27.1 Bully Berujung Maut

2.5K 117 9
                                    

Tekan⭐

Terimakasih sudah membaca💋

🌈🌈🌈🌈🌈

Alex menatap Lani yang tengah berdiri sambil mencicipi kue manis yang tersedia. Ia mengambil minuman di meja menegak whisky itu sampai habis. Alex sudah terbiasa bila minum-minuman begini minuman bagaikan pelengkap hidupnya. Alex berjalan mendekati Lani berdiri di hadapan gadis itu tersenyum padanya.

"Cupu lo cantik!" ujar Daniel menggoda Lani. Lani tersenyum menanggapi pujian dari Daniel.

"Lani cantik 'kan Lex?" goda Daniel sambil menaik-turunkan alisnya Alex mengangguk, "Iya cantik, tapi cantiknya pakai pakaian orang lain." tutur Alex.

Bianca tersenyum jahat sebentar lagi acara pembullyan akan dimulai apalagi yang memulainya sekarang adalah Alex bukan Bianca atau siapapun.
Tenggorokan Lani tercekat baru semalam Alex berlaku manis padanya dan sekarang ia malah membullynya lagi? Apa laki-laki itu tidak mempunyai hati nurani?

"Jangan kelewatan!" peringat Daniel di sebelahnya melirik pada Lani yang hanya bisa menunduk.

"Orang miskin emang susah ya beli pakaian mahal? Orang tua lo gak sanggup beli? Ayah lo kemana? Sibuk kerja atau sibuk cari wanita?" ejek Alex dengan sangat gamblang dan sadar.

"Lex udah..." peringat Daniel dan Rafa bersamaan, Katerine dan Fanny yang baru datang berniat menghampiri Lani melotot mendengar ejekan yang di peruntukan untuk Lani sahabat mereka.

"Gue selalu ngeliat kalau ada rapat orang tua pasti nyokap lo terus yang datang gue enggak pernah tuh ngeliat bokap lo. Bokap lo gak mati kan?" tanya Alex padanya seraya menyampirkan rambut panjangnya yang menutup wajahnya. Keadaan mulai hening Lani semakin menunduk ia meremas gaun yang ia pakai tanpa berniat menjawab omongan Alex yang malah akan hanya menyakiti hati terdalamnya.

Lani berusaha menyembunyikan suara tangisnya yang akan pecah kala mendengar Alex merendahkan keluarganya dan menjelekan nama Ayahnya. Katerine dan Fanny memberi peringatan kepada Alex agar menyudahi acara bullyannya yang sudah kelewat batas menurut mereka.

"Bokap lo yang pemabuk itu kan? Gue sering tuh ngeliat bokap lo di bar." ujar Alex tak habis-habisnya membully Lani yang hanya akan menyakiti perasaan gadis itu. Katerine hampir pingsan mendengar perkataan Alex yang benar. Selama ini Lani berusaha menyembunyikan identitas Ayahnya agar mereka yang suka membullynya tidak menjelekan Ayahnya.

Alex semakin mendekat ke arah Lani menghilangkan jarak di antara mereka seraya memperhatikan tangan gadis itu yang mencekram gaun birunya airmata Lani menetes begitu saja.

"Lo itu cewek cupu, jelek, dan miskin yang pernah gue temui dan juga masalah bokap lo..."

"Cukup." lirih Lani.

Alex menulikan pendengarannya suasana disana berubah menegangkan Katerine dan Fanny memejamkan matanya berusaha agar Alex menyudahi caciannya.

Alex bersidekap. "Dan apa lo tau cupu? Bokap lo itu kerja di bar milik cowok yang lo sukai si Albert." tuturnya. Bianca tersenyum lebar, ia sangat menyukai Alex yang menindas gadis cupu.

"Bokap lo-"

"UDAH CUKUP!!" bentak Lani ia mendongak dengan airmatanya yang terus-terusan turun membasahi kedua pipi putihnya. Semua orang terkejut mendengar suara Lani yang nyaring. Ini yang Katerine dan Fanny takutkan mereka takut jika Lani yang hanya diam orang-orang membullynya menjadi marah tanpa terkendali.

Lani terisak, "Udah puas Lex? Udah puas kamu ngebully aku? Udah puas kamu nindas aku? Udah puas kamu ngehina aku? Sudah puas kamu ngehina keluarga kecilku terutama Ayahku? Udah puas hm?" Lani mendorong Alex, ia menatap manik mata terluka milik Lani.

"Dengar ya Lex! Kamu itu enggak sadar sama kehidupan kamu sebenarnya. Kamu kaya karena kedua orang tua kamu yang mati-matian kerja buat kasih yang terbaik buat kamu. Kamu memang punya segalanya tapi ingat semuanya juga bisa Tuhan rampas dari kamu! Keluarga kecilku gak pernah ngemis minta uang sama keluarga kaya seperti kamu!" teriak Lani ia mundur. Tangisannya pecah, semua orang mendengarkan apa yang terjadi selanjutnya semua bagikan bungkam tak berani mendekat.

"Sekali saja coba kamu rasain gimana rasanya di posisi aku. Dibully, dibentak, ditindas, dimarahi, diabaikan, diteriaki. Sekali saja coba kamu rasakan rasanya jadi aku! Kamu kuat enggak? Yakin kamu kuat di posisi aku? Kamu gak pernah tau kehidupan aku sebenarnya. Aku kerja paruh waktu buat ngebantu Mama aku! Sekali lagi jangan pernah menjelekan nama keluarga aku kalau kamu memang enggak tau kejadian sebenarnya."

"Kamu tau Lex? Kamu adalah laki-laki paling jahat yang pernah aku temui di hidup aku. Jika Tuhan mengizinkan aku ingin berada di tempat yang jauh agar tidak melihat wajahmu itu lagi!" teriak Lani berlari keluar begitu saja dari dalam rumah Katerine meninggalkan pesta ulang tahun Katerine yang mulai riuh akibat ulah Alex.

Alex mengejar Lani ia merasa bersalah dengan gadis itu apalagi saat melihat Lani menangis sekeras-kerasnya. Ia sudah kelewatan menghina Lani, teringat saat-saat dimana ia membullynya dulu, Lani tak pernah melawan atau bahkan dendam kepada Alex. Tidak, tidak pernah sama sekali. Jika Lani berani melawannya berarti Alex sudah kelewatan membully Lani bullyan Alex sudah sampai ke tahap hati kecil Lani.

"LANI!!" teriak Alex mengejar Lani yang terus-terusan berlari ke arah jalanan yang ada di depannya.

Lani menengok ke belakang, "Ngapain kamu?!" tanya Lani yang terus-terusan menangis.

Alex berteriak membuat Lani berhenti berlari, "Lani! Awas!" mobil honda jazz berwarna putih dari arah depan melaju dengan kencang dan...

Kcitt brak!

"Alex.." lirih Lani.

"Alex!!" teriak Lani.

Alex terkulai lemah di aspal, kepalanya berlumur darah segar. Lani memangku kepala Alex, tangannya bergetar saat Alex tak sadarkan diri.

"Seseorang tolong aku!" teriak Lani tak lama setelah ia berteriak Daniel dan Rafa menghampiri mereka terutama Alex.

"Gue yang bakal ke rumah sakit sama cupu. Lo kejar mobil yang nabrak Alex." suruh Daniel ia menggendong Alex membawanya masuk ke dalam mobilnya. Lani takut Alex kenapa-napa. Ia jadi teringat bagaimana dulu ketika Albert melindunginya karena Bianca yang ingin membunuhnya.

Mobil milik Daniel tepat berhenti di rumah sakit berteriak meminta pertolongan suster untuk membawa Alex ke Unit Gawat Darurat. Lani mengikuti kemana suster dan Daniel ia takut Alex kenapa-napa. Semua salahnya.

"Maaf Anda tidak bisa masuk." larang suster dengan Lani yang ingin masuk melihat keadaan Alex. Lani mundur ia menangis terisak di kursi tunggu, Daniel menenangkan Lani.

"Gue udah nelpon orang tuanya buat kesini, lo tetap di sini nungguin Alex. Gue mau datangin Rafa ngejar mobil yang nabrak Alex." Daniel bangkit dari duduknya ia pamit dengan Lani dan berlari keluar dari rumah sakit itu.

"Kamu bodoh Lex." lirih Lani.

🌈🌈🌈🌈🌈

Gimana nih?

Ada yang ngeship

#AlexLani gak?

Masih mau lanjut?

DAMN! I LOVE YOU! [Revisi-Pending]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang