Terhitung sudah dua minggu dirinya tidak datang ke kantornya, walaupun dia pemiliknya tapi tetap saja Taehyung punya tanggung jawab. Satu minggu berada di rumah sakit, ditambah satu minggu lagi istirahat dirumah. Tidak benar-benar istirahat karena Taehyung bukan tipikal yang suka berdiam diri, menyibukkan diri sendiri karena sungguh sehari tidak melakukan apapun membuatnya jenuh. Taehyung selalu antar jemput Arin kesekolah setiap hari, yang mana biasanya dia jarang melakukannya jika tidak sibuk. Pergi main bersama Arin. Berduaan dengan kekasihnya juga, kadang menjemput kadang mengantar, Walaupun Irene terkadang harus menolak dan mengomelinya untuk berhenti dan harus beristirahat full sesuai arahan dokter. Tentu saja Taehyung tidak menurut.
Hari ini Taehyung memutuskan untuk berangkat ke kantor, sempat berdebat dengan Irene pagi tadi melalui telfon, dan Yoongi juga mengomelinya sebelum berangkat ke Daegu bersama Seokjin. Tapi Taehyung tetaplah Taehyung yang keras kepala dan tak terbantahkan.
Senyum kotaknya terus mengembang di wajah tampannya, Taehyung tidak bisa berhenti tersenyum ketika mendengar suara Irene diseberang telfon. Taehyung dengan santai mendengarkan cerita Irene yang bertemu klien menyebalkan di kantornya hari ini, kalau kata Irene sih bapak tua bangka yang sok dengan kekuasaan yang dipegangnya. Sedangkan matanya masih fokus pada layar laptop yang menampilkan beberapa pekerjaan miliknya.
"Menyebalkan sekali, ingin mengajakku bekerjasama tapi dengan bahasa mengancam. Sombong sekali tua bangka itu, tidak tahu saja jika aku kesal aku bisa mengambil alih perusahaan miliknya. Kuasaku jauh lebih tinggi darinya!"
"Haha.. aku rasa sekarang kau yang menyombongkan diri sayang" gumam Taehyung, Irene pun mendengus diseberang telfon.
"Tidak didepan tua bangka itu juga! Taehyung jangan menertawaiku terus"
"Baik-baik.. jangan kesal seperti itu lagi, makan siang bersama?" tawar Taehyung mencoba mengalihkan topik saja agar Irene tidak terlalu mendengar kekehan kecilnya yang masih tersisa.
"Maaf ya, aku sudah ada janji siang ini. Kau terlambat satu langkah Kim"
Alis Taehyung otomatis bertaut tidak suka ketika mendengar Irene berucap seperti itu diseberang telfon. Siapa yang berani mengambil startnya lebih dulu?
"Pergi dengan siapa?" Singkat dan terdengar ketus. Itu otomatis.
"Seseorang yang aku sayangi pastinya, kenapa tidak suka?"
Fokusnya otomatis buyar, tidak memiliki minat lagi menatap layar didepannya. Menggenggam pulpen dengan erat sampai patah kalau bisa. Taehyung ingat kok, Orangtuanya Seokjin dan Irene masih di Canada, Irene yang bilang kemarin. Dan Seokjin baru berangkat ke Daegu bersama Yoongi dan sudah bilang juga kalau akan balik malam ini. Lalu siapa lagi seseorang yang disebut Irene? Cih!
"Siapa Bae? Kenapa aku tidak tahu tentang itu?"
"Taehyungie marah?"
"Pikir saja sendiri" Taehyung dapat mendengar Irene terkekeh pelan diseberang telfon. Makin kesal saja jika mendengar tawa kekehan kecil Irene begitu, terlalu gemas! Taehyung bisa batal kesal kalau begini. Bucin? Sudah pasti.
"Taehyungie kenal kok, bahkan pernah mengobrol" seru Irene pelan, Taehyung menghela nafas panjang. Tidak mau berdebat lebih untuk menilisik kira-kira siapa orang yang dimaksud Irene. "Jangan marah sayang.. Aku ada janji dengan Seulgi untuk menemaninya ke salah satu restaurant yang baru buka, dan Seulgi ingin kesana karena suaminya sedang sibuk, jadi aku yang disandera"
Helaan nafas panjang terdengar, Taehyung menyamankan punggungnya pada sandaran kursi dan memijit keningnya entah untuk apa. Hanya ingin membuat tubuhnya rileks sedikit, karena tadi sudah terlalu tegang, bersiap meledak kapan saja jika Irene menyebut seseorang yang tidak dikenalnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Eyes On You - VRENE
Hayran KurguDi dalam ingatannya, dalam kenangannya dia tidak berniat untuk melupakan sosok yang telah membuatnya tertarik seperti magnet hanya melalui sorot matanya. Namun, seseorang yang dimaksudnya, tidak mengingat siapa dirinya karena suatu alasan. Mereka se...