16.1 Missing You

2.9K 162 2
                                    

Jan lupa voment yaa😚

Selamat membaca🌹

Attention!

Chapter berikut ini mengandung kata-kata keras dan dewasa yang tidak baik dilihat maupun dibaca oleh anak di bawah 18 tahun. Diharapkan untuk para pembaca bijak dalam memilih daftar bacaan, jika Anda belum berumur 18 tahun Anda bisa langsung me–skip chapter ini karena tidak baik untuk kepolosan Anda. Sekian dan terimakasih.

🌈🌈🌈🌈🌈

Tanpa ku sadari, aku telah membuka hati. Membuka hati yang beku dan baru mengetahui apa sebenarnya perasaan cinta dan rindu itu.

~~~~~

Tuk tuk tuk

Lani mengetuk-ngetukan jarinya di meja diselingi dengan menggigit jari telunjuknya, ia memikirkan apa yang Alex ucapkan tadi kepadanya. Semuanya tentang Niall!

Lo itu seharusnya mikir cupu! Mana mungkin cowok playboy kayak Niall jemput lo jangan ngimpi deh lo!

Gue udah ngingetin lo tapi kalo lonya yang nekad apa boleh buat? Jangan nyesel!

Kata-kata itu sungguh nyata, Niall hanyalah orang asing yang masuk ke dalam kehidupannya, baru satu hari ia mengenal Niall dan hal itu tidak di sengaja. Lani menimbang-nimbang kembali perkataan yang Alex ucapkan, sudah lima belas menit ia duduk di kursinya dan pantatnya juga sudah lelah. Dengan perasaan bimbang Lani keluar dari kelasnya menuju pintu gerbang sekolah sepertinya ia harus berjalan kaki ke rumahnya.

"Habis darimana?" tanyanya dengan Lani, sontak Lani menoleh dilihatnya bahwa Niall sudah ada di atas motornya sambil memperhatikan dirinya.

"Buruan naik, udah sore." suruhnya lagi Lani mengangguk dinaikinya motor Niall yang terbilang tinggi bertopang pada bahu laki-laki itu untuk dapat duduk senyamannya.

Dalam perjalanan pulang ke rumah, Niall mengajaknya berbicara walau tidak terlalu di respon oleh Lani karena ia bingung harus menjawabnya bagaimana. Lani menikmati terpaan angin yang mengenai wajahnya, matahari yang terbenam sangat indah di sore hari yang cerah ini. Lani tersenyum senang karena Niall mengajaknya melihat-melihat pemandangan kota menggunakan motornya.

💗💗💗

Alex, Daniel, dan Rafa sedang berkumpul di rumah Alex karena ia yang mengundang mereka untuk datang kesana sepulang sekolah. Sudah lama sekali mereka tidak kumpul begini, apalagi sekarang mereka sangat sibuk. Daniel duduk di sebelah Alex di sofa sambil membawa semangkuk sereal yang ia ambil dari kulkas Alex.

"Lo gak khawatirin dia?" tanya Daniel dengannya, Alex menggeleng, menoleh menatap malas ke arah Daniel, "Dia bukan prioritas yang harus di khawatirin." jawab Alex santai dinikmatinya rokok kesukaannya di sulutnya ia sudah candu merokok, dan merokok lebih susah di hentikan daripada candu obat apalagi candu wanita.

"Emang lo punya orang buat di prioritasin?"

"Gak ada." sahutnya diambilnya sekaleng soda di atas meja kaca yang sudah terbuka.

Daniel menggelengkan kepalanya mendengar jawaban dari Alex sahabat kecilnya sejak masa kanak-kanak. Tak banyak yang tau bahwa Alex sering kesepian karna di pandangan orang adalah Alex pasti hidup bahagia apalagi bergelimang harta namun, sebenarnya ia sangat rapuh daripada yang terlihat. Ia membutuhkan kasih sayang orang tua, ia perlu perhatian orang tua bukan harta. Dari semenjak kecil Alex sudah ditinggal oleh kedua orang tuanya yang selalu sibuk bekerja mencari uang, Alex tidak perduli sama sekali dengan harta, ia hanya ingin kedua orang tuanya hidup sehat dan tidak terlalu mementingkan barang duniawi. Pulang ke rumah saja mereka jarang, apalagi hanya untuk sekadar menanyakan bagaimana kabarnya.

"Woi coeg!" teriak Daniel dengan Rafa yang sedaritadi hanya sibuk memegang ponselnya. Rafa berdesis. "Ngapa lemot!?" sahut Rafa kesal karena merasa terganggu dengan kehadiran Daniel yang ada di sebelahnya.

"Gak di kelas, gak di rumah main game mulu. Pacaran aja lo sono sama Miya ML!"

Rafa menegakkan badannya. "Halah lemot! Sejak kapan lo merhati'in gue? Jangan-jangan lo naksir gue karena wajah gue yang tampan ini?" jawab Rafa asal, Alex yang mendengarnya bergidik ngeri.

"Eh kutil onta enak aja lo! Lo itu bukan tipe gue, tau gak?" beo Daniel kesal.

"Tipe? Tipe lo bilang? Itu sama aja lo suka sama gue lo pikir gue cewek apa?" sentak Rafa marah dengan Daniel membuat mereka berdua perang mulut.

"BACOD!"

Daniel dan Rafa langsung terdiam saat Alex berteriak begitu keras. Mereka berdua saling pandang, Rafa melanjutkan bermain gamenya sedangkan Daniel melihat Rafa bermain game sambil memakan serealnya yang belum habis.

Cupu udah pulang belum yaa?, batin Alex.

"Ngapain sih gue mikirin cupu," ujar Alex pada dirinya sendiri, Rafa yang tak sengaja mendengar gumaman Alex langsung menoleh ke arahnya.

"Kalo lo kangen, cepet hubungin." timpal Daniel, Alex melongo apa ia bicara terlalu keras tadi? Alex menggeleng tegas, dilihatnya ponselnya di atas meja ingin sekali di ambilnya namun ia urungkan.

Alex tertawa hambar, "Hubungin dia? Gak akan!"

Rafa tersenyum sinis. "Pinjem ponsel lo." pinta Rafa, Alex mengernyit. "Buat apa?" tanyanya.

"Udah jangan banyak bacod sini pinjam!" geramnya Rafa merampas ponsel Alex dari tangannya Alex mendumel kesal sedang Daniel memperhatikan drama yang Rafa buat.

"Lo mau ngapain sih Raf?"

"Mau ngehapus nomornya cupu lah apalagi?"

Mendengar jawaban Rafa, Alex langsung mengambil ponselnya kasar. "Kontol!" umpat Alex kasar. Daniel tersenyum simpul, "Gak usah jual mahal, sana telpon!" timpal Daniel.

Alex mencari kontak Lani di ponselnya ia menekan tombol panggilan menghubungi gadis itu, jujur ia mengkhawatirkannya. Di telponnya sekali, namun gadis itu tidak mengangkat, dua kali tidak mengangkat, ketiga kalinya pun sama.

Nomor yang Anda tuju tidak menjawab cobalah beberapa saat lagi.

"Shit!" desis Alex di lemparnya ponselnya ke arah sofa Daniel dan Rafa melirik ke arah Alex dan siap akan berteriak bersama.

"DATANGIN KE RUMAHNYA!" teriak mereka berdua. Alex mendelik tajam ke arah sahabatnya itu mengambil kunci motornya di atas meja dan langsung keluar dari rumahnya meninggalkan kedua sahabat rempongnya itu.

🌈🌈🌈🌈🌈

Omaygot! Hayoloh!

Tekan⭐

Cuman nekan doang kok :)

See ya next chapter ges!

A/N : Sebenarnya Author juga ga pengen kasih kata-kata kasar dan dewasa dalam chapter ini berhubung Author juga masih muda dan polos:( namun karna karakter Alex ini badboy Author kasih beberapa bagian yang memperlihatkan kelakuan dan sikap Alex yang sangat barbar dan keras. Saya harap pembaca sekalian dapat memahami kegesrekan saya akibat pergaulan saya yang bertemu dengan teman" barbar dari berbagai macam bentuk.

DAMN! I LOVE YOU! [Revisi-Pending]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang