23.1 Trouble

2.5K 126 1
                                    

Tekan★

Selamat membaca+++

🌈🌈🌈🌈🌈

Tok Tok Tok!

Lani diam, ia melihat pintu kamar Alex yang terketuk. Malu kembali menjera dirinya apalagi saat bibirnya bersatu dengan bibir Alex. Lani tak menggubris ketukan pintu, karna ia tau pasti itu Alex.

"Non, ini Bibi. Bibi masuk yaa." ucap Bi Nunik ia membuka knop pintu.

Lani terperangah perkiraannya salah bukan Alex yang mengetuk pintu kamarnya melainkan pembantu di rumah Alex, Lani meringis malu bodohnya ia tidak membukakan pintu tadi.

"Kok Non belum ganti baju?" tanya Bi Nunik heran.

"Dia mah emang suka gak pakai baju Bi." jawab Alex santai, ia baru saja masuk kamar. Lani yang mendengar itu membulatkan matanya.

"Hahah, emang iya Den?" Bi Nunik tertawa membuat gadis cupu itu memejamkan mata menahan malu. "Iya Bi, dia emang gak tau malu. Udah jelas-jelas di samping pintu itu udah ada tas kecil dalamnya baju masih aja gak dia pakai." kekeh Alex, Alex tertawa? Benarkah? Lani adalah orang yang paling beruntung karena bisa melihat Alex tertawa.

"Bibi keluar aja. Masakin Mang Udin makanan biar gue aja yang beri makan unggas yang satu ini." ucap Alex seraya mengusir Bi Nunik keluar kamarnya. Bi Nunik tertawa melihat ekspresi Lani yang sebentar lagi akan meledak.

"Lo gak mau ganti baju? Apa perlu gue yang pakein buat lo?" tanya Alex lagi sambil bersedekap.

Lani melotot. Ia beranjak dari kasur dengan langkah kesal menuju pintu mengambil tas kecil di samping pintu, lalu membawanya ke kamar mandi dan memakainya.

Tak selang berapa lama Lani keluar dari kamar mandi rambutnya terurai karena masih basah. Lani celingak-celinguk mencari keberadaan tasnya tapi tak membuahkan hasil.

Alex menepuk tempat duduk di sebelah kanannya di sofa. "Duduk dulu cupu." titah Alex namun Lani tak mengindahkan suruhan Alex, ia malah duduk di ranjang sambil menatap Alex seakan-akan ingin bertanya kepadanya untuk apa menyuruhnya duduk di sebelahnya.

Alex menatapnya datar. "Lo yang kesini atau gue yang ke—" ucapan Alex terpotong karena Lani menyelanya, "Iya-iya aku yang kesitu." dumel Lani. Ia beranjak menghampiri Alex lalu duduk dengan menjaga jarak di keduanya. Lani mengernyit saat melihat tatapan tajam Alex.

Apa yang salah? Lani membatin.

Apa karena tempat duduknya? Iya, itu benar. Lani mendekat dengan Alex merasakan bahwa detak jantungnya kembali berdisco di dalam sana. Mengapa di saat-saat genting seperti ini ia malah merasakan rasa panas di pipinya dan perutnya serasa diputar?

"Nih makan." ucap Alex sembari memberikan nampan berisi bubur dan teh panas di atas nampan. Lani mengambilnya dari tangan Alex dan memangkunya.

"Alex, tas ku dimana yaa?" tanya Lani pada akhirnya memecahkan kehingan yang sempat mendera mereka berdua. "Tas lo? Lo pikir waktu lo ke rooftop tadi pagi lo bawa tas?" tanya Alex sedikit flat padanya.

Skakmat.

"Eh? Enggak aku gak ada bawa." jawab Lani cengengeesan ia merasa malu, jikalau tau Alex akan balik bertanya lebih baik Lani tak menanyakan perihal tasnya pada Alex apalagi melihat wajah datar dan sinis itu. Alex tak menjawab begitu juga Lani yang tidak berharap Alex menjawab pembicaraannya.

Ponsel Alex bergetar diiringi dengan nada panggilnya membuat Alex dengan cepat merogoh kantong celananya ia membawa ponselnya menjauh saat melihat nama yang tertera di atasnya.

"Kenapa Raf?" tanya Alex saat panggilan itu tersambung.

"Lo ngeliat Instagram gak Lex?" tanya Rafa di seberang telepon.

Ini ga penting.

"Jadi lo nelpon cuman nanya hal yang unfaedah itu Raf?" tanya Alex terheran ia berdesis dan hendak mematikan telepon sepihak namun Rafa berteriak.

"Jangan dimatiin dulu coeg! Ini penting tau gak lo? Bianca sekarang lagi live di IG trus ngaku-ngaku pacaran sama lo. Apa lo pikir itu kabar gak penting? Semua menyaksikannya Lex, berita itu bakal kesebar besok seantero sekolah." jawab Rafa dengan gemas di seberang telepon.

"Apa?!" teriaknya ia mematikan sambungan telepon sepihak dan bergegas langsung membuka aplikasi media sosial miliknya yang berwarna merah muda keunguan itu.

Bianca_queen sedang melakukan siaran langsung. Ketuk untuk bergabung.

Tanpa aba-aba Alex langsung menekan lingkaran foto Bianca dan bergabung di siaran langsungnya itu terlebih Alex langsung mengkomentari siaran Bianca ia memarahi gadis cabe itu karena sudah mengaku-ngaku menjadi pacarnya.

Respon Bianca? Ia tidak perduli dengan komentar Alex di siaran langsungnya melihat Bianca yang sama sekali tidak meresponnya membuat Alex geram dan meninggalkan live Bianca. Ditamparnya tembok di hadapannya karna tidak bisa menahan emosinya tangannya pun sudah berdarah, ia berdiri di balkon kamarnya mengepalkan tangannya dan bersiap akan memberi pelajaran pada Bianca.

🌈🌈🌈🌈🌈

TERIMAKASIH SUDAH MAMPIR DAN MEMBACA❤

See ya next chapter!

DAMN! I LOVE YOU! [Revisi-Pending]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang