cinta dan setia

39 1 0
                                    

Tunjukan aku apa itu cinta.
Maka akan ku tunjukan kepadamu
Apa itu setia
...

Aisya tidak ingin memperjelas apapun yang dia rasakan sekarang. Dia tahu apapun itu adalah sebuah kesalahan.

Dia sudah cukup lama merasakan rasa ini tapi ia tetap tak hiraukan. Dan malam ini dia benar-benar gelisah sudah satu jam yang lalu dia berusaha memejamkan mata tetapi dia tetap terjaga.

Entah apa saja yang di pikirkan otaknya sampai tidak merasa lelah. Dia ingin tidur tetapi otaknya masih ingin berfikir.

Aisya kesal, kenapa harus oomnya itu yang ada di fikiran tengah malamnya ini. Nama Kafhi selalu berputar di otaknya, tentang semua perlakuan baik Kafhi, dan semua bentuk perhatian yang di berikan oleh Kafhi.

Apa boleh Aisya memikirkannya? Sudah berulang kali dia memukul kepalanya berharap nama Kafhi tidak lagi bersarang di sana. Tapi nihil semakin keras Aisya mencoba semakin terngiang pula wajah tampan menenangkan oomnya itu.

Klek

Aisya menolehkan kepalanya ke arah pintu. Siapa yang membuka pintunya di tengah malam ini. Aisya jadi takut sendiri.

Tetapi ketika dilihatnya Kafhi yang datang dengan muka khas bangun tidurnya Aisya menjadi sedikit lega. Setidaknya bukan perampok yang seperti waktu itu yang masuk.

"kenapa belum tidur? " Kafhi berdiri di samping tempat tidur Aisya.

"gak bisa tidur. Om tau dari mana Ai gak bisa tidur? " Aisya bingung dari mana oomnya itu mengetahui jika Aisya belum tidur dan malah mendatangi kamar Aisya.

"feeling saja" Kafhi berkata singkat.

"kenapa gak bisa tidur" lihat Kafhi sudah berusaha untuk tidak terlalu formal saat bersama Aisya.

Aisya sedikit tersenyum di balik selimutnya.

"gak tau om" Aisya menjawab singkat.
Kafhi menarik kursi di dekat meja belajar Aisya dan meletakannya di pinggir kasur Aisya.

Kafhi duduk dan mulai mengelus pucuk kepala Aisya. Aisya hendak protes namun terhenti ketika Kafhi berbicara.

"diam dan tidur" dengan mata terpejam Kafhi tetap mengelus pucuk kepala Aisya. Sudah di katakan tadi Kafhi datang dengan muka lesuh khas bangun tidur.

Aisya tidak perotes dan mencoba untuk tidur, namun nihil ia tetap tak bisa rasa nyaman yang diberikan tangan Kafhi di pucuk kepalanya tidak bisa sampai kehatinya.

Dia masih gelisah. Kafhi tahu Aisya belum juga terlelap dan akhirnya Kafhi ikut membuka mata.

"ada apa, kalau ada yang mengganggu ngomong Aisya, besok kamu sekolah" Aisya menatap Kafhi ragu.

"hhmm" Aisya hanya bergumam sambil mengigit bibir bawahnya terlihat lucu di mata Kafhi.

"kenapa? " Kafhi berusaha sangat lembut, memberikan tatapan andalanya. Tatapan menenangkan yang sangat Aisya suka.

"hati Ai.. Dari tadi cepet banget detaknya om" Aisya berkata polos sambil memegang dadanya cemas.

"terus tambah kenceng pas om masuk kamar" Aisya masih menatap Kafhi dengan muka polosnya.

Shoulders Of My OmTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang