Aisya sedang berdiri di tengah jalan menunggu sebuah mobil menabraknya. Tak tanggung ia ingin mati di saat itu juga, saat dimana ia mengetahui bahwa sekarang dia hidup sendirian di dunia yang gelap ini. Semua meninggalkanya, tanpa sisa, tanpa kabar, tanpa ucapan. Ayah ibu dan adiknya pergi meninggalkannya.
Dia ingin menyusul mereka namun sepertinya malam ini hanya di isi rintikan hujan tanpa ada satu kendaraan pun.
Kenapa tak ada yang mendukung keputusanya.
Sepertinya tuhan memiliki rencana lain untuk hidupnya.
Lama menunggu mobil yang tak akan lewat itu, akhirnya Aisya memutuskan pulang kerumahnya.
Kerumah di mana semua kenangan itu ada.
....
Hari itu seperti hari biasa yang Aisya lewatkan. Bangun di pagi hari dengan jeritan seorang ibu yang seakan menjadi alarm alami untuk Aisya.
"Aisya sayang bangun, shalat subuh abis itu sekolah nanti kesiangan?"
Dan ya itulah alarm Aisya yang tak pernah melewatkan waktunya, kecuali waktu itu.
Aisya bukanlah tipe orang yang susah bangun pagi. Sebenarnya sebelum ibunya membangunkan Aisya sudah bangun terlebih dahulu, namun dasar Aisya yang harus mendengar suara ibunya dulu ia baru ingin bangun.
Aisya menuruni tangga dengan langkah gontai ala orang baru bangun tidur.
"jangan menuruni tangga dengan mata terpejam Aisya. nanti jatuh"
Itu suara sang Ayah tercinta yang selalu menasihati Aisya tentang apapun itu.
Yang tak habis wejangannya untuk selalu menasehati Aisya supaya bisa menjalani hidup dengan baik bahkan amat baik.
"kak Aisya cepet adek udah siap, kok kakak batu bangun" itu adiknya Alya, adik cerewet, menyebalkan sekaligus lucu itu adalah adik kesayangan Aisya.
Pagi itu tidak ada tanda-tanda apapun, pagi itu Aisya jalani seperti hari biasa, pagi itu Aisya tidak mendapat firasat apapun tentang kepergian itu.
Ia hanya bisa menebar senyum di setiap detik pagi itu.
....
Di sekolah memang menjadi ketakutan terbesar Aisya, teman-teman Aisya yang kurang ramah dengannya dan banyak lagi masalah yang Aisya lewatkan di masa putih abu-abu ini.
Jika Aisya bisa mengulang waktu ia tidak akan pernah lagi mau menulang masa-masa SMA karena bagi Aisya masa-masa inilah yang paling berat baginya.
Aisya adalah orang yang paling tidak suka di remehkan.
Dia tidak akan mengganggu jika dia tidak di ganggu.
Aisya tidak memiliki sahabat di sekolah, dia terlalu takut untuk membuka diri dengan teman sekolahnya.
Di tahun pertamanya SMA ia di uji dengan kesulitanya dalam beradaptasi di dalam pelajaran.
Di tahun kedua SMA ia di uji dengan kesulitan dalam beradaptasi dengan teman.
Entah apa lagi yang akan di ujikan kepadanya di tahun berikutnya.
Teman-temannya tidak pernah menganggap Aisya ada di sekolah itu seakan Aisya hanya roh yang menduduki bangku paling pojok belakang itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Shoulders Of My Om
Romance[di follow dulu sebelum baca] tuhan tidak mungkin sejahat itu kepadamu, dia tidak akan mengambil yang kamu punya jika dia tidak menyiapkan yang lebih baik. Kisah ini bemula dari seorang Aisya yang kehilangan seluruh hidupnya, seluruh dirinya di amb...