I just want you to be happy with me.
Taehyung menggeram kesal ketika sampai di apartemen Irene. Lampu tidak dinyalakan semua. Berjalan menuju kamar Irene yang tertutup lalu mengetuk pintunya.
Pandangan matanya menatap sekeliling kamar Irene yang gelap dan hanya di sinari oleh lampu tidur. Iris matanya menangkap Irene yang sedang berbaring memunggunginya."Bae.."
Taehyung hanya berniat bergumam kecil. Tapi ternyata Irene dapat mendengar suaranya. Irene membuka kedua mata pelan dan terkejut mendapati Taehyung yang sudah berada di depannya. Irene langsung mendudukkan diri ceroboh tanpa mengingat bahwa kepalanya dilanda pening luar biasa.
"Akh!"
"Bae, what happen?!" suara Taehyung terdengar khawatir ketika Irene memegangi kepala. Bahkan Taehyung menggeser tubuh Irene agar ia bisa duduk di sampingnya.
"Kau demam! Oh God, Bae! Why you didn't tell me" Taehyung terkejut ketika tangannya tidak sengaja memegang tangan Irene yang panas. Panas sekali rasanya sampai Taehyung meringis pelan. Setelahnya ia memegang kening Irene, sangat panas.
Taehyung segera menyalakan lampu kamar Irene dan merebahkan kembali tubuh Irene agar berbaring. Irene hanya mampu menuruti Taehyung saat ini.
"Aku akan kembali sebentar." di kecupnya pelan kening Irene yang panas. Setelahnya ia menuju dapur Irene berniat mengambilkan kompres untuknya.
Taehyung kembali dengan baskom kecil ditangannya dan handuk kecil. Ia menemukannya di lemari kecil dekat kamar mandi diluar.
"Apa yang terjadi kenapa bisa sampai sakit, hm?" tanya Taehyung. Tangannya dengan telaten mengompres kening Irene.
"Aku masih bisa mengatasinya" seru Irene pelan. Bahkan terdengar seperti bisikan.
"Kau tidak bisa. Aku akan menemanimu malam ini, kembali tidur" Taehyung merapikan helaian rambut Irene. Setelahnya ia mendudukkan dirinya di samping Irene. Menyandarkan punggungnya pada dahsboard.
"Aku tidak apa-apa, Tae. Pulanglah ini sudah malam sekali"
Taehyung menghela nafas panjang. "Kau mengusirku?"
"Tidak.. Jika kau menemaniku kau akan tertular sakitku"
"Tidak akan. Tidurlah ini sudah sangat malam, Bae" Taehyung menarik pelan tubuh Irene agar mendekat kearahnya. Membiarkan tangan Irene melingkar di pinggangnya.
Lama terdiam dalam keheningan masing-masing. Irene berusaha menetralkan detak jantungnya yang semakin tidak karuan. Taehyung seperti ini sangat berdampak besar padanya. Terutama pada detak jantungnya. Demam dan sakit kepala yang tidak enak, semula hilang hanya karena Taehyung berada di sampingnya dan memeluknya.
"Tidak nyaman posisi seperti ini? Sebentar. Aku akan tiduran juga"
Taehyung merebahkan dirinya. Menarik Irene kedalam pelukannya. Panas sekali badannya bahkan berlawanan dengan suhu tubuhnya sekarang. Tangannya mengelus surai Irene lembut. Berusaha membuat Irene tenang, sedari tadi ia bisa mendengar suara detak jantung Irene yang bertempo sama sepertinya.
"Cepat sembuh Bae, aku mencintaimu"
Irene hanya terdiam mendapat perlakuan manis dari Taehyung. Perlakuan Taehyung padanya selalu berhasil membuat perasaannya campur aduk. Terkadang lelaki itu arogan dan seperti tidak memiliki hati. Tapi tidak jarang juga Taehyung berlaku manis padanya, memperhatikannya sedetail mungkin.
"Kau mau menagih jawabanmu kan?" tanya Irene bahkan ia berusaha menjauhkan kepalanya dari dada Taehyung agar bisa melihat wajah Taehyung.
"Nanti saja. Sekarang pikirkan kesehatanmu sampai sembuh. aku tidak terburu-buru, Bae"
"Tapi itu sama saja aku menggantung perasaanmu"
"Itu lebih baik jika aku yang merasakannya. Asalkan itu bukan dirimu aku tidak masalah" Taehyung berujar santai, sangat santai sekali malah. Irene terdiam dibuatnya. bahkan dilihat dari tatapan mata lelaki itu, Taehyung hanya menatapnya datar.
"Lebih baik kau tidur, agar besok kau sehat kembali. Lalu aku bisa pergi dengan tenang jika kau sudah sehat"
Irene terdiam. Mau pergi kemana lelaki itu? Meninggalkannya karena ia tidak menjawab lamaran Taehyung?
"Kau mau pergi kemana?" Tanya Irene. Tapi Taehyung hanya meresponnya dengan tawanya. Bagaimana tidak, nada suara Irene ketika bertanya itu terdengar seperti tidak mau Taehyung meninggalkannya. Terlalu terburu-buru.
"Aku hanya ke Jerman, Bae. Perjalanan bisnisku selama seminggu"
Tanpa disadari, Irene menghela nafas lega. Setelahnya kembali mendekatkan badannya pada Taehyung seperti semula. "Aku kira, aku ditinggalkan"
Taehyung tertawa lepas. Mana mungkin ia meninggalkan Irene lagi. Tidak akan pernah.
"Tidak ada yang menyuruhmu tertawa, Kim!"
"Aku tidak akan meninggalkanmu janji. Kau bisa memegangnya lagi"
"Yang benar?"
"Iya sayang"
BLUSH
Pipinya yang sudah merah, malah semakin memerah karena panggilan Taehyung padanya. Taehyung sedikit meringis ketika Irene malah mengerstkan pelukannya. Erat sekali. Menyembunyikan wajah merah padamnya di dada Taehyung.
"Bae.. Kau terlalu erat, aku tidak kemana-kemana"
"Ack! Kenapa malah mencubitku!" Taehyung meringis lagi. Irene mencubit pinggangnya. Hobi sekali gadis itu mencubit pinggangnya. Cubitan Irene itu luar biasa sakitnya bung.
"Jangan memanggilku seperti itu"
"Seperti itu bagaimana" Taehyung tidak mengerti. Hanya menikmati Irene yang memeluknya erat, seraya tangannya tidak berhenti mengelus surai panjang Irene.
"Yang tadi.." cicitnya pelan. Sudah suaranya serak, ia menenggelamkan seluuh wajahnya di dada Taehyung. Makin tidak terdengarlah suara Irene. Taehyung gemas bukan main.
"Sayang maksudmu? Aku suka"
"Taehyung!"
"Sakit tahu Rene!" Taehyung kembali meringis, biru sudah badannya di cubiti habis-habisan oleh Irene.
"Bae saja.."
"Berani bayar berapa"
"Yasudah tidak jadi menikah!"
APA?!
TUNGGU SEBENTAR!
"Ulangi tadi Bae?!" tegas Taehyung
"Ini sudah malam waktunya pasien tidur" Irene memejamkan matanya. Mengutuk mulutnya sendiri kenapa malah berbicara seperti itu.
Irene tidak memperdulikan Taehyung yang terus memaksanya kembali mengulangi kalimatnya. Irene hanya mendengar detak jantung Taehyung yang semakin membuatnya mengantuk. Seperti mendengar lullaby saja.
TBC
Sejauh ini respon yang saya dapatkan positif, syukurlah kalau kalian suka😆
Awalnya saya ragu mau publish ini atau tidak. Tapi sayang juga cuman jadi debu di draft saya wkwk
Selamat membaca!
KAMU SEDANG MEMBACA
Eyes On You - VRENE
FanfictionDi dalam ingatannya, dalam kenangannya dia tidak berniat untuk melupakan sosok yang telah membuatnya tertarik seperti magnet hanya melalui sorot matanya. Namun, seseorang yang dimaksudnya, tidak mengingat siapa dirinya karena suatu alasan. Mereka se...