saling diam

103 19 9
                                    

Awan Pagi terlihat sangat cerah. Mentari masih enggan bergerak tinggi.  Tak lama perlahan-lahan mentari keluar dari tempat persembunyiannya
di ufuk timur.  secercah cahayanya pun dapat terlihat menandakan bahwa pagi akan segera dimulai. Mila sudah tiba di gerbang sekolah nya. Ia kemudian menggendong tasnya menuju ke ruang kelas X Ipa 1 dengan santainya menikmati pagi . Pagi itu di sekolahnya belum terlalu banyak siswa yang berdatangan dikarenakan hari masih sangat pagi.

Dia memasuki ruang kelasnya dan menuju ke bangkunya. Ia langsung mengeluarkan buku novel yang ia beli kemarin dan membacanya di tempat duduk di bawah pohon rindang yang berada di depan kelasnya. Namun saking seriusnya membaca. Ia tak memperhatikan bahwa murid lain mulai berdatangan.

"Hey," tukas Haira mengejutkan mila yang sedang asyik membaca novelnya.

"Kamu ini Ra,  pagi pagi udah ngagetin. "

"Lagian kamu serius banget bacanya sampai ngak memperhatikan sekeliling kamu," ucap Haira sembari duduk di sebelah Mila.

"Emang kenapa sih?" jawab Mila tanpa memperhatikan Haira.

"Kamu lihat aja sendiri, tuh pujaan hatimu datang pagi," tunjuk Haira.

"Tapi bohong! Ya ... kan. Ketebak kalo kamu mau nipu aku." Mila tak percaya dan masih menatap novelnya.

"Siapa yang bohong, orang beneran, Lihat tuh!" Haira membelokan kepala Mila ke samping.

Dadanya berdebar, hatinya merasa tak karuan. Tangannya tiba-tiba dingin seperti akan menghadapi tes lisan. Semua itu dirasakan Mila bila melihat cowok bernama Luki itu.

"Ra, mending kita pergi yuk!" ajak Mila yang mulai gugup saat Luki mendekat.

"Pergi ke mana?"

"Ke mana ajalah yang penting jangan di sini soalnya Luki kayak mau nyamperin ke sini." Mila benar-benar gugup.

"Ih ... apaan. Gak mau, udah di sini aja. Lagi mager tau!" Haira sengaja menahan Mila agar tetap berada di tempatnya.

Akhirnya yang diduga-duga oleh gadis berperawakan kecil itu pun terjadi. Luki singgah dan duduk tepat di depannya. Dan hanya meja yang terbuat dari kayu itu yang memisahkan mereka. 

"Ki, tumben datengnya pagi?" Haira menyapa cowok tampan itu.

"Lagi pengen aja, kenapa, aneh?" Jawab Luki dengan santainya.

"Ya nggak. Tumben aja gitu, ya, Mil?" Haira mencoba mengajak Mila untuk bicara, tapi Mila hanya mengangguk pelan dan tersenyum tanpa melihat ke arah sahabatnya apalagi pada cowok itu.

Luki menoleh pada Mila. Dan mengernyitkan dahinya. Begitupun dengan Haira.

"Gue mau ke kantin, lo mau nitip gak Ki?" Haira mencoba mencairkan suasana.

"Boleh, kebetulan gue belum sempet sarapan. Jadi gue nitip nasi uduk!"  ucapannya mulai ramah.

"Oh ... oke."

"Aku ikut ya Ra?" tawar Mila. Ini kesempatan Mila untuk menghindar dari Luki.

Namun sepertinya, Haira sengaja ingin mereka lebih lama duduk berdua.

"Ee ... jangan. Nanti malah jadi lama. Biar aku sendiri aja supaya cepet gitu." Haira mulai beralibi.

"Tapi....," jawaban Mila terpotong saat Haira kembali berbicara.

"Udah ... duduk di sini yang manis, okee!" Haira kembali membuat Mila kembali duduk.

Tak bisa dipungkiri lagi keduanya kini hanya duduk berdua. Terlihat kecanggungan anatara mereka. Saling diam tanpa bicara.saling membisu seolah ego mereka muncul mengawasi pergerakan satu sama lain.

Hingga Luki mulai menegakkan kepala nya menatap ke arah gadis di depannya itu. Ada perasaan aneh dalam benak cowok itu. Luki kemudian mengambil alih buku yang sedari tadi dibaca Mila.
Sontak Mila langsung terkejut dan hatinya semakin tak karuan.

"Dasar kutu buku!" sinis Luki.

"Lah ... terus apa masalahnya?" Mila kembali sinis.

"Masalahnya gue bosen liatin lo yang terus aja baca buku. Sumpek!"  Ledek Luki.

"Lo ngomong gitu karena lo males dan lo gak tau seberapa besar manfaat dari  baca buku!" Nasihat Mila.

"Gue gak peduli."

"Ya udah sini balikin buku gue!" pinta Mila.

Seketika mata mereka tertuju pada seseorang yang datang mengucapkan, "woii!"

Dialah Reyhan Adipati ,yang juga teman sekelas mereka berdua, termasuk cowok ganteng dan keren sama seperti Luki, namun bedanya reyhan tidak secuek luki. Ia dikenal ramah dan baik.

"Ow ... selow aja kali. Kalian kompak bener reaksinya," ucap Reyhan.

"Reaksi? Lo kira kimia!" sunggut Luki.

Reyhan pun tersenyum manis.

"Tumben lo dateng pagi Ki? Biasanya juga lima menit mau bel baru nongol ya gak Mil?" tanya Reyhan sekaligus meminta persetujuan dari Mila.

Mila hanya tersenyum menanggapi pertanyaan sekaligus pernyataan dari Reyhan.

"Terserah gue kali. Hidup-hidup gue kok lo yang ngatur," jawab Luki agak sinis.

"Selow ... kali. Kan gue cuma tanya doang."

Hehe gaje ya ....😅😁sorry ....lanjutin ya😊😊

  
                     

Care ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang