XIII

1.7K 199 4
                                    

Jangan khawatir.. Aku tetap tidak akan merubah keputusanku padamu.







Deruan nafasnya terdengar memburu. Peluh membanjiri kening, mimpi yang dialaminya terasa seperti nyata dan ia terbangun dari tidurnya. Kepalanya sedikit memberat karena bangun tiba-tiba. Memijit sebentar hanya untuk menghilangkan rasa nyeri.
Kadang Taehyung berfikir apakah hanya dia yang terus memimpikan kejadian belasan tahun yang lalu?

Atau karena ia terlalu mencintai gadis itu sehingga mimpi itu terus terulang kembali dalam mimpinya?

Bisa saja jika itu Kim Taehyung.

Taehyung menghela nafas panjang dan turun dari ranjang, berniat ingin minum segelas air, begitu di ambil gelas miliknya yang tergeletak dimeja kecil dekat samping ranjangnya. Gelasnya kosong.

Taehyung keluar dari kamarnya. Menatap sebentar kamar Arin yang berada di depan kamarnya. Taehyung masuk hanya memastikan Arin tertidur pulas. Kebiasaan bagi Taehyung jika ia terbangun tengah malam, ia akan melihat Arin sebentar sekedar untuk merapikan selimutnya atau mengelus rambutnya dan mencium keningnya.

Taehyung suka melakukan hal kecil yang menjadi kebiasaannya hanya untuk memberi perhatian pada Arin sejak kecil dan sejak Arin mulai tinggal berdua bersamanya. Taehyung merasa jika ia melakukan hal seperti itu pada adiknya, ia seperti akan puas pada suatu hal. Tidak salah Arin sangat bergantung dan sangat manja padanya.

Diteguknya air yang ia ambil dari botol kaca. Bibirnya menyunggingkan senyum, setelahnya ia tertawa pelan.

"Bodoh sekali" Merutuki dirinya sendiri keika mengingat tentang mimpi yang baru saja ia alami.

"Mungkin saat itu telingaku tidak berfungsi karena terlalu fokus pada wajahnya." Taehyung berbicara sendiri lalu menghela nafasnya pendek. "Namanya Irene. Ailin namanya jika dieja dengan perlahan. Bodoh"

Taehyung meletakkan gelasnya sedikit kasar. Hampir membantingnya. Mengingat beberapa hari yang lalu Irene bersikap aneh padanya.

Kenapa Irene tidak mengingatnya?

Apa keadaannya sekarang lebih baik? Atau apakah Irene sudah menjalani terapi?

Apa Irene sengaja mengubur dalam-dalam masa lalu mengerikan yang dialaminya agar ia tidak terus menerus terjebak dalam kegelapan itu?

Taehyung mendesah frustasi. Terlalu banyak pertanyaan yang memenuhi kepala. Lebih memilih kembali ke kamar dan mengecek ponselnya mengingat sudah beberapa hari ini tidak bertemu Irene.

Taehyung sengaja menyibukkan diri dengan pekerjaan agar ia tidak selalu dilanda rasa khawatir dan rindu pada Irene. Dari dulu Irene selalu berhasil membuatnya menjadi memuja gadis itu. Bahkan sampai sekarang Irene yang berbeda dari yang ia kenal dulu pun masih berhasil menarik dirinya untuk mencintai gadis itu.

Irene berubah itu yang Taehyung rasakan. Tapi Taehyung tidak bisa menampik jika Irene masih sama seperti dulu dalam hal tidak pernah menyatakan perasaannya secara langsung.

Taehyung mengecap dirinya menjadi gila cinta hanya karena seorang Irene. Bahkan dari 12 tahun yang lalu sampai sekarang perasaannya pada Irene tetap tidak berubah. Walaupun di akhir tahun perkuliahannya ia berpisah dengan Irene. Irene menghilang tanpa jejak setelah kejadian yang dialaminya saat berdua dengan Irene. Sedangkan Taehyung kembali mengurus perusahaan miliknya disamping ia menjalani masa perkuliahan. Taehyung kembali melanjutkan studynya disanping ia bekerja.

