Jangan mengganggu
jika tidak ingin di
ganggu...
Aisya berjalan menuju dapur merasa lapar,membuka kulkas dan mencari sesuatu yang bisa di makan.
Ia mengambil apel lalu beranjak pergi untuk menonton tv. Ia melihat Nadia yang sedang berjalan menuju arahnya, di lengoskan mukanya malas melihat perempuan ular itu.
Ternyata Nadia berjalan menuju kolam renang ia sepertinya sedang mengangkat telephone.
Senyum Aisya tersungging lebar. Selanjutnya ia mengunci pintu kaca penghalang antara dapur dan kolam berenang melambaikan tangannya kepada Nadia. Dan di balas tatapan tajam oleh perempuan ular itu.
Kafhi belum pulang dari kantor dan seperti biasa mbok Sumi sedang menonton sinetron di dalam kamarnya kedua hal itu membantu Aisya untuk melancarkan aksinya.
Dari dalam rumah Aisya melihat ada seseorang dengan berpakaian serba hitam memakai topeng dan membawa pisau mulai mendekat ke arah Nadia.
Nadia yang melihat hal itu pun merasa takut perlahan ia memundurkan langkahnya berbalik dan memohon kepada Aisya agar di bukakan pintu. Dan reaksi Aisya hanya mengedikan bahu acuh sambil menikmati tontonan malam harinya.
Orang dengan pakaian serba hitam itu mulai mendekati Nadia mengangkat pisaunya keatas seakan ingin menujamkannya ke wajah Nadia.
Nadia di buat takut akan hal itu ia berlari sekuat tenaga mengelilingi kolam renang berharap orang itu menjauh darinya.
Namun bukannya menjauh laki-laki itu berlari lebih cepat untuk mengejar Nadia. Setelah beberapa kali kelilingan. Kolam renang yang tak begitu besar itu terasa sangat lebar bagi Nadia, kakinya mulai lemas tertatih-tatih tapi tetap bergerak.
Ia tidak mau mati konyol dengan mati di tangan orang itu, napasnya sudah tersengal-sengal badannya lemas mukanya sudah pucat pasih dan akhirnya.
Bugh
Nadia terjatuh ke kolam, walau dengan badan yang lemas kesadaran masih sepenuhnya di miliki oleh Nadia, ia berenang ketepi kolam berlawanan arah dari orang berpakaian hitam itu.
Namun setelah sampai di pinghir kolam dan Nadia menolehkan pandangannya orang itu sudah tak ada lagi di sana.
Kemana perginya orang itu, ia mengedarkan pandangannya dan tidak mendapati siapapun di sana.
Ia berjalan ke arah pintu kaca mencoba membukannya dan nihil pintu itu masih terkunci.
Di malam hari begini air kolam menjadi dua kali lipat lebih dingin di tambah angin malam yang berhembus seakan menusuk-nusuk tulang Nadia.
Ia tahu jika ini bentuk balasan dari Aisya, tapi sungguh ini balasan yang sangat kejam.
Di lain sisi Aisya tertawa puas setelah melihat wajah perempuan itu yang seketika berubah menjadi pucat pasi. Padahal kemarin wajah itu terlihat sangat angkuh.
Yang dilakukan Aisya ini adalah penyiksaan dalam bentuk mental. Ia membuat seakan Nadia serasa ingin mati karena rasa takutnya.
Aisya cukup puas untuk permainannya malam ini, dan terimakasih Iqbal yang sudah mau menuruti permintaan gila Aisya.
***
Kafhi pulang dari pekerjaannya berjalan menuju dapur ingin memuaskan dahaganya.Namun Kafhi terkejut melihat Nadia di luar rumah. Perempuan itu mengetu-ngetuk pintu kaca berharap ada yang akan membukakannya. Dengan cepat Kafhi membukakan pintu itu menghampiri Nadia. Untuk kedua kalinya Kafhi di buat kaget, dia mendapati badan basah kuyup Nadia dan muka pucat pasi nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Shoulders Of My Om
Romance[di follow dulu sebelum baca] tuhan tidak mungkin sejahat itu kepadamu, dia tidak akan mengambil yang kamu punya jika dia tidak menyiapkan yang lebih baik. Kisah ini bemula dari seorang Aisya yang kehilangan seluruh hidupnya, seluruh dirinya di amb...