Siapa saja tolong selamatin gue

47 1 0
                                    

Semua orang siap melakukan apapun demi sesuatu yang penting dalam hidupnya sekalipun itu harus mempertaruhkan nyawanya sendiri

Kafhi pergi mencari makanan sebentar, ia merasa lapar dan tidak mau merepotkan mbok Sumi karena itu ia memilih pergi mencari makanan di luar,  saat kembali ia berpapasan dengan mobil hitam yang berjalan dengan kecepatan di atas rata-rata sangat cepat malah.

Kafhi sampai di depan rumah melihat ada seorang laki-laki yang berlari ke arah rumahnya Kafhi bingung ada apa ini dan kenapa pagar rumah terbuka lebar.

Kafhi turun dari mobil menghampiri pemuda itu.

"kamu siapa?" Kafhi bertanya.

"saya Iqbal temannya Aisya bang?" Iqbal sedikit canggung.

"panggil saja Kafhi" Kafhi menangkap raut canggung itu.

"tadi Aisya telpon saya dia menjerit mintak tolong" raut wajah khawatir Iqbal sangat ketara, Kafhi tidak menghiraukan itu lagi dan langsung berlari masuk diikuti Iqbal di belakangnya.

Saat masuk Kafhi di buat sangat terkejut melihat dua wanita paruh baya itu terikat di lantai dan tampak keduanya kedinginan.

"ada apa ini" Kafhi bertanya sambil membukakan ikatan dan lakban yang menyumpal mulut keduannya.

"tadi ada perampok yang datang, entahlah mereka meminta dokumen, dan sekarang mereka menyandra Aisya atas jaminan dari dokumen itu" itu oma Aisya yang menjawab karena mbok Sumi sudah sangat pucat. Kafhi minggiring mbok Sumi ke sofa memberikannya selimut. Oma di bantu oleh Iqbal.

"saya akan mencari Aisya, hhmm kamu? " Kafhi lupa nama bocah ini.

"Iqbal bang" lanjut Iqbal

"saya titip oma dan mbok Sumi. saya akan mencari Aisya"

"saya ikut bang, saya khawatir dengannya" Iqbal langsung menyerobot.

"tidak kamu jaga mereka jangan sampai ada yang datang lagi, jika ada yang datang lagi segera telpon polisi. Saya percayakan mereka kepada kamu Iqbal" Iqbal tidak dapat menolak, orang di depannya ini sepertinya bisa menjaga Aisya.

Kafhi segera melajukan mobilnya dengan kecepatan maksimal, ia tidak tahu kemana akan mencari Aisya, tapi dia ingat tadi ia sempat berpapasan dengan mobil itu, semoga saja plat mobil itu tertangkap oleh kamera di mobilnya.

Kafhi membuka tabletnya menyambungkan dengan rekaman kameranya, ia melihat plat mobil hitam tadi, sekarang yang ia lakukan adalah menelpon temannya yang ada di kepolisian meminta bantuan untuk melacak plat mobil itu, ia mendapatkannya mobil itu pergi menuju jauh dari kota,  dia juga meminta bantuan temannya untuk segera menyusulnya ke lokasi.

Kafhi melajukan mobilnya dengan kecepatan maksimal mobil itu berjalan secepat angin, dia khawatir dengan Aisya takut terjadi apa-apa dengan Aisya.

***
Di tempat lain Aisya sekarang sedang di ikat di tiang dan badannya sedikit terangkat.

Seseorang menatapnya, Aisya sangat tahu jika itu adalah bos di antara para penjahat itu, ini bukan orang yang tadi, ini sepertinya bos di atas bos. Terlihat sangat jelas aura menyeramkan dari orang itu.

"bos jika tidak ada yang menebus perempuan ini bagaiman? Saya dengar dari dia tadi jika kedua orang tuanya sudah mati" Aisya mendengar percakapan penjahat yang bersamanya di mobil tadi dengan si ketua.

"jika tidak ada yang mau menebusnya, siksa dia. Kita buat diri kita puas lalu bakar" Aisya membelalakan mata mendengar itu. Apa-apaan orang ini seenaknya saja mau membakar Aisya.

Shoulders Of My OmTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang