Part 48

862 29 0
                                    

Apa pedulimu padaku?
Apa artinya aku?
Aku terlalu lelah. " Tasya

Mobil melaju menelusuri jalanan malam ini,
Hatiku terasa sakit, air mataku seperti ingin keluar lagi,
Lelaki yang bersamaku saat ini,
Lelaki yang berada disampingku,
Dia begitu dekat denganku,
Tapi mengapa aku masih susah untuk dilihatnya?

Setelah beberapa menit akhirnya kami tiba dirumah Candra.
Aku masih diam, segera turun dan masuk kerumahnya, meninggalkan Candra.

"aku pulang bun" aku menyapa bunda yang sedang duduk di ruang tamu.

Bunda bangkit dari tempat duduknya.

"Sya kamu gpp?
Bunda ditelfon Candra tadi"

Aku bingung harus menjawab apa,
Mana mungkin aku harus mengatakan yang sebenarnya.
Untung saja Candra yang langsung menjawab pertanyaan Bundanya.

"Tasya gpp kok bun,
Tadi dia beli jajanan terus gak pamit sama aku" Candra sudah disampingku.

"Ihh bikin Bunda panik aja kamu"

"Maaf ya Bun" Kata ku.

Bunda berjalan kearah dapur,
Aku hanya berdiri mematung,
Tak berniat untuk bicara dengan orang yang ada disampingku.

Happy birthday to you
Happy birthday to you
Happy birthday, happy birthday
Happy birthday to you

Aku terkejut, dari arah dapur Bunda dan Ayah berjalan, Bunda yang berjalan sambil memegang Cake ditangannya. ternyata Bunda dan Ayah masih mengingat ulang tahunku.

Senyumku berganti menjadi butiran-butira air mata.
aku merindukan keluargaku.

"Kamu kenapa nangis sayang?" tanya Bunda. Lalu memindahkan Cake ketangan Ayah.

"Hikss,hikss Tasya cuma rindu Mama Papa"

"Jangan nangis sayang, kan ada Bunda,Candra sama Ayah" Kata bunda,sambil mengelus punggungku.

"Oke sekarang make wish,terus tiup lilinya" Ayah segera merubah suasana.

Tasya tersenyum dan langsung make wish dan meniup lilin yang terpasang angka 23.

Setelah itu berjalan seperti biasanya, hanya berbincang-bincang hal yang ringan, tak ada yang lebih spesial dari pengakuan tentang perasaannya tadi.
hari ini terasa melelahkan,setelah acara tiup lilin tadi dan berbincang sedikit kini akhirnya ia bisa bernapas lega karna bisa merasakan empuknya kasur yang ia nantikan.

"Ohiya aku lupa ngabarin Kris" segera aku mencari kontak Kris lalu menelfonnya.

Halo Sya

Mmm Kris,
Kamu lagi dimana?

Lagi dirumah, knp?

Ah enggak, aku cuma mau bilang
Kayanya aku besok pagi baru
balik ke indo

Yaudah kalo gitu,
Nanti aku jemput ya

Ih gausa,
aku bisa naik taksi aja nanti

Udah deh,ntar aku jemput

Aku gak enak sama kamu,
Ngerepotin mulu

Apaan sih,
Kabarin aku ya besok

iyaa Kris

See you!

See you!

Aku tutup ya telfonnya,
i miss you.

Tutt...

"ihh baru jg mau jawab
udah dimatiin, Dasar!" aku melirik jam yang tertera dilayar ponselku,
sudah larut malam, aku harus beristirahat.

***
Bibirnya terangkat membentuk sebuah senyuman, gadis yang baru saja berbicara dengannya melalui ponsel, dia sangat merindukannya.

"Gimana aku bisa gak suka sama kamu?" Kris sedikit bergumam.

"Aku tahu, untuk saat ini
sepertinya...ah sudahlah!" Kris berusaha untuk menyadarkan kembali pikirannya, dia tak ingin terlalu berharap.

Sementara saat ini Candra hanya sibuk menelfon Viola pacarnya itu.
sedari tadi ponsel gadis itu tidak aktif,
Candra khawatir terjadi sesuatu. dia mulai mengetik sebuah pesan.

Viola

Vi
Kamu dimana?
Kenapa hp kamu gak aktif?
Aku gak suka kamu kek gini!
Aku tahu aku salah,
tapi please jangan sakiti diri kamu.
Besok aku ke rumah kamu.
Goodnight, jangan ngambekan mulu

Setelah mengirimkan pesan Candra mulai merasakan tubuhnya membutuhkan istirahat, lumayan melelahkan hari ini.
Candra berharap kejadian hari ini hanyalah sebuah mimpi.

Menangislah jika itu akan memuatmu lebih kuat. "Candra

Friendzone [Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang