Takdir

23 1 0
                                    

Jangan lupa
Vote and comment🌟

Jangan siders🙅

Happy reading💛

2 tahun kemudian....

Gadis yang kini berumur 21 tahun sangat menikmati kuliahnya di Bandung. Hari-hari ia lewati dengan santai walaupun ia jauh dari orang tuanya.

"Halo Mil, mama sama papa udah nyampe loh di rumah kakakmu di Jogja, kamu kapan mau ke sini?" Tanya ibunya Mila di sambungan telepon.

"Alhamdulillah Mama sama papa udah nyampe, kayaknya aku gak bisa cepet ke sana soalnya aku masih ada jadwal kuliah ma, nanti aku pasti hubungin mama kalo mau ke sana."

"Ya udah. Kamu di sana jangan cape-cape nanti sakit lagi."

"Iya ma, siap!"

"Udahan dulu ya Mil telponannya, assalamualaikum!" Ucap ibunya Mila mengakhiri panggilannya.

"Walaikum salam."

Mila melanjutkan langkahnya menyusuri jalan kota bandung menuju kampusnya yang tak jauh dari tempat ia tinggal.

                         ***

Pagi harinya ia pun bersiap menuju stastiun kereta api. Yaps..Mila memilih menggunakan kereta api dibandingkan dengan Angkutan lainnya.

Ia memasuki gerbong kereta api dan duduk didekat jendela. setelah kereta itu melaju, Mila memandang ke arah luar jendela. Ia kemudian mengambil buku diarynya dari tas ranselnya. Ia pun mulai menodai bagian kertas putih tersebut dengan tinta bolpoin kesukaannya.

#L.A.

Aku tak pernah menyesal mengenalmu...bahkan mencintaimu dalam diam pun dulu aku lakukan...

Bahagianya kala itu,
Saat aku mendengar sebuah balasan dari cinta dalam diam yang aku lakukan.

Sudah lama rasanya kita tak berjumpa, tapi tetap saja rindu ini tetap milikmu, tentangmu. Dan akan selalu menjadi milikmu.

Aku harap kita dapat kembali bertemu,

                                 ***
Mila pun disambut oleh kakaknya dan kakak iparnya di stastiun karena ia baru menapakkan kakinya di kota Yogyakarta ini. Bila tidak ada yang menjemputnya, ia pasti ke sasar.

Tak lama tibalah Mila di rumah kakaknya yang sederhana namun bisa dibilang cukup mewah.

"Akhirnya kamu dateng juga sayang!" Ucap ibunya memeluk anaknya itu.

"Gimana kuliahnya Mil?" Tanya ayah Mila yang juga menghampiri kedatangan anak bungsunya itu.

"Alhamdulillah Pah, lancar dan baik." Mila pun menyalami dan memeluk ayahnya itu.

"Ya udah istirahat sana,kamu pasti kecapean!" titah ayahnya.

"Iya."

"Dika? Udah besar ya kamu," ucap Mila pada keponakannya itu saat Dika menyalaminya.

"Udah...kamu istirahat dulu sana!" Titah Kakaknya.  Mila pun menurutinya karena ia juga memang benar-benar lelah.

Mila masuk ke kamar yang sudah disediakan oleh tuan rumah. Ia langsung membaringkan tubuhnya dan beristirahat.

Usai makan malam bersama keluarganya, Mila langsung menuju kamarnya dan melihat ponsel kesayangannya. Ia sedikit terkejut ketika melihat beberapa panggilan tak terjawab dari Haira dan Juga Reyhan. Tak pikir panjang Mila langsung menghubungi balik sahabatnya itu.

"Halo! Ra. Tadi kamu nelpon?"

"Mil! Semua temen-temen lagi di Jogja, kamu dimana?"

"Wah...kebetulan banget, aku juga lagi di Jogja. Gimana kalo kita reunian?"

"Ada hal yang lebih penting daripada reuni, Mil!"

"Maksudnya?" Jawab Mila penuh tanya di sambungan telepon.

"Luki kecelakaan dan sekarang ia koma, Mil!"

Seketika itu tubuh Mila melemas. Ia sangat terkejut mendengar hal yang tidak pernah ia bayangkan sebelumnya.

Mila langsung menuju ke rumah sakit, tempat Luki berada. Ia ditemani oleh kakak iparnya.

Saat sudah tiba di rumah sakit, ia langsung berlari menuju ruang ICU karena sebelumnya, Haira telah memberitahu bahwa Luki sedang berada di ruang ICU. Ia berlari secepatnya di lorong rumah sakit yang sangat tajam bau obat-obatan yang menelusuk hidungnya, tapi ia tak peduli. Yang ia khawatirkan adalah cowok yang kini pasti sedang terbaring lemah di kasur rumah sakit.

Tak lama ia pun tiba di depan ruang ICU. Ia melihat teman-teman  lainnya yang sudah berada di sana. Tampak disana, Reyhan, Hilya, Haira, Nia, Andi, Dani, Bian dan juga Danu. Mereka terlihat muram.

"Rey? Gimana keadaan Luki sekarang?"
Reyhan hanya menggeleng pelan. Mila benar-benar tidak mengerti. Ia pun masuk ke ruang ICU tersebut. Namun ia tak menemukan Luki di dalam sana, ia pun kembali menemui teman-temannya.

"Dimana Luki?"

"......" tak ada yang menjawab, semua terdiam.

"Ra, kamu bilang dia di ruang ICU, tapi sekarang kemana dia?" Ujar Mila sambil menggoyangkan tubuh sahabatnya itu.
Namun ia juga tak mendapat jawaban dari Haira, Haira hanya hanya mengelus pundak Mila dan berkata dengan lirih,"Kamu yang sabar ya, Mil!"

"Maksudnya apa? Kenapa kalian malah diam terus? Kemana Luki? Keadaannya gimana?" Isak tangis pun terdengar dari gadis itu.

"Kenapa? Luki dimana? Kenapa kalian diem? ...hiks..hiks...."

Mila terduduk di salah satu bangku. Air matanya tak pernah berhenti mengalir. Ia benar-benar tak mengerti, kenapa teman-temannya tidak ingin memberitahu keberadaan Luki.

Aku memang ingin bertemu kembali denganmu, tapi bukan seperti ini keadaannya. Aku ingin kita bertemu tanpa ada rasa takut dan sedih yang tergambar dari wajah kita, melainkan tergambar kebahagiaan.

Rindu ini memang menyiksa, tapi kehilanganmu itu akan lebih jauh menyiksa diriku sendiri.

                                 ***
                         Bersambung

Kira-kira Luki kemana ya? Kok gak ada di ruang ICU.
Jangan-jangan....Luki?😵😱
Kalo penasaran stay terus ya sama part selanjutnya 😊

Jangan lupa juga vote ya🌟
Gak susah kan cuma tekan bintang aja🌟

See you💛
MiRhyni

Care ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang