Kamu tidak akan pernah tahu seberapa baik orang itu sampai kamu mau mencoba untuk
mengenalnya...
Iqbal yang mendengar perkataan Kafhi pun terkejut sangat malah, perasaan baru beberapa jam yang lalu perempuan itu meneleponnya dengat tawa yang sangat lebar. Dia menertawakan kesusahan yang sedang di alami Nadia.
Iqbal mencoba untuk menghubungi ponsel Aisya tapi nilil tidak ada jawaban di sebrang sana.
Kafhi dan Iqbal memutuskan untuk memencar mencari Aisya. Semula Kafhi tidak mengizinkan tapi Iqbal bersih keras karena Iqbal tidak bisa diam saja ketika melihat sahabatnya itu pergi dari rumah di saat malam yang sangat larut ini.
"lo kemana si sya" Iqbal masih terus menghubungi telphone Aisya seraya menelusuri jalan.
***
Aisya jengah berada di rumah, ia memutuskan untuk pergi dari rumah. Entahlah dia tidak ada tempat tujuan, malam ini dia hanya ingin berjalan-jalan.Malam semakin larut, kalian tahu kan apa yang akan di minta Aisya pada tuhan ketika hatinya sedang kacau.
Iya dia kan meminta hujan, terlihat saat ini dia sedang mendonga keatas memohon dengan semua pengharapannya.Tuhan tolong turunkan hujan
Begitulah kira-kira isi hati Aisya, ketika hujan turun ia merasa semua keluarga sedang memeluknya. Hujan seperti tangan-tangan hangat yang turun untuk memeluknya.
Sekali lagi tuhan berbaik hati, ia menurunkan hujan. Dengan sangat deras. Aisya tersenyum lebar melompat-lompat girang mendapati hujan turun dengan sangat deras.
Aisya masih meneruskan jalannya sampai ada satu mobil yang mengelaksonnya, Aisya terkejut setengah mati. Di sana seorang keluar dari mobil yang berhenti tepat di belakang Aisya.
Aisya bernafas legah melihat siapa yang turun dari sana. Setidaknya bukan penculik.
"Aisya ngapain kamu malem-malem basah-basahan nanti sakit" orang itu sedikit menjerit karena suaranya padam akibat suara hujan yang deras, kalian tahu siapa itu.
Dia adalah Erina, seorang yang baru beberapa hari Aisya kenal.
"bukan urusan lo" lihat di saat seperti ini saja Aisya masih terlihat angkuh. Dia tidak ingin meminta tolong kepada siapapun. Aisya dan keras kepalanya.
"sekarang jadi urusan aku Aisya, dari tadi Iqbal telepon aku nyariin kamu" muka Aisya berubah cemas jika Iqbal tahu itu berarti dari oomnya. Aisya langsung memegang tangan Erika memohon untuk tidak di beri tahu kepada Iqbal.
"jangan kasih tau Iqbal di mana gue. Gue belum mau pulang" Erina memicingkan Matanya curiga.
"kamu kabur dari rumah Aisya? " Aisya hanya mengangguk mendapat tatapan tanya dari Erina.
"aku janji gak kasih tau Iqbal tapi dengan satu syarat" Erina mulai menfaatkan situasi, kapan lagi bisa mengatur Aisya kalo bukan sekarang.
"apa? " Aisya menjawab dengan galak.
"malam ini kamu harus di rumah aku, ini malam dan kamu gak ada tempat tujuan" Erina tahu Aisya akan menolaknya.
"siapa bilang gue gak ada tujuan" Aisya masih dengan sifat angkuhnya padahal beberapa menit yang lalu dia sedang berfikir kemana ia akan pergi.
"emang kemana? Yaudah kalo gak mau aku telepon Iqbal nih" Erina mulai mengancam dan akhirnya Aisya menyerah.
"nanti papa mama lo marah, lo bawak temen semalem ini ke rumah" Erina tertawa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Shoulders Of My Om
Romance[di follow dulu sebelum baca] tuhan tidak mungkin sejahat itu kepadamu, dia tidak akan mengambil yang kamu punya jika dia tidak menyiapkan yang lebih baik. Kisah ini bemula dari seorang Aisya yang kehilangan seluruh hidupnya, seluruh dirinya di amb...