20.1 Feelings

2.7K 124 2
                                    

Tekan⭐

Gratis kok ga bayar hehe

Happy read💗

🌈🌈🌈🌈🌈

"BANGSAT!!"

Alex mengumpat setelah ia melempar ponselnya ke arah lantai hingga retak. Mendengar telepon dari Rafa yang membuatnya bertambah marah, ia berusaha tidak perduli dengan bullyan yang menimpa gadis cupu itu. Namun bukan halnya yang sekarang, perasaan itu tumbuh begitu saja di dalam hatinya ia ingin melindungi gadis itu, tak akan ia biarkan seorang pun melukainya walau barang setitik.

Keesokan harinya Alex berjalan tergesa-gesa tasnya pun ia sampirkan ke bahu, sesekali pula ia berlari. Banyak pasang mata yang mengaguminya, ada juga yang menatapnya heran karna pertama kali bagi mereka melihat anak brandal sekolah itu datang pagi-pagi begini biasanya juga jam 7 baru sampai ke sekolah. Dapat hidayah darimana kah seorang Alexi Reynand datang ke sekolah jam 6 pagi?

Pasti ada yang tidak beres pikir mereka yang tak sengaja berpapasan dengannya di koridor. Ada yang menyapanya namun Alex tidak menghiraukannya yang ia fokuskan hanya satu hanya memastikan gadis cupu itu baik-baik saja. Para penggemarnya berteriak histeris melihat Alex yang berlari dengan cucuran keringat terjatuh di pelipisnya. Sekarang yang terpenting adalah gadis yang ingin ia temui sekarang hanyalah satu yaitu gadis yang selalu memenuhi kepalanya.

Brak!

Seseorang meringis saat Alex menabraknya, buku yang ia pegang jatuh berhamburan di lantai koridor. Alex menatapnya benci, tatapan yang selamanya tidak akan pernah berubah, tatapan tajam mata Alex seakan membunuh siapa saja yang menatapnya.

"Alex bantuin napa?" gerutunya karena Alex tak kunjung membantunya untuk berdiri. Wajah Alex datar seperti biasa, ingin sekali ia membunuh gadis yang terjatuh di hadapannya ini.

Bianca, gadis yang mengejarnya dari kelas 10 lalu itu menggerutu sebal, ia berdiri dengan menghentakkan kakinya ke lantai. Dipungut Bianca perlahan buku paket yang terjatuh, Alex masih menunggunya melihat hal keji apa lagi yang gadis itu lakukan.

"Go away bitch!" teriak Alex dengannya, melihatnya saja Alex sudah muak. Lalu mengapa ia hanya membuang waktunya untuk melihat gadis setan itu?

Bianca mengepalkan tangannya marah, sudah tiga tahun ia berjuang agar Alex menerimanya menjadi kekasihnya namun Alex tidak pernah menggubrisnya. Baiklah, bolehkah Bianca menaruh dendam?

💗💗💗

Alex mendorong pintu yang terbuat dari baja itu dengan tangannya. Melihat ke setiap penjuru sudut ruangan dengan mata elangnya.

"Mana Lani?" tanya Alex sarkas dengan gadis yang tak kunjung berhenti menatapnya membuat emosinya meledak seketika.

"Lo denger gue gak? LANI MANA LANI?" bentaknya dengan gadis berkacamata kotak itu. Gadis itu menunduk takut. "Gue enggak tau. Dia belum datang." jawabnya sesekali mencuri pandang.

Gret!

Bianca menarik kasar tas Lani hingga gadis itu termundur ke belakang saat ia sudah sampai di parkiran. Lani meringis ketika Bianca menjambak rambutnya kencang lalu menyudutkannya di tembok memberi tatapan membenci untuk gadis itu. Lani meneguk salivanya dengan susah payah, Lani takut jika Bianca berbuat macam-macam lagi padanya.

"Gue benci sama lo! CUPU GAK TAU DIRI!" Bianca mendorong tubuh Lani keras hingga suara itu mengejutkannya yang membuat ia menyesal telah melakukannya kepada gadis cupu yang sedang di peluk seseorang sekarang.

🌈🌈🌈🌈🌈

Kita main tebak-tebakan yukk, siapa malaikat Lani kali ini?

Next chapter jawabannya🤗

Makasih loh udah nekan⭐

DAMN! I LOVE YOU! [Revisi-Pending]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang