XV

1.8K 210 4
                                    

Taehyung tidak berniat menjauhkan jemarinya pada helaian rambut Irene. Irene tertidur dengan tenang tanpa terusik. Setelah pembicaraan panjang dengan Seokjin, Taehyung memutuskan untuk menemui Irene. Sedangkan Seokjin berniat ingin membuat makan malam di pantry.

“Setelah ini, cahayamu yang hilang akan kembali, Bae. Trust me

“Hngg..”

“Bae? Kau bangun?”

“Tae? Kim Taehyung?” Irene membuka kedua matanya, menatap Taehyung yang duduk disamping ranjangnya dan menatapnya lekat. Irene melihat siratan mata Taehyung terlihat kelelahan. Beberapa hari tidak bertemu dengannya malah bertemu dengan keadaan Taehyung yang kelelahan begini.

“Iya aku. Bagaimana kea—”

“Tae! Maafkan aku .. maaf!”

Taehyung sedikit tersentak ketika Irene tiba-tiba duduk dan memeluk tubuhnya erat. Pakaiannya yang dikenakannya terasa basah dibagian pundak, Irene menangis.

“Hei… Hei .. Bae, Stop.. I’m okay...”

No! maafkan aku Tae… sakit sekali.. maaf!”

Taehyung balas memeluk tubuhnya. Tubuhnya bergetar, Irene histeris dipelukannya. Yang dapat Taehyung simpulkan hanyalah, Irene telah mengingat dirinya. Taehyung membiarkan Irene yang memeluk tubuhnya dan menangisi dirinya. Yang dapat Taehyung lakukan hanyalah menenangkannya, dan membuatnya berhenti menangis.









“Berhentilah sesegukkan begitu, Taehyungmu tidak kemana-mana, Rene” seru Seokjin. Ia sedikit jengah dengan sikap Irene saat ini. Masih saja terisak kecil walaupun sedang menyantap makan malamnya. Bahkan Irene mengamit lengan Taehyung. Takut jika Taehyung pergi meninggalkannya.

“Diamlah, Seokjin! Makan saja”

What the--?!”

“Biarkanlah hyung.. jarang dia bersikap manis begini. Biasanya galak terus”

“Yasudah kalau tidak suka, Kim!” Irene berujar kesal. Dan melepaskan pegangannya. Tidak perduli.

“Hei.. jangan marah, maaf”

“Menjauh sana!”

Taehyung hanya mengulum senyumnya. Irene terlihat baik, setelah Taehyung memberinya pengertian pada gadis itu ketika menangis hebat dipelukannya.

“Besok menginaplah dirumah, Rene. Mom mengkhawatirkanmu” seru Seokjin.

Irene menatap Seokjin. “Ayah?”

“Ayah juga sama. Aku menginap disini malam ini, tidak masalah bukan?” tanya Seokjin. Irene hanya mengangguk sebagai jawaban. “Kerjaanmu tidak banyak?”

“Tidak. Bahkan seharian ini aku disini kan” jawab Seokjin seadanya.

Taehyung hanya mendengarkan interaksi kedua Kakak beradik ini. Taehyung jadi merindukan Arin, yang sampai saat ini belum di temuinya setelah pulang dari Switzerland kemarin.

“Taehyung-ah, kenapa diam?”

“Tidak apa hyung. Hanya memikirkan Arin saja” seru Taehyung pelan.

“Kau belum menghubunginya? Atau menemuinya? Temui dia, Taehyung-ah. Yang dia butuhkan itu dirimu, walaupun ada Hoseok bersamanya” jelas Seokjin.

Seokjin mengkhawatirkan kondisi Taehyung. Yang mereka kira Taehyung pergi ke Jerman, ternyata tidak. Taehyung rela membohongi Arin hanya untuk menemui kedua orang tuanya. Jika ia menjadi Taehyung yang tidak diberitahukan perihal kedua orang tuanya. Tentu saja ia akan merasa sangat terpukul. Tapi Taehyung? Ia bahkan bisa menyembunyikannya dan mengalihkannya dengan baik.

Eyes On You - VRENETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang