21 - Calon

3.8K 425 23
                                    

Jungkook memandangi ponselnya dengan perasaan campur aduk. Setengah hatinya merasa kesal karena panggilannya yang tak kunjung dijawab, sedangkan setengahnya lagi merasa khawatir karena tak ingin terjadi sesuatu yang buruk pada orang yang sedang berusaha dihubunginya.

Seraya menarik napas panjang untuk menenangkan diri, jari Jungkook kembali bergerak mencari nama kontak yang sama, dan mencoba peruntungannya untuk yang kesekian kali. Namun, sayangnya, untuk yang kesekian kali pula, usahanya masih gagal menuai hasil yang diharapkan.

"Aish~ Kemana kau sebenarnya, anak ayam nakal?" gerutu Jungkook pada ponselnya, seolah benda tak berdosa itu merupakan perwujudan dari orang yang bersangkutan. Dalam benaknya telah tersusun berbagai rencana keji yang akan digunakannya untuk membunuh orang itu besok, jika sekali lagi panggilannya diabaikan.

Di sisi lain, Jimin yang sedang asyik menikmati es lolinya di salah satu bangku yang tersedia di taman kota, lama-kelamaan merasa terusik karena ponselnya yang tak berhenti berdering sejak sepuluh menit yang lalu. Yoongi yang duduk di sampingnya juga terlihat menampilkan raut wajah tak nyaman akibat suara dering ponsel Jimin yang cukup memekakkan telinga.

"Kenapa tidak dijawab?" tanya pemuda itu akhirnya, setelah lelah mengamati gerak-gerik Jimin yang sedikitpun tidak menandakan kepedulian pemuda itu terhadap ponselnya yang terus menjerit minta diangkat.

"Biar saja, paling hanya orang iseng," balas Jimin santai, sama sekali tak menduga bahwa orang iseng yang dimaksudnya itu kini tengah merencanakan usaha pembunuhan untuknya nun jauh di sana. Bukannya ia berniat buruk dengan mengabaikan panggilan itu, Jimin hanya sedang ingin menikmati momennya bersama Yoongi tanpa adanya gangguan dari siapapun.

"Jangan begitu," tegur Yoongi seraya menyentuh tangan Jimin yang tidak sedang menggenggam es loli. "Coba cek dulu, siapa tahu itu panggilan penting."

Jimin akhirnya mengalah setelah melihat tatapan lembut Yoongi yang berhasil membuatnya luluh seketika. Bergegas ia menghabiskan es lolinya yang masih tersisa sedikit, lalu merogoh tas punggungnya dan mengeluarkan ponsel hitamnya. Begitu ia membaca deretan hangeul yang tertera di layar ponsel itu, wajah Jimin seketika berubah dongkol.

"Ya! Bersyukurlah karena besok kau masih diberikan kesempatan untuk melihat matahari, hyung!"

Belum sempat Jimin mengucap salam, Jungkook sudah mencercanya dengan kalimat yang sama sekali tidak bisa ia pahami maknanya. Dan dari nada suara pemuda itu, terdengar jelas kalau Jungkook juga sedang menahan kesal.

"Apa kau sedang ngelindur, Kook?" balas Jimin sekenanya, mengingat pada jam-jam sekarang ini biasanya sang junior imut bergigi kelinci sudah terbuai ke alam mimpi. Berdasarkan cerita mama Jeon yang pernah Jimin dengar, tak jarang mimpi yang dialami oleh putranya begitu luar biasa sampai ikut terbawa ke alam nyata dan membuat pemuda itu melakukan hal-hal di luar nalar. Jimin sendiri pernah mengalaminya sekali, saat Jungkook tiba-tiba menghubunginya di tengah malam buta hanya untuk menanyakan kemana underwear hitam kesayangannya diselundupkan oleh para agen FBI.

Sementara itu, Yoongi yang masih menatap Jimin dengan was-was, diam-diam menghela napas lega karena sedikit tidaknya ia tahu siapa yang sedang berbicara dengan Jimin di ujung sana.

"Kau dimana, hyung?" tanya Jungkook, kembali ke tujuan semula karena sedang tak berminat untuk membuka sesi debat dengan Jimin. "Apa kau baik-baik saja?"

Jimin mengernyit mendengar nada suara Jungkook yang mendadak berubah khawatir. "Kurasa kau benar-benar sedang ngelindur, Kook. Kenapa kau tiba-tiba jadi perhatian begitu padaku?"

Terdengar erangan kesal Jungkook di seberang sana. "Ah, harusnya aku tak perlu bertanya, karena sepertinya kau lebih dari hanya sekadar 'baik-baik saja'. Sia-sia saja aku merasa khawatir padamu, hyung."

Story of Suga & Chim || YoonMin [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang