03 - Kejelasan

5.9K 739 18
                                    

Adalah sebuah kesalahan besar bagi Jimin ketika ia menyetujui ajakan Jungkook untuk meminta keterangan dari teman-teman Yoongi.

Begitu kakinya membawa Jimin masuk ke dalam gym indoor yang cukup luas itu, seolah eksistensinya di sana bagaikan sebuah magnet, semua pasang mata langsung tertuju ke arahnya. Membuat Jimin seketika gugup karena tak terbiasa menjadi pusat perhatian. Parahnya lagi, satu-satunya orang yang bisa ia harapkan malah sama sekali tidak membantu. Setelah berhasil menemukan sosok kekasihnya di antara kumpulan laki-laki yang menghuni ruangan itu, Jungkook langsung berlari meninggalkan Jimin yang mendadak linglung tidak tahu harus melakukan apa.

Jimin merutuki adik kelasnya itu dalam hati. Seharusnya ia sadar bocah tengil itu hanya ingin memanfaatkannya sebagai modus untuk menemui kekasihnya, yang mana merupakan salah satu anggota tim basket yang dipimpin oleh Yoongi.

"Wah~ Coba lihat siapa yang datang."

Sebuah suara berat berhasil menghentikan langkah Jimin yang hendak kabur dari ruangan itu setelah merasa sosok Yoongi tidak bisa ia temukan di sana.

Jimin berbalik untuk berhadapan dengan Kim Taehyung, yang berjalan perlahan ke arahnya bersama Jungkook yang sedang menggelayut manja di lengan kanannya. Awalnya ia ingin mencoba sedikit beramah-tamah dengan cara melemparkan seulas senyum, tapi niat mulianya itu seketika hilang saat melihat wajah Jungkook yang menatapnya tanpa raut penyesalan sedikitpun. Sungguh, tangan Jimin jadi gatal ingin menampol wajah itu untuk menghalau ekspresi sok innocent-nya yang membuat Jimin merasa semakin muak.

"Mau mencari Yoongi-hyung ya?" tanya Taehyung, menyadarkan Jimin dari rencana bejat yang ia susun dalam otaknya.

Jimin menyempatkan diri untuk mengirim sinyal mematikan yang entah disadari Jungkook atau tidak, sebelum berpaling pada Taehyung sambil mengangguk kaku. "Y-ya, tapi kurasa dia tidak ada di sini."

Taehyung membenarkan. "Yoongi-hyung sedang ke ruangan pelatih untuk membahas strategi pertandingan besok."

Jimin menggumamkan terima kasih atas informasi yang diberikan Taehyung padanya. "Kalau begitu, aku pergi saja."

Belum sempat Jimin menggeser kakinya barang sejengkal dari ruangan itu, suara Taehyung kembali menginterupsi langkahnya.

"Kenapa buru-buru?" sergah pemuda tinggi berwajah tampan yang notabene-nya merupakan teman seangkatannya itu. "Mumpung kau di sini, kenapa tidak coba kau puaskan dulu rasa penasaran mereka?" usul Taehyung sambil menunjuk sekumpulan rekan setimnya yang masih betah memandangi mereka.

"Apa katamu?" Kening Jimin berkerut samar.

Seolah tidak menyadari aura mengerikan yang menguar dari tubuh Jimin, Taehyung melanjutkan ucapannya dengan santai. "Tidakkah kau lihat? Sepertinya mereka punya banyak pertanyaan untukmu."

"Hell!" Jimin mendadak kehilangan kontrol dan tanpa sadar melontarkan umpatan kasar, yang seketika itu juga meruntuhkan image manisnya dan semakin menguatkan image galaknya pada sekumpulan laki-laki itu. "Asal kau tahu saja! Tujuanku datang ke sini adalah untuk bertanya pada manusia berdarah dingin yang kaujunjung sebagai kaptenmu itu! Bukannya malah ditanyai oleh teman-teman anehmu!"

"Woah, woah~ Santai dong, Jim." Taehyung mundur selangkah seraya mengangkat kedua tangannya di depan dada, membuat gestur pertahanan. Sementara itu, Jungkook yang kaget setengah mati akibat teriakan Jimin, secepat kilat berpindah ke belakang punggung kekasihnya, bersiap melindungi diri jika Jimin tiba-tiba mengamuk.

Jimin mengabaikan pasangan di depannya dan menoleh ke arah kumpulan laki-laki yang langsung berjengit ngeri melihat tatapan membunuh yang ditujukannya untuk mereka. "Kalau kalian merasa penasaran, tanyakan saja langsung pada kapten kalian yang kejam itu! Bukankah kalian sendiri yang memberinya dare bodoh dan memaksanya untuk mempermainkanku?!"

Ruangan yang sejak awal kedatangan Jimin telah berubah hening itu, kini menjadi semakin hening. Tak ada yang berani bersuara karena mereka semua masih sayang nyawa. Pasalnya, Park Jimin yang kini berdiri tak jauh dari mereka terlihat siap mencekik siapa saja yang berani memancing kemarahannya.

"Tunggu, Jim," ujar Taehyung memberanikan diri, setelah Jimin terlihat sedikit lebih tenang. "Sepertinya ada kesalahpahaman di sini."

Jimin kembali menatapnya dengan sinis.

"Mereka semua tidak tahu apa-apa, Jim. Mereka tidak pernah memberi Yoongi-hyung dare ataupun memaksanya untuk mempermainkanmu," jelas Taehyung.

Kerutan di kening Jimin bertambah tajam. "Jadi maksudmu, dia melakukannya atas kehendaknya sendiri?"

Taehyung menyeringai. "Bisa jadi."

"Jangan berkilah!" tuding Jimin. "Jungkook bilang kalau kau menceritakan masa laluku dan Yoongi-hyung padanya! Jadi jangan mencoba membodohiku dengan mengatakan kalau kau tidak tahu apa-apa!"

Seringaian Taehyung bertambah lebar mendengar tudingan Jimin. "Aku 'kan bilang yang tidak tahu apa-apa itu mereka. Jadi, bukan berarti aku juga termasuk, 'kan?" balasnya seraya mengangkat sebelah alis, seolah dengan sengaja memprovokasi pemuda itu.

"Apa sebenarnya yang coba kau katakan, Kim?!" sentak Jimin kesal. "Tolong jangan membuatku semakin bingung dengan penjelasanmu yang berputar-putar seperti itu!"

Taehyung terkekeh geli melihat Jimin yang terlihat frustasi sendiri. "Sepertinya memang lebih baik jika kau menemui Yoongi-hyung, Jim. Akan lebih seru jika kau mendengar penjelasan langsung darinya."

Jimin berdecak seraya berkacak pinggang. "Memang itu yang sedang kulakukan, Kim. Tapi kaptenmu itu malah tidak ada di sini. Apa dia sengaja menghindariku?"

"Kalau begitu, tunggulah sampai dia kembali," saran Taehyung.

Jimin menatapnya tajam. "Aku benci menunggu, tapi aku jauh lebih benci ketidakjelasan. Jika kaptenmu itu memang jantan, suruh dia menemuiku di ruang klub tari setelah ini," ujarnya sebelum berbalik pergi, mengabaikan Jungkook yang berlari menyusul sambil menyerukan namanya.

...

A/N:

Thanks buat yang udah menyempatkan waktu buat baca :)
Chill sayang kaliaaann ><
Good night my fellas <3

[POSTED: 30.08.2018]
[EDITED: 08.02.2019]

Story of Suga & Chim || YoonMin [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang