XXVIII

1.2K 102 9
                                    

"Taehyung-ah, bagaimana keputusanmu?"

Yoongi menatap Taehyung yang masih duduk di ranjang rawatnya. Disampingnya ada Daniel. Sesuai janji Taehyung, mereka akan membahas mengrnai permasalahan ini. "Aku yang akan mengurusnya hyung. Bagaimana reaksinya ketika kau yang tiba-tiba datang menghampirinya?"

"Awalnya biasa saja, tentu karena dia belum tahu siapa aku. Terlebih Bibi tidak bersamanya, jadi dia tidak mengenalku" jelas Yoongi santai. "Tapi kau harus secepatnya bertemu dengannya. Yang dia tahu aku ini bawahanmu, maka dari itu dia bisa semena-mena padaku tadi." Sambungnya.

"Yang dikatakan Yoongi hyung benar, dia bisa bergerak lebih cepat tanpa diduga. Kejadian ini saja kita tidak tahu, tiba-tiba saja kau berbaring dirumah sakit karena ulahnya" Daniel membuka suara setelah sejak tadi cukup menjadi pendengar yang baik. "Setidaknya kita bisa memantau pergerakannya melalui anak buahnya. Aku berhasil menculik anak buahnya"

"Bagus. Kau sembunyikan dimana dia?"

"Kau bahkan tahu sendiri jawabannya tanpa kuberitahu" Taehyung tersenyum penuh arti, jelas saja dia tahu. Rumah rahasia yang sengaja dibuatnya dan hanya diketahui oleh Yoongi dan Daniel. "Beri dia sambutan tamu jika dia tidak membuka suara, aku akan memberinya sambutan special setelah keluar dari sini"

"Besok.." Sambungnya.

Daniel bergidik sedikit ngeri ketika merasakan aura kelam yang dikeluarkan oleh Taehyung. Lupakan sambutan jika masih berfikir seperti pidato. Sambutan yang dimaksud adalah berbau dengan warna merah. Terlebih jika sambutan special. Yoongi bersikap biasa saja, Taehyung itu iblis jika ada yang mengusiknnya. Seakan iblis dalam tubuhnya bangkit kembali.

"Sudah tahu dimana dia tinggal?"

"Memiliki rumah di daerah Gangnam tinggal bersama istri dan anaknya" Daniel menjawab seraya mengecek Ipad yang dipegangnya.

"Wah menarik sekali" Taehyung tersenyum licik ketika mendengar penjelasan Daniel. Dunia memang sangat sempit, mudah sekali dia dipertemukan dengan orang-orang yang sudah ditandainya diam-diam.

"Taehyung jangan macam-macam pada Ibumu"

Sontak Taehyung langsung menatap tajam Yoongi. "Aku tidak perduli itu siapa, sudah berani mengusikku tidak kukasih belas kasihan"

"Tapi dia tetap Ibumu, kau boleh menyakiti suaminya tapi tidak dengan Ibumu" jelas Yoongi lagi. Yoongi menatapnya cemas, Taehyung itu tidak bisa ditebak jalan pikirannya.

"Siapa perduli? Sudah kukatakan dari awal dan aku tahu kau paham maksudku hyung. Aku tidak suka mengatakannya dua kali"

"Aku hanya mengingatkan dirimu untuk tidak melukai Ibumu, dia wanita Taehyung. Kau tidak akan bisa, terlebih sekarang kau memiliki Irene yang menjadi kekasihmu"

"Jangan membawa nama Irene dalam masalah ini! Dia tidak ada sangkut pautnya Min Yoongi" Taehyung seketika berdiri dihadapn Yoongi yang lebih pendek darinya. Menatap tajam Yoongi, seolah ingin melubangi mata Yoongi saat itu juga. "Sekali lagi kau menyebutkan nama Irene, kau berurusan denganku" rahang Yoongi dicengkram oleh Taehyung. Menyebabkan selang infus yang menancap di tangannya tertarik dan mengeluarkan darah.

"Taehyung! Tanganmu!" Daniel berteriak panik, ketika melihat darah terus keluar

"Taehyung-ah, aku hanya mengingatkanmu sebagai hyungmu. Aku minta maaf jika itu sensitif bagimu" Yoongi berujar pelan, melepas cengkraman tangan Taehyung padanya. "Duduk kembali, aku panggilkan perawat"

Ceklek

"Astaga! Apa yang terjadi?"

"Taehyung!"

Eyes On You - VRENETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang