Lapangan basket yang terletak di belakang gedung utama Bangtan Junior High School tampak ramai sore itu.
Seleksi tahunan yang secara rutin diadakan oleh klub basket sekolah mereka untuk menjaring bakat-bakat baru yang nantinya akan dipersiapkan untuk mengikuti pertandingan dalam kejuaraan antarsekolah, sebentar lagi dimulai. Jimin bisa melihat beberapa teman sekelas dan teman seangkatannya yang sedang melakukan pemanasan ringan di pinggir lapangan. Sementara dirinya sendiri yang merasa seperti tamu tak diundang di sana, akhirnya memberanikan diri menghampiri sosok sang kapten yang berdiri dengan gagah mengawasi anak buahnya yang sibuk menyiapkan perlengkapan untuk kegiatan seleksi.
Dan seakan memiliki radar yang mampu mendeteksi kehadiran Jimin, pemuda itu menoleh saat Jimin tiba di sebelahnya.
"Ah, akhirnya kau datang juga."
Senyum sumringah di wajah Yoongi mendadak luntur saat ia menyadari kehadiran seorang pemuda lain yang mengekor di balik punggung Jimin. "Siapa pemuda yang berdiri di belakangmu itu, Chim?" tanyanya, melirik pemuda jangkung itu sekilas dengan kening berkerut samar.
Sebelum Jimin sempat menjawab, Seongwoo buru-buru maju dan membungkuk penuh hormat di depan Yoongi. "Kenalkan, sunbae. Saya Ong Seongwoo, teman sekelas Jimin. Saya ingin bergabung di klub basket yang sunbae pimpin, makanya saya datang untuk ikut seleksi sore ini," jelas Seongwoo dengan menggebu, berusaha membuat Yoongi terkesan dengan semangatnya.
Namun sayang, Yoongi sepertinya lebih tertarik dengan pemuda yang sedari tadi memilih diam sambil menundukkan kepala di belakang Seongwoo. Dengan sedikit tak berperasaan, ia mendorong lengan Seongwoo hingga tubuh jangkung pemuda itu tak lagi menghalanginya untuk menatap Jimin.
"Kau sudah mempertimbangkan tawaranku? Sudah siap ikut seleksi?" tanyanya pada Jimin, mengabaikan Seongwoo yang masih terkaget karena dirinya didorong secara tiba-tiba. Bahkan, teman setim Yoongi yang kebetulan berada di dekat mereka bertiga, serempak ternganga melihat Yoongi yang lebih memilih mendekati pemuda yang tak kalah mungil darinya, ketimbang pemuda tinggi yang jika dilihat dari manapun akan lebih berpotensi untuk tim mereka.
"Mungkin Yoongi sudah bosan menjadi pemain paling pendek di tim kita," bisik salah satu pemain yang tidak ingin disebut namanya.
"Kalau setelah ini kau ditemukan tewas, aku akan dengan senang hati menggantikan posisimu di tim reguler," bisik pemain lainnya.
Merasakan adanya sinyal-sinyal yang menandakan akan terjadinya pertengkaran konyol di antara kedua temannya, pemain yang merasa paling waras di antara mereka berusaha menengahi. "Berpikirlah dengan positif. Mungkin pemuda mungil itu sama seperti Yoongi. Walaupun tubuhnya pendek, siapa tahu dia memiliki kemampuan yang hebat sehingga Yoongi lebih memilihnya."
Kedua temannya mengangguk setuju, meskipun sebenarnya mereka kurang yakin.
"Dulu, para sunbae kita juga sempat meremehkan Yoongi saat dia pertama kali bergabung. Tapi lihatlah sekarang, dia sudah mampu membuktikan kemampuannya yang luar biasa itu." Pemain yang tidak ingin disebutkan namanya kembali berbisik, mengenang cerita tentang Yoongi yang pernah ia dengar dari salah satu senior mereka.
"Siapa yang menyangka dia akan sukses membangkitkan nama tim basket sekolah kita yang dulunya sempat meredup," bisik pemain lain menimpali.
"Aku jadi tidak sabar melihat calon pemain yang sudah membuat Yoongi sampai tertarik seperti itu. Dia pasti sangat hebat."
Lagi-lagi, kedua temannya serempak mengangguk.
Mereka hanya belum tahu kalau setengah jam kemudian, mereka harus menarik kembali ucapan mereka.
...
A/N:
Maapkeun kalo terlalu pendek :([POSTED: 15.09.2018]
[EDITED: 08.02.2019]
KAMU SEDANG MEMBACA
Story of Suga & Chim || YoonMin [✔]
Fanfiction[Judul sebelumnya: Diary of Sweet and Swag] Kisah cinta ketua klub basket yang dingin dan cuek dengan anggota klub tari yang manis namun galak. Suga dan Chim. "Sebenarnya kau serius tidak sih mau pacaran denganku?" "Kalau aku tidak serius, mana mung...