Sumber masalah??

43 6 0
                                        

Don't forget
.
.
.
Vote
And
Comment

Happy reading💛

Luki memasuki pekarangan depan  rumahnya yang banyak ditumbuhi tanaman serta bunga-bunga yang menghiasinya. Luki melangkahkan kakinya cepat menghindari ibunya tapi luki tak bisa menghindar. Ibunya kini tepat berada di depannya.

"Luki, kok dateng gak ngucap salam malah nyelonong masuk, ngak lihat apa ada mama di sini," nasehat Lina yang tak lain adalah ibunya Luki.

"Assalamualikum ma," Luki langsung mencium tangan ibunya.

"Kenapa? Kok nunduk terus dari tadi?" ibunya heran melihat tingkah anaknya itu yang sedari tadi menundukkan kepalanya.

"Aku gak papa, Luki masuk duluan ya ma," Luki berniat masuk kedalam rumahnya namun ibunya mencegatnya dan langsung mengangkat kepala anaknya itu.

"Luki. Kenapa muka kamu?" Kini ibunya terkejut melihat wajah anaknya yang dipenuhi luka pukulan.

"Kamu berantem lagi?" lanjut ibunya khawatir.

"Biasa ma," jawab Luki tak ingin ibunya khawatir.

"Berantem sampe babak belur kok dibilang biasa. Ayo duduk mama obatin," Lina mengajak anaknya duduk di taman yang tak jauh dari halaman  rumahnya itu.

"Bi surti tolong ambilkan air es dan kain untuk mengompres," titah Lina pada Bi surti.

Segera Bi surti datang menghampiri Dan membawakan Air es beserta kain untuk mengompres.

"Aduh...Aden Luki kenapa mukanya?" tanya Bi surti.

"Biasa Bi. Jagoan," jawab Luki sekenanya.

"Den Luki bisa saja," Bi surti kemudian berbalik menuju dapur.

Lina mengobati luka yang ada di wajah anaknya itu. Sesekali Lina dengan sengaja mengobatinya dengan menekan keras wajah luki sehingga anak itu meringis kesakitan. Lina tampak kesal dengan kelakuan anaknya yang selalu begini. Tak ada kemajuan.

"Kalo papa kamu tau, dia pasti bakal marah sama kamu?" tukas mamanya.

"Papa emang selalu marah terus sama aku ma."

"Itu karena kamunya yang susah dinasehatin."

"Kayaknya papa gak sayang sama Luki," tanyanya menatap ke depan.

"Hussh...jangan ngomong gitu. Papa sayang sama anak-anaknya termasuk kamu, papa juga sayang sama Kamu, papa selalu marah sama kamu karena itu sebagai bentuk kasih sayang papa ke kamu," mamanya menjelaskan.

Luki hanya mengangguk mendengar mamanya.

"Kamu gak mau cerita kenapa kamu bisa berantem kayak gini ke mama?"tanya mamanya. Luki tak bisa menghindar dari pertanyaan mamanya, akhirnya ia ceritakan alasan kenapa ia berantem sama temannya sendiri, Reyhan.

"Mama tau anak mama ini lagi jatuh cinta," ucap Mamanya.

Luki tersenyum mendengar perkataan mamanya barusan.
"Tapi...kamu harus kontrol emosi kamu dan jangan mengambil keputusan saat hati kamu sedang marah karena itu takkan menyelesaikan masalah," lanjut mamanya menasihati Luki.

Care ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang