10 - Bakat

4.1K 574 10
                                    

"Kau benar-benar membuatku terkesan, Chim."

Dengan kening yang berkerut tajam, Jimin mengalihkan tatapannya dari bola basket yang ia pegang menuju sosok Yoongi yang perlahan berjalan mendekatinya.

Seleksi telah usai dilaksanakan sejak satu jam yang lalu, dan Jimin berhasil membuktikan dirinya sebagai salah satu peserta yang mampu masuk ke dalam daftar uji coba. Meski dengan peringkat paling bawah, Jimin tidak menyesalinya karena sejak awal, ia memang tak memiliki niat sedikitpun untuk bergabung ke dalam klub ini.

"Maaf sebelumnya, sunbae. Tanpa mengurangi rasa hormatku padamu, aku sangat ingin menegaskan dua hal. Yang pertama, namaku adalah Park Jimin, bukan Chimchim. Mohon maaf jika waktu itu aku terpaksa berbohong karena terlalu terkejut setelah menyaksikanmu menghajar tiga orang sekaligus. Jadi kuulangi sekali lagi, namaku adalah Park Jimin, bukan Chimchim. Park Jimin," ulangnya berkali-kali, dengan memberi penekanan penuh ketika ia menyebutkan namanya.

Entah kenapa, rasanya Yoongi ingin sekali tertawa melihat ekspresi Jimin. Namun, ia berusaha menahannya dan memberikan kesempatan pada pemuda di hadapannya itu untuk melanjutkan ucapannya.

"Dan yang kedua, jika kau ingin mengejekku, tak perlu repot-repot untuk bersarkasme seperti itu. Mungkin aku memang payah dalam permainan basket, tapi aku sangat teramat mahir dalam memaknai kalimat sarkasme seperti itu."

Yoongi mengangguk-angguk. "Kalau begitu, aku juga ingin menegaskan dua hal padamu. Yang pertama, mulai sekarang panggil aku 'hyung'. Dan yang kedua, aku bukan bermaksud untuk mengejek, tapi aku memang benar-benar terkesan padamu."

Jimin mendengus dan melempar bola basket yang dipegangnya dengan sedikit tidak berperasaan. "Kalau bukan mengejek, lalu apa? Kau tidak lihat bagaimana wajah bahagia teman-temanmu yang menertawaiku habis-habisan saat seleksi tadi?"

Yoongi mengendikkan bahu acuh tak acuh. "Mereka hanya tidak bisa melihat bakatmu yang terpendam," ujarnya santai, dengan seulas senyum lebar yang justru membuat Jimin merasa semakin tersinggung.

"Jika yang kau maksud itu adalah bakat untuk melawak, aku setuju denganmu, karena aku telah berhasil membuat seluruh orang yang ada di sini merasa terhibur dengan bakatku," balasnya sarkastis. "Memegang bola saja aku tidak becus, bagaimana mau menjadi pemain berbakat?" gerutunya kemudian, lebih seperti ditujukan pada dirinya sendiri.

Yoongi melangkah semakin mendekat hingga ia berdiri tepat di samping Jimin yang masih sibuk mencoba men-dribble bola basket di tangannya. "Lalu, kenapa kau nekat ikut seleksi ini jika kau tahu dirimu sama sekali tidak berbakat?"

"Mohon jangan salah paham, sunbae," ujar Jimin, mengerti kemana arah pembicaraan Yoongi. "Aku bukannya ikut karena tertarik padamu. Aku tahu kau punya banyak penggemar di luar sana, tapi maaf-maaf saja, aku bukan salah satu dari mereka," tegasnya.

"Wah~ Benarkah?" Wajah pura-pura terkejut Yoongi membuat Jimin memutar bola matanya. "Aku baru tahu, tuh. Sebelumnya aku tidak pernah tahu kalau aku sepopuler itu."

Jimin mendengus. "Daripada tertarik padamu, aku lebih tertarik untuk mengetahui siapa orang-orang yang kauhajar waktu itu."

Yoongi tersenyum dan mendudukkan dirinya di lantai lapangan. Dengan kedua kaki yang diselonjorkan dan kedua tangan yang ia gunakan untuk menopang tubuhnya di belakang punggung, ia asyik memperhatikan sosok Jimin yang berlari kepayahan mengejar bola basketnya yang menggelinding kesana-kemari. "Kenapa kau ingin tahu tentang mereka? Kau ingin melaporkanku pada kepala sekolah?" tanyanya pelan.

Jimin yang kini telah berdiri di ujung lapangan, mengendikkan bahunya. "Tergantung," jawabnya. "Jika alasanmu terdengar masuk akal, aku akan mencoba mempertimbangkannya." Ia berbalik untuk menghadap ring, lalu melompat untuk memasukkan bola basketnya. Namun sayang, lemparannya yang terlalu bersemangat membuat bola itu malah membentur papan ring kemudian terlempar dan menggelinding hingga ke dekat kaki Yoongi.

Yoongi menatap bola itu sesaat, sebelum mengalihkan perhatiannya lagi pada Jimin yang masih betah berdiri di bawah ring. Sinar matahari senja yang menerpa tubuhnya, membuat sosok Jimin tampak berkilau di mata Yoongi. "Kalau aku menolak untuk memberitahu?"

"Itu hakmu, aku tidak akan memaksa," jawab Jimin tak acuh.

"Kalau kau bergabung dengan klub ini, cepat atau lambat kau juga akan tahu sendiri," ujar Yoongi.

"Kalau begitu, sepertinya aku memang tidak diijinkan untuk tahu."

Yoongi mengerutkan kening mendengar ucapan Jimin. "Kenapa?" tanyanya.

"Karena aku akan mengundurkan diri," jawab Jimin santai. "Selain karena aku tidak berbakat, aku juga tidak ingin terlibat dengan sesuatu yang mengerikan seperti itu."

Yoongi tertawa kecil mendengar jawaban Jimin. "Kalau begitu, apakah ada klub lain yang membuatmu tertarik?" tanyanya lagi.

Jimin tak menjawab. Entah apa yang dipikirkannya saat itu, tiba-tiba saja ia melangkah ke tengah lapangan dan berdiri menghadap Yoongi. Setelah menarik napas panjang, ia mengulas segaris senyum tipis lalu mulai meliuk-liukkan tubuhnya mengikuti irama yang ia senandungkan dalam hatinya.

"Bagaimana, sunbae? Setidaknya aku sedikit lebih berbakat di bidang ini jika dibandingkan dengan basket, 'kan?" tanyanya, terkekeh pelan saat menyadari Yoongi yang sedari tadi menatapnya dengan mulut setengah terbuka. "Wajah terpesonamu itu takkan bisa membohongiku."

Yoongi mengerjap saat Jimin berlalu dari hadapannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Yoongi mengerjap saat Jimin berlalu dari hadapannya. Ia bangkit dari duduknya dan berlari menyusul Jimin yang kini tengah mengemasi barang-barangnya. "Jadi maksudmu, kau akan bergabung dengan klub dance?"

Jimin mengangguk.

Yoongi tersenyum lebar dan menarik tangan Jimin sebelum pemuda itu sempat bereaksi. "Ayo, ikut aku. Akan kukenalkan kau pada seseorang yang bisa membantumu."

...

A/N:
Akhirnya nyampe part 10 juga🎉🎊
Sempat insecure sama work ini awalnya, but I got my faith back🙌🙌🙌
So, it's such an achievement for me 'cos I can keep going until now😅 #ceritanyacurhat

Terima kasih banyak Chill sampaikan kepada semua yang sudah mampir, baca, dan memberi dukungan dalam bentuk apapun terhadap work ini😘😘😘

Small action from you like hitting the vote and leaving any comments truly means a lot for me. It helps encouraging me to write and continue this story. I don't mean to force you to do that but if you will, I really really really appreciate and happy for it😄😆

So once again, thank you so much for your support for this story from the very beginning until now😘😘😘

I love you all❤❤❤💜💜💜💛💛💛

See you in the next part👋👋👋

[POSTED: 15.09.2018]
[EDITED: 08.02.2019]

Story of Suga & Chim || YoonMin [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang