12.1 Alex Marah

3.1K 150 6
                                    

Jangan lupa voment😙

Selamat membaca seyengacuu🐣

🌈🌈🌈🌈🌈

Aku mencoba berpikir kritis, berpikir bahwa laki-laki bad dihadapanku ini tidak seburuk dari penampilannya, namun ia sangat jauh daripada harapan. Dia jahat!

Keylani Rianti

~~~~~

Niall

Bawa Black Hawk lo yang gak seberapa itu buat tanding malam ini di base camp Valcon. Gue tunggu pengecut!

Read

"Anjing! Sialan!" sumpah serapah keluar dari mulut berbisa milik Alex. "Sabar-sabar." Daniel menepuk pundak Alex menenangkannya namun ditepis oleh Alex karena ia dalam keadaan black mood.

"Hubungin semua anak-anak buat war sama Valcon!" ujar Alex dan keluar dari ruang kelasnya dengan wajahnya yang memerah marah.

"Lo semua harus dengar!! Kita Black Hawk gak boleh takut sama Jack! Kita satu kelompok disini kita semua keluarga. Kalau ada satu orang yang terluka kita semua bakal care gak peduli lo mau golongan atas, menengah, kebawah kek pokoknya kita semua keluarga di Black Hawk. Jangan ikut club gue kalo kalian cuman mau jadi pengecut!!" ujar Alex saat genknya berkumpul di warung Bu Rusti warung paling pojok dekat pintu gerbang belakang yang jadi base camp mereka di sekolah.

"Black Hawk tak terkalahkan!!" teriak seseorang dari sekumpulan mereka.

"Black Hawk tak terkalahkan!!" suara terdengar satu dua orang.

"Black Hawk tak terkalahkan!!" seperempat dari mereka sudah berbunyi.

"Black Hawk tak akan terkalahkan!!" teriak mereka bersemangat. Alex tersenyum. "Siapa yang mau ikut war malam ini?" tanyanya.

"Semuanya ikut! Terkecuali pengecut!" sahut mereka serempak.

"Malam ini kumpul di sini jam sembilan malam." ucap Alex lalu menyulut sebatang rokok kretek yang ia rogoh dari saku celana sekolahnya.

💗💗💗

"Lan, gue tadi enggak sengaja berpapasan sama anak SMA Pelita." ucap Katerine dengan histeris kepada Lani yang sedang duduk di kursi. "Kok bisa?" tanyanya heran.

"Tadi itu cowok mager di depan warung di sekolah kita. Kayaknya sih temennya Niall, soalnya dia pakai jaket bertuliskan Valcon di belakangnya lengkap sama logonya." jawab Katerine panjang lebar dengan Lani yang masih sibuk bergelut dengan buku paket di atas meja miliknya.

"Aku jadi takut Kate." Lani menutup matanya menghilangkan rasa gemetar yang tiba-tiba datang, "Udah-udah, mungkin itu cowok cuman mau lewat bentar." jawab Katerine berusaha menenangkan Lani agar gadis itu tidak takut.

Lani mengangguk dan menelungkupkan wajahnya ke atas meja. "Astaga, hampir aku lupa!" pekik Lani membuat Katerine terkejut ulahnya.

"Kenapa Lan? Lo datang bulan?" tanyanya ngawur.

"Katerine ihh, bukan! Aku hampir lupa ngasih buku Alex." sahut Lani ia membuka restleting tasnya mengambil buku tulis milik Alex dan segera mendatangi kelas 12 IPA 3 kelas Alex.

Lani mengetuk pintu kelas, menelisik ke dalam mencari orang yang masih ada di dalam kelas mengingat bahwa sekarang adalah jam istirahat. "Alex ada?" tanyanya dengan seorang cowok yang ada di dekat pintu. Cowok itu menggeleng. "Alex gak ada, dia ke warung belakang." jawabnya pendek ia keluar kelas seperti siswa yang lainnya.

Lani memegang buku itu dengan erat lalu melangkahkan kakinya ke warung belakang sekolah. Lani takut kesana karena yang ia dengar di sana adalah base camp Black Hawk penguasa sekolahnya yang hampir satu sekolah mengetahui kehebatan genk tersebut dalam adu jontos di jalanan. Hampir saja Lani pingsan saat sudah berada di dekat warung bagaimana tidak, Alex dengan bebas merokok di sana beberapa dari mereka juga melakukan adegan panas bersama kekasih mereka masing-masing. Namun, mengingat buku Alex yang ada di tangannya Lani harus berani kesana dan menemui Alex. Semua orang di sana menatap Lani penuh tanya untuk apa gadis cupu sepertinya berani kesana sedangkan di sana hanya dia yang tidak masuk hitungan.

"Alex.."

Baru saja Lani hendak berbicara lagi Alex terlebih dahulu mendorongnya hingga ia terjatuh dengan posisi bokong terlebih dahulu mendarat di lantai membuatnya meringis sakit.

"Lo terlalu kasar sama dia!" teriak Daniel dan berjongkok membantu Lani. "Lo gak papa?" tanya Daniel dengannya, Lani menggeleng tanda bahwa ia tidak apa-apa, dipungutnya kembali buku-buku yang terlepas dari tangannya yang berserakan di lantai.

"Siapa yang nyuruh lo ke sini?" tanya Alex dingin.

"Ii--ttu tt--aa--di aku ke kelas kamu nan-" Alex menyela bicara Lani yang terbata, "Gue nanya lo kesini mau apa?!" bentak Alex, Lani hanya menunduk hingga kakinya gemetar.

Hening. Semua terdiam, tak ada yang menjawab termasuk Lani yang di lontarkan pertanyaan oleh Alex hanya ada bunyi angin oleh gesekan dedaunan. Lani ingin berlari secepat yang ia bisa sekarang, namun, jangankan untuk berlari mendongak saja sukar sekali.

Lani menyodorkan buku-buku bersampul itu ke arah Alex dengan tangan yang bergetar, "Aa--ku k-es-ini mau ngantar ini." ujar Lani terbata-bata saking takutnya ia memandang mata tajam milik Alex.

Brak!

Di pukul Alex meja dengan tangannya hingga buku-buku tangannya terlihat begitu jelas. Bisa dilihat bahwa Alex sangat marah, apa karena Lani?

"Lo kan bisa nunggu di depan kelas gue? Siapa lo bisa-bisanya ke sini?"

Lani lupa bahwa dia adalah sampah di sini.

"Aku cuman mau ngantar bu—"

"Gue gak nyuruh lo ngomong bego!" timpal Alex menggeram marah di layangkannya pukulan tangannya ke wajah Lani, namun Rafa dengan sigap menangkap tangannya. Airmata Lani jatuh di pipinya, jujur ia gemetar.

"Kalo lo lagi emosi jangan main tangan! Dia cewek! Pikir panjang man." bentak Rafa dengan Alex, "Kalo lo emosi jangan jadiin orang di depan lo ini sebagai tempat pelampiasan!" teriaknya.

Di hapusnya airmatanya yang jatuh, ia berbalik setelah mengatakan satu kata untuk menutup cerita ini.

"Maaf." gumamnya pelan dan kecil sembari berlari tergopoh-gopoh meninggalkan tempat paling angker menurut Lani dan ia tidak akan pernah menginjakkan kakinya kesana lagi untuk kedua kalinya.

🌈🌈🌈🌈🌈

Selamat malam💋

Tinggalkan jejak gais!

Aku perlu voment dari kalian!

DAMN! I LOVE YOU! [Revisi-Pending]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang