Happy reading💛
Ragu?
Salahkah aku bila meragukan dirimu?
-Mila M.RMila kini diam, hatinya terasa sakit melihatnya. Ia kemudian langsung melangkah pergi. Ia tidak suka melihat Luki dan Sherin. Bukan hanya status pacaran dengan Luki tapi juga hatinya kecewa, hatinya dan pikirannya mulai tersirat keraguan terhadap Cowok itu, tentang cintanya, tentang gombalannya, dan tentang semuanya yang ia katakan.
"Eh...Mil, mau kemana?" Tanya Nia yang menyadari Mila pergi begitu saja dengan muka yang ditekuk.
"Kenapa Tuh anak, tiba-tiba kayak gitu?" Haira ikut berkomentar.
Nia hanya menggeleng dan matanya melirik ke arah lain.
"Ra, itu...Liat, Luki bukan sih?" Nia menarik Haira agar melihat yang ia sedang lihat memastikan bahwa pandangannya tidak salah.
"Hah!! Iya...itu sih Luki!" Jawab Haira dengan kaget.
"Pantes muka Mila ditekuk kayak kertas lecek, jadi ini penyebabnya," ujar Nia.
"Iya, kamu bener, tapi siapa cewek itu? Tapi itu gak penting sekarang, Kita harus nyusul Mila," ucap Haira khawatir.
Nia dan Haira pun menyusul Mila. Mereka mencari Mila di semua sudut taman. Hingga mereka akhirnya bisa bernapas lega karena bisa menemukan Mila. Ia sedang terduduk di bangku taman, dengan tatapan yang tidak bisa dijelaskan. Ia menatap lurus ke depan, pastinya mungkin memikirkan pacarnya yang bersama cewek lain.
Nia dan Haira pun duduk di dekat Mila. Mila hanya menyapa kedua sahabatnya itu tanpa semangat.
"Mil, aku tau kenapa kamu seperti ini!" ujar Haira.
"Kenapa? Aku baik-baik aja kok," elak Mila.
"Jujur Mil!! Kita juga tadi lihat apa yang kamu lihat tadi!" Nia menatap sahabatnya itu.
Mila hanya menatap kedua sahabatnya kemudian menunduk dan berkata,"Aku gak tau aku harus gimana, Ra, Ni."
"Kamu gak boleh berpikiran yang aneh-aneh bisa aja kan cewek itu sepupunya Luki," Nia coba menasehati.
"Bukan Ni, dia Sherin, mantan Luki," jawab Mila.
"Jadi itu yang namanya Sherin, Mil," Haira kaget mendengarnya.
Mila hanya mengangguk.
"Mil, udah jangan dipikirin terus. Kamu gak boleh buru-buru menyimpulkan yang tidak-tidak. Mungkin mereka berdua ada urusan jadi ketemuan disini. Kamu tau kan Mil, banyak cinta yang putus di tengah jalan hanya karena ketidakpercayaan!" Nasehat Haira memberikan dukungan agar sahabatnya itu tidak bersedih.
Banyak cinta yang putus di tengah jalan hanya karena ketidakpercayaan.
Kalimat yang baru saja dilontarkan Haira membuat Mila sadar dan mengingat sesuatu yang pernah Sherin ceritakan padanya bahwa Hubungan Luki dan dia waktu itu putus karena ketidakpercayaan Sherin kepada Luki.
Mila berpikir bahwa Ia tak seharusnya seperti ini. Ia akan menunggu Luki menceritakan pertemuannya dengan Sherin nanti. itu pun kalo ia mau menceritakannya, kalau tidak? Entahlah ia tidak tahu.
****
Bu Widia, guru matematika di kelas XI Ipa 1 memasuki kelas dengan membawa kertas ulangan yang telah tertera Nilai. Semua harap-harap cemas menantikan kertas ulangan mereka, menunggu berapakah nilai yang akan mereka terima, termasuk Mila karena ia merasa sangat tak percaya diri saat mengisi ulangan itu.
Satu persatu murid sudah mendapatkan kertas ulangannya. Dan Mila juga telah mengetahuinya. Ia sangat kecewa dengan nilai yang ia dapatkan.
"Yang masuk KKM hanya Indah dan Tia. Ibu harap yang lainnya dapat melakukan remedial secepatnya pada ibu. Dan Hari ini kita akan melanjutkan pembahasan pada bab selanjutnya," ucap Bu Widia menjelaskan.
Tak terasa 45 menit pembelajaran Matematika wajib pun telah selesai. Mila pun terduduk sibuk memperbaiki jawaban ulangan yang baru saja dibagikan beserta teman-teman lainnya.
Delapan menit kemudian Mila telah selesai memperbaiki ulangannya. Ia pun berencana menuju ruang guru untuk menyerahkan remedialannya sekaligus milik teman-temannya.
"Ra, ayo anter aku ke ruang Guru!" Ajak Mila pada Haira.
"Ngaa..ah...aku laper banget nih Mil, aku mau ke kantin sekarang kan udah jam istirahat, kamu sama Nia aja tuh!" Elak Haira.
"Eh...apaan.. aku juga laper kali mau ke kantin emang kamu aja Ra! Maaf Mil. Aku bener-bener laper banget dari pagi belum makan Mil," elak Nia juga.
"Sebentar aja kali, kalian ini...," ucapan Mila terpotong.
"Ayolah Mil, kasiahanialah kita yang udah kelaparan. Gimana kalo kita pingsan di jalan terus nantinya malah ngerepotin kamu lagi," melas Haira dan juga Nia.
"Lebay banget kalian...ya udah deh terserah..," Mila pun terpaksa melangkah sendiri ke ruang guru.
"Mau nitip gak??" Teriak Nia pada Mila yang mulai berjalan sendiri.
"Gak usah!!!" Ucap Mila sedikit kesal sembari melirik sebentar Kedua temannya itu.
"marah kayaknya tuh anak!" Ujar Nia pada Haira.
"Udah...tenang aja Mila itu gak akan bisa marah. Paling keselnya sebentar terus baik lagi, udah yuk let's go to kantin!!" Ajak Haira yang sudah merasa keroncongan perutnya.
Di saat sedang menyusuri koridor sekolah menuju ruangan Guru, Tiba-tiba Luki memanggil Mila dan menghentikan langkah Mila. Ia berdiri dengan sok nya dihadapan pacarnya itu.
"Kantin yuk!" Ujar Luki dengan senyum manisnya.
"Kamu duluan aja. Aku mau nganterin dulu remedialan ini!" Jawab Mila jutek.
"Ya udah...nanti ke kantinnya udah nganterin itu. Sini aku bantuin!" Luki ingin mengambil kertas yang Mila pegang.
Namun Mila menolaknya dan berkata,"Gak usah!! Aku bisa sendiri kok, kamu ke kantin aja duluan. Aku gak laper kok!""Ya udah...aku pesenin buat kamu ya?" Pinta Luki dengan sabar walau jawaban Mila begitu cuek padanya.
"Gak usah Ki! Aku bener-bener gak laper!" Jawab Mila jutek.
"Tapi kamu harus tetep makan Mil, nanti bisa-bisa kamu sakit!" Ucap Luki khawatir.
"Ngakk Ki," jawab Mila singkat.
"Kamu kenapa sih? Kok kamu jawabnya sinis terus?" Tanya Luki mulai heran.
"Plese Ki, aku lagi gak mau berdebat. Aku lagi pusing mikirin nilai tadi dan aku mohon jangan bikin aku tambah pusing!" Tegas Mila.
"Oke...tapi aku hanya mengingatkan Mil, kalo kamu selalu ingin mendapat nilai besar kamu gak akan pernah merasa puas sampai kapanpun." Luki diam sejenak lalu melanjutkan perkataannya,"Kamu harusnya bersyukur bisa mendapatkan berapun nilainya yang penting kamu telah berusaha semaksimal mungkin. Kamu tau kenapa? Karena belum tentu orang lain bisa mendapatkan nilai yang cukup dari kamu atau bahkan malah buruk dari kamu. Jangan selalu membuat diri kamu pusing sendiri Mil! sebab kegagalan mengajarkan diri kita agar mengintropeksi diri bukan malah menghakimi diri sendiri," Tegas Luki panjang lebar.
Luki kemudian berbalik pergi meninggalkan Mila yang hanya bisa diam mendengar celotehan Luki barusan, tapi itu lebih tepatnya nasihat Luki untuk pacarnya itu.
kegagalan mengajarkan diri kita agar mengintropeksi diri bukan malah menghakimi diri sendiri!!!
-LukiAndrian****
Stay terus ya...
Jangan lupa tekan bintangnya....gak susahkan cuma tekan bintang nya? Gak dong pastinya😉Plese jangan siders...ya readers...💞
See you💛
MiRhyni

KAMU SEDANG MEMBACA
Care ✔
Teen Fiction#8 peduli 13-06-2019 "Rasa itu hadir tanpa alasan untuk dipertanyakan." "Dasar kutu buku!" Sinis Luki. "Lah ... terus apa masalahnya?" Mila kembali sinis. "Masalahnya gue bosen liatin lo yang terus aja baca buku. Sumpek!" ledek Luki. "Lo ngomong gi...