32.1 Rasa Bahagia

2.3K 112 7
                                    

Jangan lupa vomentnya!

See ya!

🌈🌈🌈🌈🌈

Albert bingung karena Key menyuruhnya untuk menjemputnya pulang padahal jam pulang sekolahnya sekitar dua jam lagi. Albert tidak bertanya karena melihat raut wajah Key yang begitu ditekuk, ia mengemudikan mobilnya pelan sambil mendengarkan musik dari tape mobil. Ponsel milik Key berdering terus-terusan sedaritadi membuat gadis itu kesal ia mengambil ponselnya lalu menonaktifkan ponselnya. Albert tertawa geli.

"Katanya pulang besok kok hari ini datang?" tanya Key, "Papa pengen cepat ketemu sama kamu Lan."

"Panggil gue Key," suruh Key.

"Key?" ulang Albert, Key mengangguk. "Iya, gue gak pengen pakai nama panggilan gue yang dulu Al, gue gak pengen ngingat masa lalu gue lagi." ujarnya murung. Albert mengangguk paham. Gadis itu pasti belum bisa melupakan masa kelamnya saat ia dibully. Mobil milik Albert memasuki pekarangan rumah milik Key, Albert dan Key turun dari mobil. Ranita menyambut kedatangan mereka berdua.

"Kok kamu pulang cepat Key?" tanya Ranita. "Gak belajar Ma, jamkos." jawabnya cepat.

"Gimana kabarmu Albert?" tanya Ranita mempersilahkan Albert masuk ke dalam rumah, disana Papanya dan Ayah Key sedang berbincang di ruang tamu Albert menyalimi punggung tangan kedua orang itu lalu duduk di sebelah Papanya.

Key menaiki tangga rumahnya cepat menuju kamarnya mengganti pakaiannya lalu turun ke bawah menemui Abrisam.

"Ini Lani?" tanya Abrisam, "Iya Om." jawabnya tersenyum. "Orangnya cantik." ujar Abrisam membuat Key merasa salah tingkah karena dipuji oleh Papa Albert.

"Jangan dipuji Pa ntar bajunya makin kegedean." canda Albert, Key memukul lengannya. "Sirik yee!" Key memeletkan lidahnya.

"Key ada James diluar," ujar Rudy. "Suruh aja pulang!" ketus Key. Ia beranjak dari duduknya.

"James masuk aja!" suruh Rudy, Key melotot. "Ayah!" teriaknya tak lama James muncul dari daun pintu dengan baju seragamnya yang masih melekat di badan.
James masuk menyalimi punggung tangan Rudy, Abrisam, dan juga Ranita.

"Key," Key berjalan cepat menaiki tangga. "Apa? Pulang sana!" usir Key kesal.

"Key, dengerin dulu." pinta James memelas. Ranita menggeleng melihat tingkah mereka berdua, "Malas, pulang sana!" Key berlari menghindar dari James yang terus-terusan mengejarnya.

Grep!

"Key, maafin aku." James memeluk Key dari belakang membuat Key tidak dapat bergerak.

"Key, aku cemburu sama cowok yang meluk kamu tadi siang. Dan sekarang dia ada di rumah kamu dan itu buat aku salah paham. Maaf karena aku udah salah paham sama kamu, aku minta maaf," paparnya menyesal, Key melepas tangan James yang memeluk perutnya ia menangkup sisi wajah James dengan telapak tangannya.

"Aku maafin, kamu tau James? Kayaknya aku suka beneran sama kamu hehe."

"Be mine Key," ujar James ia memeluk Key lagi.

"I'm yours James."

"Gak marah lagi kan?" tanya James hati-hati karena takut Key akan marah lagi padanya. Key menggeleng, "Udah enggak. Kamu udah makan? Kita makan malam sama Mama dan juga Ayah." ajaknya menarik lengan James untuk menuruni tangga rumahnya. Key berjalan sambil menggandeng lengan James untuk turun terutama ke arah dapur dimana Rudy, Ranita, Abrisam, dan Albert akan makan malam bersama.

Uhuk Uhuk Uhuk!

"Aduh Ayah kalah romantis sama Mama nih," goda Rudy ke arah Key yang terus-terusan menggenggam tangan James. Key hanya tersenyum senang ke arah Rudy. "Makanya Ayah jangan sampai kalah sama Key, Ayah harus sering-sering manjain Mama dong!" kekehnya lalu tertawa. Semua orang tertawa mendengar godaan Key yang dilontarkan untuk kedua orang tuanya.

Hening. Semua mencicipi makanan mereka masing-masing. Key menyuapkan steak daging ke mulut James membuat laki-laki itu menggeleng.

"Malu Key," bisiknya pelan.

Key tertawa renyah. "Kamu bisa malu juga yaa James, waktu kamu nembak aku trus aku tolak berapa kali aja kamu kayak gak punya muka. Trus ini waktu aku nyuapin kamu di depan Mama, Ayah, sama Om Abrisam kamu malah malu. Ngakak!" tawanya.

"Key.." peringat James sambil melotot ke arahnya. "Aduh!" pekik Key saat James mencubit pinggangnya.

Tpuk!

"Key!"

"Rasain!"

James mengejar Key yang berlari di sekitar meja makan membuat suasana makan malam menjadi ramai akibat ulah pasangan muda itu.

Gue senang lo bahagia sekarang Lan, batin Albert.

Albert melihat tingkah Key dan James lalu mengabadikan moment itu di ponselnya.

"Aku pamit pulang Om, Tante, dan Albert." pamitnya setelah mencium punggung tangan orang tua dan bersalaman ala laki-laki dengan Albert.

"Yaah James ngambek, sorry." sesal Key dengan wajahnya yang manyun, James menggeleng. "Aku gak marah kok, ini udah malam seharusnya aku pulang." ujarnya Key mengangguk membenarkan ujar James. Ia mengantar kekasihnya itu sampai ke depan rumah, Key melambaikan tangannya sambil tersenyum manis ke arah James.

"Hati-hati!" petuah Key sebelum suara deruan mobil James meninggalkan pekarangan rumahnya.

🌈🌈🌈🌈🌈

ADA YANG KANGEN SAMA ALEX GAK?

GESER👉

Author sibuk banyak tugas😥 maaf kalau pubnya lama trus typoan dimana-mana.

Aku lagi ada waktu luang jadi ngetik ceritanya, makasih buat yang masih mau bertahan♥

Tungguin chapter selanjutnya :)

DAMN! I LOVE YOU! [Revisi-Pending]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang