Tekan ★ yaa..
Terimakasih sudah membaca😚
🌈🌈🌈🌈🌈
Plak!
Tamparan keras mendarat di pipi putihnya. Tanpa permisi airmata itu kembali jatuh ia menatap wanita paruh baya yang barusan menamparnya. Lani mundur napasnya terasa tercekat di rongga dadanya.
"Jadi kamu yang udah buat anak saya kecelakaan tabrak lari begini hah?!" bentaknya di depan wajah Lani, Lani menggeleng tidak bisa berkata lagi karena rasa sesak di dadanya.
"Bunda udah!" seorang laki-laki berbadan tegap membawa wanita muda itu ke dalam pelukannya. Ia mencaci Lani, memarahi gadis itu.
"Pergi dari sini kamu! Pergi sana! Pergi kamu!" isaknya sambil mengusir Lani. Remuk rasa hatinya Lani berlari keluar dari rumah sakit sambil menangis. Ia sudah seperti orang gila matanya sembab tak tertolong lagi, ia tidak mengenakan sepatu heelsnya ia sama persis dengan gelandangan.
"Kenapa hiks kenapa semua orang tidak suka padaku?" Lani menutup wajahnya dengan tangannya. Ia menangis lagi kali ini lebih parah.
"Lani?" Lani mendongak, "Niall?" ujarnya kaget.
"Kenapa lo nangis?" tanyanya prihatin, Lani menggeleng, "Aku gak papa." jawab Lani dan beralih menatap gadis yang ada di sebelah Niall.
"Dia Anggi tunangan aku." Niall membawa wanita di sebelahnya untuk memperkenalkan dirinya kepada Lani.
Sret!
Hatinya bertambah terkoyak, Niall adalah laki-laki yang Lani sukai. Entah sejak kapan perasaan itu muncul karena perasaan suka tidak pernah memberitahu kapan ia akan datang. Airmata itu tiba-tiba saja menjatuhi pipinya lagi membuat Niall semakin khawatir. Lani membenci dirinya ia benci karena mudah jatuh cinta. Lani sangat membencinya. Tanpa mengindahkan Niall dan tunangannya ia berlari menjauhi taman yang ia singgahi.
Lani berjalan pulang menuju rumahnya dengan berjalan kaki. Kakinya merah dan meletup, sakit semua rasa fisiknya ia lelah ia ingin pergi tidur. Ia berharap bahwa kejadian yang menimpanya malam ini adalah sebuah mimpi buruk. Lani memasuki rumahnya yang sudah reot itu dengan langkah berat dan napas yang tidak beraturan.
💗💗💗
Keesokan harinya di rumah sakit, Daniel dan Rafa pergi ke rumah sakit untuk menjenguk Alex yang dikabarkan sudah sadarkan diri. Pelaku kecelakaan tabrak lari sudah diketahui dan Daniel akan memberitahukannya pada Alex. Mereka masuk ke dalam ruangan bercat putih tulang di sana sudah ada Ibunda dan Ayahanda Alex. Terutama Bundanya yang menangis terharu melihat Alex yang sudah sadarkan diri.
"Lani mana Lani?" tanya Alex dengan suara seraknya. Ia mencari keberadaan gadis itu, keberadaan gadis yang selalu ia bully.
"Gadis bergaun biru malam itu?" tanya Anjani dengan ketus. "Mana dia?!" bentak Alex emosinya naik seketika.
Daniel, Rafa, Anjani, dan Anggajaya Aldebaran terkejut mendengar suara Alex yang cukup keras menggema di ruang VIP itu.
"Gadis itu sudah Mama usir dengan tamparan keras di pipi, dia kan yang buat kamu ketabrak kayak gini!" mendengar jawaban dari Ibunda Alex berhasil membuat mata Daniel, Rafa, dan Alex membulat seketika dengan sempurnanya.
"APA?!" teriak Alex tidak percaya pada pengakuan Ibundanya. Ia turun dari bangkar rumah sakit mencabut paksa selang impus di tangan kanannya.
"Mama tau dia udah cukup lelah Alex bully Ma. Tapi Mama malah salah paham sama dia?" tutur Alex yang masih berdiri sempoyongan akibat staminanya yang belum pulih.
Alex menatap Daniel dan Rafa bergantian, "Udah dapat pelakunya?" tanya Alex sambil berjalan keluar dari kamar rumah sakit. Anjani dan Anggajaya tidak berani melarang Alex yang terkenal keras kepala itu. Mereka membiarkan Alex mencari gadis yang ia sakiti itu pengakuan dari Alex sudah membuat Anjani bungkam ia merasa bersalah karena sudah menampar Lani karena emosi. Padahal gadis itu tidak tau apa-apa.
"Bianca."
Deg!
Nama gadis yang keluar membuat Alex mengepalkan tangannya marah. Ini kasus pembunuhan dan harus dibawa ke pihak berwajib, Bianca harus merasakan akibatnya karena ia sudah bermain-main dengan Alex.
"Anterin gue kesekolah. Gue mau nyari Lani." suruh Alex dengan Daniel mereka berdua menurut menuruti kemauan Alex, sudah dipastikan dari melihat wajah Alex yang sangat pucat menandakan bahwa ia masih sakit. Ia menatap layar ponselnya, menelpon gadis itu tapi tidak aktif menambah rasa khawatir Alex.
Setelah sampai di sekolah, Alex dengan cepat menghampiri kelas Lani ia mendapati Katerine di depan kelas seraya menimang-nimang ponselnya. "Mana Lani?" tanya Alex dengan Katerine.
"Udah dua hari ini dia gak masuk sekolah Lex. Rumahnya juga sepi kayak gak ada orang ponselnya gak aktif." ujar Katerine.
Jadi selama ia berada di rumah sakit selama itu juga Lani tidak sekolah? Kemana gadis itu? Suara cekikan tawa terdengar menggema di koridor membuat Alex menoleh dengan tampang sangarnya melihat ke-3 gadis yang mencari perhatian di koridor.
"Hai Bianca!" sapa Alex. Es krim yang berada di tangan Bianca langsung jatuh ke lantai. Ia mundur perlahan sambil mengecangkan jaket jeans yang ia pakai.
"A--l--eex?" ucapnya terputus-putus. Alex mendekat ke arah Bianca membelai sisi wajah gadis itu. "Kenapa lo takut?" tanya Alex.
"...."
"Mau ngebunuh Lani tapi salah sasaran iya? Masih bisa ketawa yaa setelah sekian banyak dosa yang lo lakuin?" ledek Alex. Bianca diam, ia tau bahwa sebentar lagi ia akan mendekam dijeruji besi. Percuma menyembunyikan kesalahannya toh semalam Daniel dan Rafa memergoki ia memakai mobil yang sama. Katerine dan Fanny menatap Bianca tajam disertai gelengan kepala melihat tingkahnya.
"Masih bisa ketawa setelah apa yang lo lakuin?!"
Plak!
"Gue enggak akan ngebawa kasus ini ke polisi. Tapi gue minta satu hal sama elo pindah sekolah dari sini dan jangan pernah muncul lagi di hadapan gue. Bawa teman-teman lo ini buat angkat kaki dari sekolah ini!"
"Gue enggak suka dibantah. Jikalau lo masih sayang sama kedua orang tua lo, lakuin apa yang gue suruh. Sebelum lo benar-benar mendekam dijeruji besi akibat ulah lo sendiri!" Alex mendorong tubuh Bianca hingga ia terjatuh. Bianca tau ia salah ia mengakuinya. Ia sudah kelewat batas menyukai Alex hingga dengan seribu cara berusaha menggapai laki-laki itu.
Alex mengacak rambutnya frustasi, "Lani dimana lo sekarang?" gumamnya pelan.
🌈🌈🌈🌈🌈
Ada yang pengen bunuh Bianca gak?
Ada yang tau kemana Lani pergi?
Next? Swipe👉
Kadang-kadang tuh sempet kepikiran buat Unpub DILY ini, gak usah di lanjutin tapi gimana yaa😅 kalau mood lagi baik aku ngetik ceritanya. Maaf buat pembaca setia aku kalau lama nungguinnya, trus buat yang siders kapan dong ikut ngevote ceritanya?
See ya!
![](https://img.wattpad.com/cover/154317991-288-k669352.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
DAMN! I LOVE YOU! [Revisi-Pending]
Novela Juvenil[SEBELUM MEMBACA ANDA BISA MEMFOLLOW AKUN PENULIS DULU] AXEL BRAYTON DINATA SHALLYN CARA MENDELSOHN Mereka sudah berteman sejak taman kanak-kanak, saat masih menjadi bocah ingusan. Mereka terlihat lucu dan menggemaskan, namun ketika sudah beranjak d...