Don't forget
.
.
.
Vote and comment
Guys...💞
.
.
.Setelah Haira pergi, aku pun langsung berjalan menuju tempat parkiran. Tak lama kemudian aku sudah berada di tempat parkiran sekolah.
Mataku melirik ke sekeliling parkiran untuk melihat keberadaan Luki. Namun dia tak terlihat, yang terlihat hanya beberapa kendaraan murid yang belum pulang. Aku memutuskan untuk duduk dulu di bangku yang ada di tempat parkiran itu untuk sebentar beristirahat dan jika memang dia tak kunjung ada aku akan pulang saja.
Selang beberapa detik Luki menghampiriku dengan menggunakan motornya.
"Ngaret dasar. Gapain aja lo di dalam kelas. Perasaan lo betah banget di sekolah." tanyanya.
"Ya sorry, tadi ada urusan sebentar. Kalo gue ngaret kenapa coba lo masih nunggu gue?" tanyaku pada luki.
"Ya kan lo mau traktir gue. Udah nih, ayo berangkat" ucap luki yang turun dari motornya dan memberikan kunci motornya padaku.
"Maksudnya apa nih?" tanyaku heran.
"Lo yang bawa motornya! Gue males nanti gue tunjukin jalnanya," jawabnya.
Aku diam beberapa detik setelah mendengar jawaban luki.
"Woi.. Kok diem?"
"Gue... Gak bisa bawa motor," jawabku polos.
"Ya ampun... Bilang dong dari tadi," ucap Luki mengambil kembali kunci motornya dan menyalakannya motornya.
"Ya udah cepet naik!" Titahnya.
Jika kau tanya bagaimana perasaanku saat ini. Mungkin aku hanya bisa mengatakan betapa bahagianya, mungkin terlewat bahagia hingga aku hanya bisa terdiam saat dekat seperti ini denganmu.
Di perjalanan seperti biasa aku dan dia hanya terdiam. Tak satu katapun terucap darinya. Entah karena dia fokus untuk mengendarai motor atau memang dia tidak berniat untuk mengobrol denganku. Apapun alasannya aku tak peduli yang penting hari ini aku bisa bersamanya.
Mila pov🔚Setelah hampir 15 menit menempuh perjalanan Luki memarkirkan motornya di depan sebuah tempat makan bakso. Di sana suasananya seperti di sebuah cafe,meja dan kursinya ditata dengan baik dan indah.
Mila mengikuti luki dari belakang. Luki memang sering mengunjungi tempat itu, terlihat saat seorang laki-laki setengah baya menyapanya.
"A luki kumaha damang?" sapanya dengan bahasa sunda.
"Alhamdulilah damang kang," jawabnya dengan menggunakan bahasa sunda juga.
"Siapa ini teh? Cantiknya." Menunjuk Mila.
"Biasa temen kang namanya Mila," jawab Luki.
"Oh...Neng Mila Kenalin saya pak Doni, tapi sering dipanggil kang Doni." Menjabat tangan Mila.
"Nya Mila kang," jawab Mila yang juga tak mau kalah memakai bahasa sunda.
"Nya sok atuh duduk!" ucap kang Doni sembari pergi.
Keduanya duduk pada sebuah meja dekat jendela di pojok kanan. Mereka pun duduk berhadapan.
"Kang Doni tadi siapa?" Mila memberanikan membuka obrolan dengan cowok itu.
"Kang Doni itu orang yang punya tempat makan bakso ini," jawabnya singkat.
Luki pun memesan menu bakso kepada seorang pelayan.
"Menu baksonya seperti biasa ya, lo gimana?"
"Samain aja."
Tak berapa lama pesanan mereka pun datang. Satu porsi bakso yang sangat menggugah selera dan es teh manis yang segar.

KAMU SEDANG MEMBACA
Care ✔
Teen Fiction#8 peduli 13-06-2019 "Rasa itu hadir tanpa alasan untuk dipertanyakan." "Dasar kutu buku!" Sinis Luki. "Lah ... terus apa masalahnya?" Mila kembali sinis. "Masalahnya gue bosen liatin lo yang terus aja baca buku. Sumpek!" ledek Luki. "Lo ngomong gi...