Hujan memang selalu punya ruang untuk dikenang
-MilaHujan kini tak lagi mengguyur, namun moment tak terlupakan, ia terus terngiang-ngiang di benak Mila. Sepanjang jalan ia terus tersenyum. Bahkan tak pernah berhenti tersenyum.
Tepat di depan rumah Mila, luki menghentikan motornya."Makasih Ki," ucap Mila pada luki yang sudah mengantarnya pulang.
Luki hanya menatap Mila dengan senyuman yang tampak bahagia."Besok aku jemput!" pinta Luki.
"Ceileh pake aku-kamu ngomongnya" goda Mila. Luki hanya tersipu malu mendengarnya dan berkata, "serius aku jemput besok!"
"Boleh, tapi kamu ngak inget, kamu kan masih di skors?" Tanya Mila.
Luki menepuk jidatnya seraya berkata, "astagfirullah, lupa. Kalo kamu gak ngomong, mungkin besok aku sekolah." Mila terkekeh.
"Oh..iya...nih jaketnya." Mila mulai melepas jaket Luki yang dipinjamkan olehnya tadi.
"E..gak usah. Udah simpen aja buat kenangan. Aku pengen lihat kamu pake jaket pacarmu ke sekolah." Luki tersenyum.
"Bisa aja kamu, kamu kan gak sekolah, dan pastinya gak akan lihat aku," Mila tersenyum malu.
"Kan aku bisa nyuruh Andi untuk fotoin kamu, besok."
"Ada-ada aja."
"Serius, pake ya?" Pinta Luki.
"Pake gak ya?? Ngak ah, malu."
"Malu? Kenapa harus malu? Kamu malu gitu jadi pacar cowok tampan ini," Luki mengusap rambutnya kebelakang dengan so-nya.
"Ganteng??? Sombong banget," Mila tertawa kecil.
"Pake ya?" Luki memohon.
"Iya..iya..bawel banget. Udah sana pulang udah sore takutnya hujan lagi."
"Baik boss!!" Luki mengangkat tangannya seolah hormat, kemudian langsung melenggang pergi menggunakan motornya. Mila tersenyum dan tertawa melihat kelakuan cowok itu,yang kini menjadi pacarnya. Serasa mimpi namun ini memang nyata. Cintanya kini terbalas. Senyum selalu terukir di wajah Cantik Mila. Tak pernah ia bayangkan bisa mengenang hujan lebih dari rintikan air saja namun juga semua moment yang tercipta saat hujan turun.
*****
Hujan lagi-lagi mengguyur bumi pada malam hari. Mila masih berusaha memahami rumus-rumus Fisika, yang benar-benar harus mengutamakan logika. Bila sudah tak ia mengerti Mila pun menyerah paling kalo mau ia akan tanyakan pada Indah, temannya yang ahli dalam soal-soal dan rumus Fisika. Jujur saja Mila lemot kalo soal hitung-menghitung.Mila berdecak dan menghembuskan napas kasar, tanda bahwa ia menyerah dengan semua soal-soal Fisika yang diberikan gurunya untuk dijadikan PR. Sejenak ia termenung, namun tiba-tiba notifikasi dari hpnya terdengar. Mila memang sudah mengaktifkan data selulernya untuk bertanya pada indah melalui via WhatsAap.
LukiAndrian
Hai cinta👋MilaMaudia
Dih..lebay😝LukiAndrian
Ya udah...kalo sayang gimana?😆MilaMaudia
Luki!!!apalagi itu.😤LukiAndrian
Kalo tayang? Bebeb? Gimana??😅MilaMaudia
Itu parah lebaynya Luki!!LukiAndrian
Iya-iya canda kali beb😆
KAMU SEDANG MEMBACA
Care ✔
Teen Fiction#8 peduli 13-06-2019 "Rasa itu hadir tanpa alasan untuk dipertanyakan." "Dasar kutu buku!" Sinis Luki. "Lah ... terus apa masalahnya?" Mila kembali sinis. "Masalahnya gue bosen liatin lo yang terus aja baca buku. Sumpek!" ledek Luki. "Lo ngomong gi...