"Ayo masuk, Taehyung-ah"
Taehyung menganggukkan kepalanya sebagai jawaban dan memberikan senyumnya pada wanita yang telah membukakan pintu untuknya. Ibu Irene.
Sebenarnya Taehyung sudah ke apartemen Irene, bahkan sudah masuk. Ternyata Irene tidak berada di apartemennya. Taehyung langsung menghubungi Seokjin untuk menanyakan Irene dimana, ternyata Irene berada dirumah. Yang dimana rumah keluarganya, Ibu, Ayah dan Seokjin.
"Terima kasih, Mom.." Taehyung memeluk Ibu Irene sebentar. Wanita itu tersenyum ramah, cantik sekali ketika tersenyum akan terlihat seperti Seokjin. Tapi, Taehyung rasa sekilas juga mirip seperti Irene.
"Dia dikamar, masih merajuk sepertinya" Ibu Irene tertawa pelan seraya menuntun tangan Taehyung mengikutinya sampai tangga.
"Anak Mom marah padaku dari rumahku tadi" jelas Taehyung
"Aku pikir itu masalah biasa, selesaikan bersama ya? Setelahnya makan malam dibawah sayang" Taehyung tersenyum lembut. Wanita didepannya penyayang sekali, tidak heran kenapa Seokjin bisa menjadi lelaki lembut begitu.
Pintu kamar Irene tidak dikunci ketika Taehyung mencoba membukanya setelah mengetok pintu. Langsung disuguhkan Irene yang berdiri di balkon kamarnya dengan ponsel ditangannya. Memotret sesuatu sepertinya, dan Taehyung rasa Irene tidak menyadari kedatangan Taeyung di kamarnya.
"Bae.."
Dapat Taehyung lihat tubuh Irene tersentak kaget. Irene segera membalik tubuhnya untuk melihat siapa yang memanggilnya.
"Kenapa tidak bilang mau kemari?" tanya Irene, meletakkan ponselnya di atas meja dan berjalan menghampiri Taehyung.
"Sengaja. Aku ingin melihat apa kekasihku masih marah padaku atau tidak. Dan sepertinya masih ya" Taehyung berujar pelan
"Tetap saja bilang dulu!" seru Irene. Taehyung? Ia tertawa pelan, benar Irene masih marah padanya. Melihat wajah Irene yang terlihat kesal berjalan kearahnya.
"Iya ma-- ugh!" Taehyung merintih sebentar, bukan ditinju untuk yang kedua kalinya oleh Irene. Irene tiba-tiba saja menubrukkan dirinya pada tubuh Taehyung. Memeluk Taehyung erat, dan membenamkan wajahnya di dada Taehyung. Taehyung terkejut, ia pikir Irene akan berdiri didepannya dan memarahinya -lagi.. Nyatanya hanya sebuah pelukan erat yang di dapatkannya.
"Aku susah bernafas, sayang. Terlalu erat" seru Taehyung pelan, tangannya masih aktif mengelusnya rambut panjang Irene. Irene hanya diam, masih betah dengan memeluk Taehyung dengan erat, bahkan hidungnya sejak tadi terus menggusak didada Taehyung. Menghirup aroma tubuh yang menjadi kesukaan nomor duanya.
Siapa yang pertama?
Aroma Ayahnya~
"Baiklah, apapun untuk kekasih cantikku tidak masalah" Taehyung ingin tertawa, tapi ia urungkan, takut jika Irene malah semakin marah padanya.
"Taehyung berbohong padaku ya.." Irene bersuara pelan, karena masih belum mau menjauhkan wajahnya sedikit dari tubuh Taehyung.
"Berbohong apa sayang? Aku merasa tidak pernah membohongimu sekarang" jelas Taehyung bingung. Tiba-tiba di bilang 'pembohong' siapa yang tidak terkejut mendengarnya.
"Tidak hanya sekarang. Dari dulu.. Taehyung banyak memiliki wanita.. Benarkan?"
UHUK!
"A-apa? Aku?!"
"Taehyung jangan berteriak. Sudah salah malah berteriak" Irene mendengus kesal. Kali ini ia menjauhkan wajahnya, menatap Taehyung kesal yang sayangnya kenapa Taehyung begitu tinggi darinya. Melonggarkan pelukannya, tapi tetap tidak mau melepaskan rangkulannya dari pinggang Taehyung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Eyes On You - VRENE
Fiksi PenggemarDi dalam ingatannya, dalam kenangannya dia tidak berniat untuk melupakan sosok yang telah membuatnya tertarik seperti magnet hanya melalui sorot matanya. Namun, seseorang yang dimaksudnya, tidak mengingat siapa dirinya karena suatu alasan. Mereka se...