Melindungi sesuatu yang berharga untukmu adalah sesuatu yang sakral
...Mereka sampai di depan rumah Erina. Pintu rumah yang terbuka lebar, Erina langsung berlari masuk mencari sang ibu.
Iqbal, Aisya, dan Kafhi menyusul mengikuti Erina. Memasuki rumah yang saat ini keadaannya seperti kapal pecah.
Meja terbalik dan kaca-kaca bertebaran Kafhi menarik Aisya mendekat ke arahnya mencoba melindungi Aisya dari pecahan kaca.
"perhatikan langkah kamu" Aisya mengangguk kearah Kafhi namun tak hayal membuat Aisya menjadi hati-hati.
Buktinya sekarang kaki itu sudah terkena kaca.
"aawww" Aisya meringis meremas ujung kemeja kerja Kafhi. Kakinya berdarah terkena serpihan kaca.
Tanpa berkata Kafhi langsung mengangkat tubuh Aisya menuju sofa rumah Erina. Mendudukan Aisya di sofa, Kafhi berjongkok dan meletakan kaki Aisya di pahanya.
"sudah saya katakan perhatikan langkahmu"
"mama" dari arah kamar Erina berteriak kencang membuat Aisya berdiri dan berlari tidak memperdulikan kakinya yang sedang terluka. Kafhi yang melihat itu hanya bisa meringis ngeri.
Erina menangis melihat keadaan mamanya luka sudah memenuhi tubuh cantik itu. Untung mamanya Erina masih sadar.
Aisya berusaha membantu Erina untuk mengangkat mama Erina ke atas kasur.
Kafhi memanas ia paling tidak suka melihat orang kasar terhadap perempuan.
"Erina pengacara saya akan mengurus kasus ini. Kamu jangan khwatir cukup relakan jika ayahmu masuk penjara"
Erina mengangguk pasti "Erina sudah jengah dengan papa bang terima kasih"
Kafhi melihat jam tangannya sebentar lalu berkata "pengacara saya sebentar lagi sampai mungkin kamu dan mama kamu akan di visum dan itu akan memakan waktu yang lama, dan saat ini Aisya sedang terluka Saya memutuskan untuk membawanya pulang. Iqbal tolong dampingi Erina" Kafhi berkata panjang lebar membuat orang di sana terpelongok.
Lain halnya Aisya ia malah menggeleng kuat. "gak om aku mau nemenin Erina, dia sendirian"
"tidak ada penolakan Aisya"Kafhi berkata tegas.
"gak papa sya gue di sini nemenin Erina" Iqbal berkata menenangkan Aisya.
"iya sya kamu pulang aja ada Iqbal di sini" Erina ikut membujuk Aisya si keras kepala.
"gak ma aauuwww" Aisya meringis baru merasakan sakit di kakinya tanpa fikir panjang Kafhi langsung menggendong Aisya pergi keluar rumah berdiri sebentar menunggu taksi dan untungnya ada taksi kosong yang lewat.
Kafhi meletakan Aisya dengan sangat pelan seperti Aisya adalah bendah berharga yang sangat rapuh.
***
Turun dari taksi masih sama Kafhi menggendong Aisya menuju kamarnya. Aisya hanya pasrah mendapati perlakuan Kafhi tersebut. Ia tidak bisa berkomentar apapun karena saat ini jantungnya sedang meronta-ronta.
Kafhi menduduki Aisya di atas tempat tidur kamar Aisya. Lalu berlari keluar kamar,dan kembali lagi dengan kotak P3K di tangannya.
Kafhi membersihkan luka Aisya dengan sangat pelan takut Aisya merasa kesakitan.
Sunyi tak ada suara sedikit pun Kafhi fokus dengan luka Aisya dan Aisya fokus menatap kafhi.
Namun tiba-tiba Kafhi mendongak menatap mata Aisya, Aisya terkejut dia ketahuan sedang meperhatikan Kafhi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Shoulders Of My Om
Romance[di follow dulu sebelum baca] tuhan tidak mungkin sejahat itu kepadamu, dia tidak akan mengambil yang kamu punya jika dia tidak menyiapkan yang lebih baik. Kisah ini bemula dari seorang Aisya yang kehilangan seluruh hidupnya, seluruh dirinya di amb...