15.1 Trending Topic

2.9K 153 10
                                    

Sok dibaca atuh😚

Jangan lupa ⭐nya yaa!

Luv yu!

🌈🌈🌈🌈🌈

Ada kalanya saat bersedih ditimpa oleh rasa senang dan begitu sebaliknya. Bohong, jika perasaanku tidak berbunga. Apa ini perasaan cinta?

~~~~~

Tin Tin Tin!

Suara klakson motor terdengar di depan rumah milik Lani. Lani yang hendak keluar dari rumah dengan cepat mengurungkan niatnya saat melihat laki-laki brandal di depan rumahnya.

"Siapa? Kok pintu gak di buka?" tanya Ranita saat melihat Lani bersembunyi di balik gorden. Lani menggeleng, ia berharap bahwa Ranita tidak akan membukakan pintu untuk laki-laki itu.

Ranita mengernyitkan keningnya. "Siapa?" tanya Ranita lagi, namun Lani masih enggan menjawab ia berjalan ke arah pintu dan membukanya.

Ciklek!

Mati aku, batin Lani.

Ranita terdiam sesaat melihat Niall, dilihatnya laki-laki itu dari atas kepala sampai ujung kaki. Ranita menggaruk tekuknya yang tidak gatal ia memanggil Lani agar segera menemuinya.

"Morning!" sapa Niall dengannya, "Ngapain kamu kesini?" tanya Lani tak senang ada Niall di rumahnya.

"Mau ngajak berangkat sekolah bareng, cepetan naik udah jam setengah tujuh." ujarnya dengan refleks di tariknya tangan Lani menuju motornya, di suruhnya Lani menaiki motor sportnya yang berwarna hitam itu.

"Pegangan ntar lo jatuh."

"Aku pegangan dimana?"

Niall mengulum senyum, dilihatnya ke belakang sebentar melihat Lani yang masih kebingungan, "Peluk gue." ujarnya dan langsung meninggalkan rumah Lani setelah Niall berteriak pamitan dengan Ranita.

💗💗💗

Motor Niall tepat berhenti di depan gerbang sekolah Lani, mereka jadi sorotan perhatian terlebih Niall yang bersikap mesra dengan Lani. Saat ia turun, tak habis-habisnya beberapa siswi menatapnya beberapa dari mereka merasa iri karena Lani berhasil di ajak berangkat sekolah bersama oleh Niall.

Saat Lani berjalan ingin masuk ke gerbang, Niall menarik tasnya membuat gadis itu termundur ke belakang. "Pulang sekolah gue jemput, jangan kemana-mana apalagi sampe lo pulang duluan." ujarnya. Lani mengangguk patuh akan suruhan Niall ia juga tidak tau kenapa ia menurutinya.

Saat Lani mulai masuk ke gerbang sekolahnya ia bertemu Albert. Albert langsung memalingkan wajahnya saat berpapasan dengannya, hati Lani rasanya dihujamkan benda tajam sakit teramat sakit perasaannya. Sampai detik ini ia tidak tau apa kesalahannya dengan Albert sehingga Albert begitu tega mengacuhkannya dan malah membullynya seperti yang lain.

Apa mungkin Albert marah dengan Lani karena ia yang menyebabkan Albert terluka?
Lani tak tau, sampai sekarang perasaannya tetap sama terhadap Albert walaupun Albert berpacaran dengan Zira, perasaan itu masih tetap ada namun, Lani berusaha agar perasaan itu hilang karena hubungan mereka yang rusak entah apa penyebabnya.

Karena hubungan yang retak tak akan bisa di bangun lagi.

"Eh cupu lo tadi dicari Alex, temuin dia di base campnya." ujar seorang gadis cantik teman sekelas Lani.

Lani mengernyitkan keningnya dan berjalan terus ke arah kursinya. Fanny dan Katerine tak ada di bangku mereka masing-masing mungkin mereka berdua pergi ke kantin. Lani melepaskan tasnya dari bahunya memasukkannya ke kolong mejanya dan menelungkupkan wajahnya di atas meja.

"Lani! Lani! Lo harus tau berita ini!" teriak Katerine saat sudah masuk ke dalam kelas. Lani mendongak karena kaget mendengar suara besar milik Katerine, "Berita apa Kate? Heboh banget yaa?" tanya Lani dengannya dengan wajahnya yang masih terlihat kaget.

Katerine duduk di samping Lani sedangkan Fanny hanya berdiri di samping Katerine sambil melempar snack yang mereka beli dari kantin, menatap wajah Lani yang seperti orang bodoh karena manyun pagi-pagi buta begini. "Heboh banget! Lo tau siapa yang jadi berita utama?" tanya Katerine padanya sambil terus bercerita.

Lani menggeleng sembari menatap wajah Katerine dan Fanny bergantian. "Elo Lan! Lo itu jadi topik utama di sekolah kita, waktu gue sama Fanny di kantin tadi hampir semua orang bicarain lo karena lo deket sama Niall anak SMA Pelita!" teriak Katerine antusias sampai-sampai air liurnya mengenai wajah Lani.

Lani menunjuk dirinya sendiri karna tidak percaya akan omongan Katerine, sejak kapan orang-orang yang tidak perduli padanya jadi membicarakan dirinya seperti ini. "Kate, kalo kamu cerita itu inget-inget, air liur kamu kecipratan ke muka aku nih." gerutu Lani dengan Katerine yang tertawa lepas, "Sorry, habis gue semangat juga sih!" ujarnya masih bersemangat.

"Dan lo tau? Alex minta nomor ponsel lo sama gue tadi!" timpal Fanny yang mendapat pelototan mata dari Lani, ini wajib tidak di percayai apalagi berbicara tentang manusia tampan berhati iblis seperti Alex.

"Minta nomor ponselku?" tanya Lani tak percaya walau sebenarnya ia juga tak terlalu bersemangat membicarakan laki-laki itu.

Katerine dan Fanny mengangguk antusias. "Iya, lo bawa ponsel Lan?" tanya mereka berdua serempak sambil memperhatikan Lani, "Ada, kenapa?" tanyanya tidak begitu mengerti untuk apa mereka menanyakannya.

Fanny menyentil jidat Lani, merasa gereget dengan kelemotan otak gadis itu. "Coba lo cek ponsel lo kalo aja Alex itu ngechat lo Lan!" jawab Fanny sedikit kesal.

Lani mengeluarkan ponselnya dari saku roknya. Tak ada notif di sana layarnya hitam pekat menandakan tak ada telpon tak ada juga sms masuk.

"Enggak ada noti—"

Tling!

+62895336777130

Jam istirahat temuin gue di base camp.

Katerine dan Fanny yang penasaran langsung merebut ponsel Lani dari tangannya di baca mereka pesan masuk itu dengan cepat.

Fanny mendengus. "Gue kira dia akan sms, lo mau gak jadi pacar gue–eh ternyata." jawab Fanny asal tanpa tau bahwa gadis berkucir itu menatap tajam dirinya.

"Emang dia pikir Lani anak genk Black Hawk apa? Pakek base camp segala." beo Katerine tidak terima. Lani menggaruk tekuknya yang tidak gatal tak selang berapa lama guru yang mengajar hari ini masuk ke kelas Lani dan memulai pembelajarannya yaitu Sosiologi.

🌈🌈🌈🌈🌈

Ada yang ngeship #LANINIALL?

Tinggalkan jejak!

Tekan⭐

DAMN! I LOVE YOU! [Revisi-Pending]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang