"Hey, betah banget di sini Mil?" goda Haira saat datang membawa sebungkus nasi uduk pesanan Luki."Bukannya betah. Malah eneg gue di sini," Jawab Mila kesal.
"Lhoh kok gitu. Apa karena gue Mil?" Reyhan bertanya dengan sedikit khawatir.
"Bukan, tapi cowok di sebelah lo tuh!" Sindir Mila dengan matanya melirik ke arah Luki.
"Luki maksudnya?" Tanya Reyhan meyakinkan.
"Ya iyalah siapa lagi kalo bukan DIA," ucap Mila dengan penekanan pada kata 'Dia'.
Luki hanya diam tak bicara sedikit pun. Ia masih memegangi buku milik gadis yang menyindirnya itu. Kemudian ia beranjak dari duduknya.
"Kemana Lo?" Tanya Reyhan saat Luki beranjak pergi.
"Mau makan. Kalo di sini gak selera makan karena ada si kutu buku!" Luki berlalu pergi setelah mengucapkan balasan sindiran dari Mila. Ya kata buku yang dimaksud Luki adalah Mila.
Mila sontak kesal dan cemberut mendengar perkataan Luki sebelum ia pergi.
"Ciee udah mulai sindir-sindiran nih," bisik Haira tersenyum senang.
"Apaan sih Ra." Mila masih tampak kesal.
"Kalo dijadiin buku bagus tuh Mil. Nanti judulnya Cinta si kutu buku tak berkacamata," Ucap Haira antusias dengan khayalannya.
"Hah?"
"Kenapa? Bener dong. Kamu kan si kutu buku yang tak berkacamata nya!"
"Haira!!!" Mila kembali kesal atas ledekan dari Haira.
"Lagi pada ngomongin apaan sih," Reyhan langsung berbicara karena sedari tadi ia hanya memperhatikan kedua temannya itu.
"Ehhh....kita lagi ngomongin kutu buku tak berkaca...," ucapan Haira terpotong karena Mila langsung membekap mulut Haira.
"Eumm..gak kok Rey. Kita lagi becanda aja," Jawab Mila langsung melepaskan tangannya dari mulut Haira. Haira pun sedikit kesal.
"Oh," jawab Reyhan singkat.
"Kenapa harus dibekap sih kan aku agak pengap Mila!" Protes Haira kesal.
"Ya lagian mulutnya kayak ember bocor aja," bisik Mila.
"Ih...," Haira mengernyitkan dahinya.
"Mil, itu ada sesuatu di rambut lo!" Ucap Reyhan tiba-tiba.
"Mana? Apa?" Mila menyentuh rambutnya.
"Itu. Maaf!" Reyhan pun meraih sesuatu di kepala Mila.
Kejadian itu dilihat oleh Gina Anastiya. Seorang siswi cantik yang menempati ruang kekas X IPS 1. Ia dikenal sedang dekat dengan Reyhan Adipati. Tampak kecemburuan dari raut wajahnya. Kemudian ia melanjutkan langkahnya. Tak ingin berlama-lama melihat kejadian itu.
"Ehemmm," Haira pun berdehem pada Mila dan Reyhan.
"Kenapa Ra? Keselek?" Tanya Mila dengan polosnya.
"Ngakkk," jawab Haira singkat.
"Ya terus tadi?"
"Nya biar kayak di film-film gitu. Kalo lagi ada adegan sweetnya pasti ada yang berdehem, Ekhhmmm gitu," kikik Haira tertawa.
"Bisa aja lo," Reyhan ikut tertawa. Begitupun dengan Mila sembari mengelengkan kepalanya.
****
"Mil? Hari ini kira-kira lo bisa gak anter gue ke toko buku?" Tanya Reyhan saat Mila sedang sendiri di kelas.
"Mau ngapain? Tumben ke toko buku?" Mila balik bertanya.
"Ya emang salah gitu kalo gue mau ke toko buku?"
"Ya agak aneh sih."
"Jadi, lo mau gak nganter gue?"
"Mau aja sih, tapi kenapa harus gue?"
"Ya lo kan sering ke toko buku makanya gue ngajak lo, masa gue harus minta anter sama Pak satpam kan gak mungkin!"
Mila tertawa mendengar alasan Reyhan. "Iya sih. Tapi tumben?"
Reyhan menghembuskan nafas kasar dan berkata, "lo nanya-nanya mulu. gue serasa diintograsi polisi!"
"Ya abis tumben banget ngajak gue!"
"Oke, jadi lo mau kan?" Tanya Reyhan memastikan.
"Oke, gak masalah tapi lo harus anter gue pulang!"
"Siip. Pasti!"
Percakapan mereka tak terhenti di situ. Reyhan terus saja mengajak Mila mengobrol. Sesekali Mila tertawa karena beberapa candaan Reyhan. Reyhan memang selalu mampu membuat siapa saja yang di dekatnya merasa nyaman termasuk gadis itu. Bila Mila merasa sepi, Reyhanlah yang akan meramaikan suasana hati Mila. Entah kenapa? Tapi Reyhan merasakan sesuatu yang berbeda saat di dekat Mila. Perasaan senang dan bahagia saat melihat Mila tersenyum bahkan saat tertawa apalagi senyum dan tawanya karena dirinya.
😉😉❔❔
Maaf nya gaje terus...😊.maaf kalo feelnya ngak dapet ...
Ditunggu komennya
Next jangan?😊

KAMU SEDANG MEMBACA
Care ✔
Fiksi Remaja#8 peduli 13-06-2019 "Rasa itu hadir tanpa alasan untuk dipertanyakan." "Dasar kutu buku!" Sinis Luki. "Lah ... terus apa masalahnya?" Mila kembali sinis. "Masalahnya gue bosen liatin lo yang terus aja baca buku. Sumpek!" ledek Luki. "Lo ngomong gi...