Selama ini Taehyung tidak pernah melupakan Irene. Karena ingatan tentang Irene tidak pernah hilang dan tidak akan pernah ia hapus dari ingatannya.

Bagaimana Taehyung bisa melupakannya, jika Irene seperti magnet baginya?











Taehyung menatap datar Jimin yang duduk didepannya. Jimin cerewet sama seperti kekasihnya, Seulgi.

"Kenapa tidak memberitahuku sialan!"

"Aku sudah bilang tadi jangan berteriak, Jim. Aku sedang sakit kepala!" dengus Taehyung kesal. Menatap tajam Jimin dan menyesap Vanilla milkshake miliknya.

"Salahmu sendiri melamar wanita tapi tidak romantis! Pantas saja digantung" ujar Jimin santai.

Jika mengingat Jimin bukan sahabatnya, ia pastikan Jimin tidak akan bisa pulang setelah ini.

"Mau merasakannya sekarang atau diluar Cafe ini, Jim?" seru Taehyung dingin.

"Aku bercanda. Serius sekali" Jimin menghela nafas pendek. Disisi lain ia bingung harus mengatakan pada Seulgi seperti apa. Disisi lain ia merasa kasihan dengan Taehyung.

Kim Taehyung di gantung oleh seorang wanita. Hell aib memalukan.

"Datang ke apartemennya. Kau juga sudah tahu passwordnya. Tidak kusangka Kim Taehyung yang ku kenal terlihat bodoh jika berurusan dengan wanita yang di cintanya"

"Sialan! Seperti kau tidak mengaca saja!" maki Taehyung. Jimin hanya tertawa. Mengerjai sahabatnya jika sedang risau begini terlihat menarik.












Berkali-kali Taehyung menekan bel apartemen Irene, tapi Irene tidak meresponnya. Hanya untuk gambaran sebagai tamu yang sopan saja bagaimana sikap yang benar untuk bertamu.

Taehyung itu tidak sabaran. Perlu di ingat.

Memilih masuk begitu saja ke apartemen Irene setelah menekan kode passwordnya.

"Bae?" panggilnya pelan.

"Taehyung?"

Taehyung menoleh ia kenal dengan suara ini. Buru-buru Taehyung melepas sepatunya dan mengganti dengan sendal rumah.

"Jin hyung!?"

"Apa yang hyung--"

"Kenapa kau bisa masuk?"

Taehyung berjalan mendekati Seokjin yang berada di depannya. Seokjin mengajaknya duduk disofa ruang tengah Irene.

"Aku butuh penjelasan, Taehyung-ah.." seru Seokjin.

"Aku juga butuh hyung" seru Taehyung tidak sabaran.

Seokjin mendengus kesal. Taehyung memang begitu. "Tidak. Jelaskan padaku terlebih dahulu atau kau tidak mendapatkannya sekarang"

Taehyung menghela nafas frustasi. Harus mulai darimana ia menjelaskannya pada Seokjin yang bahkan ia tidak tahu Seokjin bisa berada di apartemen Irene.

"Ingat cerita aku ditipu oleh seorang perempuan?" Seokjin hanya mengangguk sebagai jawaban. "Perempuan itu adalah pemilik apartemen ini. Irene atau Bae Joohyun"

"What?! Are you kidding me!?" Seokjin sedikit berteriak. Terlalu terkejut dengan apa yang baru saja Taehyung katakan.

"Kenapa berteriak hyung!"

"Lalu apa lagi?"

Taehyung menghela nafas kesal. Namun ia lebih memilih menceritakannya pada Seokjin. Seokjin pun mendengarkannya secara rinci tidak mau terlewati satupun.

"Begitu.. Maka dari itu aku kemari. Tapi yang ku dapat kau berada disini"

Seokjin tertawa pelan. Taehyung dibuat bingung olehnya. "Aku tidak menyangka orang yang menjadi alasan dirinya melakukan terapi penyembuhan adalah kau"




















TBC

Eyes On You - VRENETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang