DILY 08.2 - LOVE CONTRACK

3K 161 2
                                    

HALOOO!!!

Sebelum membaca Anda dapat menekan ☆ terlebih dahulu

Terimakasih karena sudah menekan ★

* * *

Lani menatap wajah Axel dengan perasaan kesal karena untuk pertama kali dalam hidupnya Anggita menjewer telinganya dihadapan Axel. Memang perasaan tidak enak hati itu terus menerpa apalagi melihat bagaimana marahnya Axel ketika Lani menggigit telinganya. Saat ini Lani tengah mengobati lebam diwajah Axel akibat berkelahi dengan Ken tadi sore, kadang-kadang laki-laki itu mengumpat bahkan menepis tangan Lani dengan kasar seperti yang dilakukan Axel saat ini.

"Fuck! What are you doing? Pelan-pelan, ini sakit!"

"YA-YA aku tau! Jangan bergerak dan berhenti mengumpat!" Lani menarik diri dan meletakan kompresan ke dalam wadah setelah selesai membersihkan wajah mengesalkan milik Axel. "Maaf karena sudah menggigit telingamu, tapi itu bukan sepenuhnya salahku karena kau yang terlebih dahulu menghinaku!" omel Lani dan menyuguhkan segelas cokelat panas yang sudah ia sediakan. Axel hanya memasang wajah kesal dirinya sempat berpikir bahwa telinganya putus akibat gadis itu.

Cokelat panas dihadapannya tampak lezat dan kebetulan sekali tenggorokannya terasa kering.

Axel melirik arloji ditangannya yang menunjukan pukul 23.45 tengah malam. Tak ada hal yang harus ia lakukan lagi di rumah Lani mengingat alasan dirinya bertamu ke rumah gadis itu adalah ketidaksengajaan dan kebetulan sekali Keylani menggigit telinganya hingga berakhir dipukul oleh Anggita. Axel bahkan tidak mempercayai dirinya sendiri yang tiba-tiba merasa tenang dan nyaman berada di rumah Lani, ibu gadis itu sangat baik dan ramah. Bertamu seperti yang dirinya lakukan adalah pertama kali dalam hidupnya apalagi Axel bertamu dengan melompati pagar rumah Lani ia juga sempat berlaku kasar dan memakinya.

Rumah Lani bisa dibilang kecil walaupun berlantai dua. Beberapa kayu yang menjadi bahan bangunan rumah itu sudah tampak tua, halaman rumah itu cukup besar melihat ada beberapa pohon dan beraneka bunga-bungaan yang tumbuh subur. Interior dan furniturenya tidak mewah dan terkesan biasa saja, cat rumahnya berwarna cokelat gelap ada beberapa lukisan di bagian ruang tamu dipadukan dengan foto keluarga. Saat memasuki kamar Lani suasanya pun tidak jauh berbeda semuanya berwarna cokelat dan hal itu tampak suram bagi Axel karena setaunya kamar seorang gadis akan bernuasa cerah seperti warna putih, biru, atau ungu. Kamarnya tidak terlalu luas dengan satu set tempat tidur, lemari pakaian, meja rias, dan meja belajar dengan rak buku tempel di bagian dinding yang menjadi satu di dalam kamar. Rumah Lani sangat kontras dengan rumah Axel di bagian kamar Axel punya ruang terpisah untuk perpustakaan, ruang ganti pakaian dan kamar mandi yang ada di dalam kamar. Matanya masih melihat sekeliling mengamati benda-benda yang ada di dalam kamar. Lani masih belum kembali setelah membawa kompresan ke dapur.

"Axel, kenapa kau belum pulang?" Axel memalingkan wajah ketika Lani berdiri di pintu kamar dengan terperangah. Sepertinya gadis itu memiliki kepribadian ganda.

Axel mengangkat bahu dengan acuh dan membaringkan tubuhnya di ranjang. "Aku akan menginap di sini,"

"Apa?"

Wajah Lani seketika tegang mendengar penuturan Axel rasa takut kembali menyerangnya apalagi dirinya sangat tahu bahwa Axel sangat kasar dan terkadang tidak berperikemanusiaan. Apa Axel akan menjadikannya objek lelucon seperti yang biasa terjadi di sekolah? Lani menggeleng, menepis semua kemungkinan yang mungkin terjadi pada dirinya malam itu.

Axel melihat bahwa Lani masih tidak bergeming di tempatnya dengan kebingungan– lebih tepatnya ketakutan. Melihat reaksi gadis itu lantas membuat Axel menghampirinya dan terbersit ide jahil dalam kepalanya.

Axel memerangkap tubuhnya di pintu mengunci pergerakan yang akan Lani buat. Gadis itu hanya menunduk sambil memainkan jarinya, Axel tau mungkin dirinya saat ini sangat menakutkan bagi Lani tapi ia tidak perduli ternyata menakuti seseorang menyenangkan juga.

"Keylani, aku punya permintaan padamu..."

Akhirnya gadis itu mendongak dan menatap wajahnya dengan sangat berani. "Apa itu Axel?" ucapnya dengan sedikit gemetar. "Aku ingin kau menjadi pacarku."

Lani tidak bisa menjawab wajahnya yang tampak keheranan dan semakin kebingungan membuat Axel kesal. Lani mengerjap berkali-kali ia mencoba kembali pada realita yang sedang terjadi mungkin saja ini akal-akalan Axel agar bisa menyiksanya.

"Lebih tepatnya love scenario untuk pembuktian pada gadis itu apakah dirinya benar-benar mempunyai rasa cinta padaku walau hanya 1 persen. Aku sudah membuatkan kontraknya dan kau tinggal menandatanganinya,"

Lani mengambil selembar kertas bertuliskan Love Contrack dibagian atasnya. Lani membaca beberapa poin yang diketik dengan rapi.

1. Keylani Rianti sebagai pihak kedua harus menuruti semua keingingan Axel sebagai pihak pertama.
2. Keylani Rianti akan diperlukan jika pihak pertama membutuhkannya dan akan membebaskan pihak kedua jika target telah tercapai.
3. Pihak kedua tidak diperkenankan mempunyai hubungan lain selain daripada pihak pertama.
4. Selama berada di sekolah, tempat umum, dan lain sebagainya jika bertemu dengan gadis itu pihak kedua bersedia melakukan tugasnya sebagai pacar pihak pertama.
5. Pihak kedua tidak diperbolehkan bertemu, bertegur sapa, atau berangkat sekolah bersama dengan Ken.
6. Yang memutuskan berhentinya love contrack ini adalah pihak pertama.

Kening Lani berkerut keheranan. "Tunggu, apa maksudnya dengan poin kelima?" tanya Lani merasa tidak terima. Ken adalah orang pertama yang membelanya jika ada yang membully dirinya di sekolah, Lani tidak akan bisa menjauhi Ken walau Axel yang meminta.

"Setelah menjadi pacarku kau tidak akan bertemu dengan keparat itu, kau ikuti saja dan jangan banyak tanya!"

"Mana mungkin aku menjauhi Ken yang sudah baik padaku!"

"Keylani ingat, kau akan menjadi pacarku!"

Lani meninggikan wajahnya menantang Axel, "YA aku tau! Tapi ini hanya love contrack agar kau bisa mendapatkan hati Shallyn, kau jangan egois Axel pikirkan juga dengan perasaanku."

Benar begitu. Lani kau berhasil mengatakannya.

Axel hampir tidak percaya bahwa gadis yang selalu diam dan tidak berani menatap matanya di sekolah itu sekarang secara terang-terangan membentaknya. Lani tampak kesal membaca poin kelima yang dibuatnya, tujuan Axel pada love contrack hanya satu jika Shallyn tidak bahagia bersamanya maka ia akan membuat Shallyn bahagia dengan Ken. Axel tau bahwa Ken menyukai gadis dihadapannya sekarang ini yang sama sekali tidak menarik.

♠♠♠

Jam menunjukan pukul 04.30 pagi tidak pernah Axel sangka bahwa ia telah tidur bersama dengan Lani malam itu. Mereka tidur bersama satu ranjang dan saling berbagi selimut walau ada guling yang menjadi penyekat diantara mereka berdua. Axel menopangkan kepalanya melihat ke sisi tempat tidur dimana Lani masih tertidur pulas dengan posisi menatap dinding. Lani memang sempat menentang Axel untuk tidur di ranjangnya karena tidak mungkin bagi Lani harus tidur seranjang bersama laki-laki apalagi di rumah ia bersama dengan ibunya. Namun melihat bagaimana keras kepalanya Axel akhirnya dirinya menyetujui untuk berbagi tempat tidur karena tidak mungkin Axel akan melakukan hal-hal yang aneh padanya.

Axel bangkit dari tempat tidur ia berjalan ke arah jendela dan mendapati sebersit sinar matahari dan langit yang nampak cerah walaupun gelap masih mendominasi. 
Tidur ber tidak biasanya Axel bangun sepagi itu namun tidak bisa ia pungkiri bahwa ia tidur nyenyak saat gadis itu tidur disampingnya. Lani masih meringkuk ternyata gadis itu masih dalam posisi membelakangi tubuhnya seperti kemarin dan guling yang menjadi pemisah diantara mereka. Orang-orang mengatakan bahwa seseorang bisa saja bergerak saat tidur namun Axel tak melihat Lani bergerak selama tertidur dan posisinya masih menghadap dinding.

DAMN! I LOVE YOU! [Revisi-Pending]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang