23 - Catatan Kecil

2.4K 287 5
                                    

Hyung ….”

Hyung .…”

Hyung!”

Jimin tersentak dan mengangkat wajah menatap Jungkook yang duduk di hadapannya. “Apa?” tanyanya polos, membuat Jungkook yang sedang asyik mengunyah burger—yang dibelikan Jimin sebagai tebusan atas pajak jadian yang ditagihnya kemarin—mengernyit curiga. “Kenapa, Kook?” tanya Jimin lagi karena Jungkook hanya menatapnya dengan intens tanpa melontarkan sepatah katapun.

Mengabaikan raut wajah Jimin yang terlihat seperti orang linglung, Jungkook menelan burger-nya dan menatap sahabat sekaligus seniornya itu dengan tatapan serius. “Jadi bagaimana?” tanyanya, menurunkan kembali volume suaranya yang sempat membuat seisi kantin mendadak hening selama beberapa saat.

“Bagaimana apanya?” tanya Jimin balik seraya menyesap kopinya, sedikit mengernyit saat merasakan sensasi panas sekaligus pahit yang menyapa saraf gustatorinya. Ia memang bukan termasuk salah satu penggemar minuman berkafein itu, tapi saat ini ia membutuhkan minuman itu untuk menjaga kedua matanya tetap terbuka setelah semalam ia gagal menutupnya barang sedetikpun.

Jungkook menghela napas pelan sebelum meraih burger keempatnya. “Kau melamun ya, hyung?” tanyanya dengan nada menuduh. Pemuda bergigi kelinci itu meraih kaleng soft drink miliknya dengan tangan kirinya yang bebas, menyedot minuman itu sedikit, lalu kembali sibuk melahap burger-nya.

“Aku tidak melamun,” bantah Jimin, buru-buru menambahkan saat ia melihat Jungkook hendak membuka mulut untuk memprotes. “Hanya sedang berpikir.”

“Berpikir terlalu keras sampai-sampai kau tenggelam dalam duniamu sendiri dan mengabaikan sahabatmu yang sedang bertanya padamu—begitukah yang kaumaksud?” cerca Jungkook, kemudian mendengus.

“Maaf,” sahut Jimin lirih seraya menundukkan kepala, mencoba menghindari tatapan Jungkook yang semakin tajam. Mendengar nada parau yang terselip dalam suara pemuda itu, nafsu makan Jungkook mendadak hilang. Ia menyisihkan burger-nya yang masih tersisa setengah, menyedot soft drink-nya sekali lagi, sebelum akhirnya memusatkan perhatian sepenuhnya pada Jimin.

“Apa yang sebenarnya terjadi, hyung?” tanyanya pelan, merasa khawatir karena saat ia mulai melontarkan kalimat sadis seperti barusan, biasanya Jimin akan mendebatnya dengan sengit dan tidak pernah mengalah secepat itu. Apalagi sampai meminta maaf dengan raut wajah yang tampak begitu menyedihkan. Meskipun selama ini ia tak pernah menang jika berdebat dengan Jungkook, namun Jimin juga tidak pernah menyerah begitu saja tanpa perlawanan sedikitpun. “Ayolah, hyung. Kau sudah berjanji akan menceritakan semuanya padaku,” desak Jungkook, berusaha meyakinkan Jimin agar pemuda itu bersedia menceritakan masalah yang membuatnya bermuram durja seperti seseorang yang telah kehilangan semangat hidup.

Jimin menghela napas panjang, mengangkat wajahnya perlahan dan menatap Jungkook dengan tatapan ragu. Ia merasa bimbang. Setengah hatinya memaksa ia untuk menceritakan semuanya pada Jungkook agar selanjutnya ia bisa meminta saran dari sahabatnya itu, sedangkan setengahnya lagi masih merasa enggan dan menyuruhnya untuk tetap memendam masalahnya seorang diri. Setelah menimbang-nimbang selama beberapa saat, akhirnya ia memutuskan untuk menceritakan semuanya.

Dimulai dari bagaimana awal pertemuannya yang tidak disengaja dengan Yoongi hingga mereka menjadi dekat, bagaimana mereka berpisah karena kesalahpahaman yang terjadi akibat ulah seorang oknum tidak bertanggung jawab yang sengaja memanfaatkan mereka, serta bagaimana mereka berbaikan lagi dan berakhir menjadi sepasang kekasih. Tak lupa, Jimin juga menceritakan pertaruhannya dengan Yoongi yang kini ia gunakan sebagai senjata untuk mencegah pemuda itu berada dekat dengannya.

Story of Suga & Chim || YoonMin [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang