sebanyak mungkin.

"Bunda gak pengen ganggu ayah sayang,bunda gak apa-apa kok" Bunda melepaskan pelukanku lalu mulai menghapus air matanya satu persatu kemudian tersenyum padaku.

Bundaku,aku sayang padanya.
Seumur hidupku baru kali ini dia menangis didepanku.

Kau tampak rapuh ketika menangis " Candra

Friendzone [Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang