kamu sahabat aku, kalo bisa sahabatan kenapa harus pacaranAisya ingin membuat Erina melupakan sejenak masalahnya, jadi hari ini Aisya memutuskan untuk mengajak Erina dan Iqbal jalan-jalan sepulang sekolah. dan sepertinya tidak ada penolakan dari mereka berdua.
Sekarang mereka sedang berada di Kafe langganan mereka bertiga. Mereka duduk di bangku ujung dekat jendela. Tempat favorit mereka bertiga.
Erina termenung melihat jendela dari tadi ia tidak begitu fokus ketika diajak berbicara oleh Aisya.
Aisya menyenggol Iqbal menyuruhnya untuk mengajak Erina berbicara.
“na jangan bengong terus dong” Iqbal berusaha menarik perhatian Erina dari kaca jendela itu.
“gue lebih jelek ya dari kaca jendelanya?” tanya Iqbal dan hal itu berhasil membuat Erina terkekeh sedikit, hanya sedikit.
“kamu lebih nyebelin dari kaca jendelanya” jawab Erina dengan senyum sayunya. Aisya yang mendengar itupun ikut terkekeh.
“gue kayaknya nyamuk deh di sini” Aisya berujar santai ingin mendapat eksistensi di antara mereka berdua.
“iya lo nyamuk kalo ngigit sakit” Itu Iqbal yang berbicara dan detik selanjutnya dia medapat hadiah jitakan dari Aisya.
Erina yang melihat itupun tertawa, dan kali ini Aisya dan Iqbal berhasil mengembalikan tawa itu di tempatnya.
“makasih udah mau jadi temennya aku” Erina berbicara pelan sambil menunduk . Aisya yang melihat itupun berbicara pelan.
“seharusnya gue yang bilang gitu, makasih banget udah mau ngadepin tingkah gila gue ini” Erina mendongak menatap Aisya dan menggelengkan kepalanya.
“kamu orang baik sya, mereka aja yang belum kenal kamu “ Erina berkata tulus kepada Aisya.
“di antara kalian berdua yang paling baik ya gue, di pukul, di katain, di hina gue ma biasa aja. Jadi kalian tahukan siapa yang lebih baik?” Iqbal menghancurkan suasana melow di antara mereka, hal itu membuat Aisya geram dan ingin menjitak kepala Iqbal tapi di urungkannya karena perkataan Iqbal tadi tak seluruhnya salah.
“kita iyain biar cepet” Aisya menyerah dia lelah menghadapi tingkah gila Iqbal.
Suasana tiba-tiba diam dan sunyi ketika mereka bertiga melihat adegan yang sangat tidak enak di lihat oleh orang jomblo seperti mereka bertiga.
Tepat di samping meja mereka ada dua orang yang sedang suap menyuapi makanan dengan mesra hal itu akan sangat membuat orang iri apalagi orang jomblo.
Iqbal tiba-tiba menutup matanya dia tidak kuat melihat adegan romantis menyayat hatinya itu. Aisya yang melihat itu hanya bisa mengaga lebar tanpa bisa melakukan apapun, sedangkan Erina ia hanya bisa termenung menunggu apa yang akan mereka lanjutkan selanjutnya.
“gue pengen juga punya pacar” Aisya tiba-tiba berbicara menarik perhatian mereka semua. Iqbal yang mendengar pernyataan Aisya pun hanya bisa mengangguk pasrah mereka bertiga adalah jones alias jomblo ngenes.
“lo kan udah punya Erina bal” Aisya sedikit memancing Erina dan Iqbal agar jujur. Iqbal menghela nafas pasrah dan berkata.
“Nana gak mau pacaran, ya gak na ?” Iqbal menatap sendu ke arah Erina dan yang di tatap sebisa mungkin mengalihkan pandangannya.
Aisya yang mendengar itupun jadi tak enak hati karenanya terciptalah suasana awkward di antara mereka bertiga.
“kamu sahabat aku bal, kalo bisa sahabatan kenapa harus pacaran?” jawaban Erina itu pastinya sangat menyakiti perasaan Iqbal ya tapi apa boleh buat Iqbal tidak bisa menjauh dari Erina, Ia sudah terlanjur sayang.
“lo kan udah punya oom lo sya” Iqbal membalas Aisya, ia kesal karena Aisya membawa topik itu.
“enak aja lo, dia itu oom gue” Aisya berbohong jelas di dalam lubuk hatinya ia menyangkal.
“tapi waktu lo kena kaca di rumah Erina gue liat dia benar-benar khawatir sya” Aisya menatap tajam Iqbal ia berharap Iqbal akan berhenti membicarakan Kafhi tapi nyatanya tidak.
“iya aku juga ngeliat oom Kamu terlalu khawatir dengan kamu sya” kali ini Erina yang berbicara. Sudah berapa kali Aisya katakan jika mereka berdua ini benar-benar pasangan yang serasi.
“dia khawatir hanya sebagai oom dengan keponakannya tidak lebih” Aisya berujar santai, ia tidak mengingat pengakuan cinta Kafhi kemarin atau ia sengaja melupakannya. Sekarang pun Aisya masih bingung harus bagaimana menghadapi Kakfhi saat ini.
“kita sahabat kan sya?” Erina tiba-tiba bertanya. Dan mendapat anggukan dari Aisya.
“kalo gitu gak perlu ada rahasia di antara kita” lanjut Erina, Erina tahu ada yang Aisya sembunyikan tentang hubungannya dan Kafhi tapi Erina juga tidak dapat memaksa Aisya untuk bercerita.
“kalo kamu gak mau cerita sama Iqbal kamu bisa cerita sama aku” hal itu mendapat diperotes oleh Iqbal.
“emang gue bukan sahabat kalian ya” Iqbal merengek seperti anak kecil.
“anak kecil gak boleh ikut-ikut ya” Aisya terkekeh dan mengelus kepala Iqbal layaknya mengelus kepala anak anjing.
***
Tak tahu ada angin apa, Kafhi tiba-tiba datang ke kafe tempat mereka berkumpul dan beralasan untuk menjemput Aisya."om tau Ai ada di sana dari siapa?" Aisya merasa curiga ada salah satu diantara sahabatnya yang berhianat.
"feeling" jawab Kafhi singkat, mereka sedang berada di dalam mobil. Aisya tidak membuka suara lagi dan fokus ke arah luar jendela. Sampai akhirnya ia mendengar suara Kafhi.
"besok nenek kamu datang" empat kata yang keluar dari mulut Kafhi itu sukses membuat malam Aisya tidak tenang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Shoulders Of My Om
Romansa[di follow dulu sebelum baca] tuhan tidak mungkin sejahat itu kepadamu, dia tidak akan mengambil yang kamu punya jika dia tidak menyiapkan yang lebih baik. Kisah ini bemula dari seorang Aisya yang kehilangan seluruh hidupnya, seluruh dirinya di amb...