08 - Kesalahpahaman

4.7K 603 3
                                    

Jimin tidak pernah berharap dirinya akan dipertemukan kembali dengan pemuda itu, terlebih lagi dengan posisinya sebagai salah satu siswa yang tergabung dalam panitia penyelenggara masa orientasi siswa.

Entah takdir macam apa yang sedang mempermainkan mereka, lagi-lagi Jimin tak tahu. Dari sekian banyak hal yang terjadi hari itu, salah satu hal yang paling ia sesali adalah, mengapa saat kejadian itu, ia tak sadar kalau pemuda itu mengenakan seragam yang sama dengannya? Semula ia tidak terlalu memperhatikan, namun sejak kejadian itu, sosok pemuda itu rasanya terlalu mencolok untuk dilewatkan begitu saja. Bahkan setelah masa orientasi berakhir satu minggu kemudian, sosok pemuda itu masih saja betah membayangi hari-hari Jimin di sekolahnya.

"Hai, kita bertemu lagi," sapa pemuda itu, tiba-tiba menyambangi Jimin di kelasnya suatu hari di jam makan siang.

Jimin memutar bola matanya mendengar nada ramah yang terlalu dibuat-buat itu.

"Kita selalu bertemu, sunbae," koreksinya, dengan memberi penekanan penuh pada kata 'selalu'.

Pemuda itu mematung sesaat sebelum akhirnya ia terkekeh pelan sambil menggaruk tengkuknya yang Jimin yakin sebenarnya tidak gatal. "Wah~ Aku ketahuan, ya?"

Jimin rasanya ingin balas tertawa di depan wajah yang kini menampilkan ekspresi bodoh itu. Bagaimana bisa tidak ketahuan jika pemuda itu selalu mengikuti Jimin dengan terang-terangan? Entah itu saat ia sedang berkumpul bersama siswa lainnya di lapangan, saat ia makan siang bersama teman-teman barunya di kantin, atau bahkan saat ia hendak ke toilet sekalipun, sosok pemuda itu hampir tak pernah luput dari jarak pandangnya.

"Kenapa kau mengikutiku, sunbae?" tanya Jimin, memberanikan diri.

Pemuda itu mengangkat sebelah alisnya tinggi-tinggi, "Kau tanya kenapa?" lalu tertawa dengan cukup keras hingga berhasil menarik perhatian beberapa siswa di kelas itu. "Tentu saja karena aku tak ingin mengabaikan peluang kalau kau akan melaporkan kejadian itu pada orang lain."

Jimin mengangguk-angguk. "Kalau begitu, aku takkan melaporkanmu karena telah menghajar tiga orang hingga tak sadarkan diri, sunbae." Ia tersenyum sambil melipat kedua tangannya di depan dada. "Tapi, aku akan melaporkanmu karena kau telah menguntitku selama satu minggu belakangan ini," tantangnya, setengah mengancam.

Bukannya takut dengan ancaman Jimin, pemuda itu malah tersenyum lebar. Ia mendekatkan wajahnya pada Jimin dan menatapnya lekat-lekat, membuat Jimin harus memundurkan wajahnya karena merasa risih. "Aku jadi semakin tertarik padamu, Chim. Selain refleksmu yang bagus, kau juga memiliki kemampuan observasi yang mengagumkan. Kuharap, kau belum melupakan penawaranku yang waktu itu."

Jimin hendak protes, namun pemuda itu telah berbalik dan melangkah menjauh. "Aku akan sangat menunggu kehadiranmu di lapangan belakang sekolah nanti sore," ujarnya sambil melambaikan tangan, sebelum sosoknya benar-benar menghilang di balik pintu kelas Jimin.

"Ada masalah apa kau dengan Yoongi-sunbae, Jim?" Ong Seongwoo, salah satu teman sekelasnya yang turut menyaksikan kejadian barusan, menghampiri Jimin yang sedang mencak-mencak sendiri di bangkunya sepeninggal pemuda yang akhir-akhir ini ia ketahui bernama Yoongi itu.

Mendapati temannya yang menatapnya dengan khawatir, Jimin hanya tersenyum seraya mengibas-ngibaskan tangannya. "Ah, bukan apa-apa, Seongwoo-ssi," elaknya. "D-dia hanya menyapaku saja."

Seungwoo menatapnya dengan ekspresi kaget. "Kau akrab dengannya?"

Cepat-cepat Jimin menggeleng. "B-bukan begitu. K-kami hanya kebetulan saling mengenal." Dalam hati, ia tak henti-henti merutuki otaknya yang telah membuat mulutnya mengutarakan alasan yang mampu membuat orang lain salah paham.

"Wah~ Benarkah?" Seongwoo tampak terpana. "Kalau begitu, bolehkah aku minta tolong padamu?"

Jimin mulai merasakan firasat buruk saat pemuda jangkung itu tiba-tiba menggenggam kedua tangannya dan menatapnya dengan tatapan memelas. "M-minta tolong?"

Seongwoo mengangguk dengan antusias. "Aku sangat ingin bergabung dengan klub basket yang dipimpin oleh Yoongi-sunbae, Jim. Tapi dari berita yang kudengar, seleksi masuknya sangat ketat. Bisakah kau membujuknya untuk memberi sedikit kelonggaran padaku?"

Jimin mengerjap-ngerjapkan kedua matanya mendengar ucapan Seongwoo. "K-klub basket?"

Seketika itu juga, ia menyadari kalau selama ini, rupanya telah terjadi kesalahpahaman kecil di antara dirinya dan Yoongi.

Atau lebih tepatnya, Jiminlah yang telah salah mengartikan maksud tawaran Yoongi.

...

[POSTED: 13.09.2018]
[EDITED: 08.02.2019]

Story of Suga & Chim || YoonMin [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang