Televisi dibiarkan menyala tanpa memperdulikan tidak ada orang yang tertarik dengan acara yang ditayangkan. Tidak juga sih, Arin hanya curi pandang saja kearah televisi selebihnya matanya tertuju pada Irene yang duduk disofa sebelah kanan. Raut wajahnya tertekuk masam, ponsel digenggaman sejak tadi diremat. Andaikan ponsel itu lunak seperti squishy mungkin sekarang sudah aneh bentuknya.
"Kak, mungkin kak Tae mendadak ada urusan.. Dia pergi satu jam sebelum kakak datang kok" Arin mencoba berbicara halus, memberi sedikit pengertian dengan maksud agar Irene tidak marah-marah terus.
Dengusan tidak suka keluar dari Irene, dan memandang Arin datar. Arin balik menghela nafas panjang, susah memang jika Irene sudah marah seperti ini. "Kakakmu sendiri yang mengajak hari ini pergi, dia yang membuat janji tapi dia yang tidak menepati. I swear to God ini hari Minggu, Rin"
"Iya tahu.. Kak Tae tidak bilang hal lain selain mengatakan dia tidak akan lama dan menyuruh kita menunggunya"
"Tiga jam kita disini dan itu tidak lama? Kau sendiri tadi aku ajak pergi agar kakakmu menyusul, tapi kau tidak mau" seru Irene dingin. Jujur saja Arin selalu meringis jika Irene tengah merajuk, marah seperti ini. Kelihatan sekali galaknya sama seperti Taehyung. Arin kan ciut seketika.
"Kak Tae bilang tidak boleh kemana-mana kak.." cicit Arin pelan. Mungkin sudah terbiasa, karena Arin pun tidak jarang melihat Kakaknya dan kekasih kakaknya ini ribut hal sepele seperti ini.
"Persetan dengan kata kak Tae, Rin! Aku mau pulang" Irene bergegas bangkit dan menyambar tas mungil Hermes hadiah dari Taehyung yang sejak tadi tergeletak pasrah dilantai.
"Kak! Nanti saja!" dipercepatnya langkah kakinya dengan Irene dan mencegat tangannya. "Kita tunggu sebentar lagi, mungkin kak Tae dijalan pulang" pinta Arin, sungguh biasanya Irene tidak bisa berkutik jika Arin sudah memasang wajah andalannya seperti ini. Karena sekarang situasinya berbeda, Irene tampak tidak perduli.
"Kontak kakakmu tidak bisa dihubungi. Aku tidak mengerti apa yang keparat itu lakukan sekarang. " Decak Irene kesal dan melepas pegangan tangan Arin di pergelangan tangannya. "Lebih baik kau bangunkan Yoongi dan kalian pergi keluar. Aku mau pulang, sampaikan saja pada keparat itu jika aku pulang dan tas ini aku buang!"
Irene merogoh dompet dan ponselnya didalam tas teraebut, dan melemparnya kelantai tnapa memperdulikan lipstick, bedak dan parfum miliknya berserakan dilantai. Arin hanya menatap punggu Irene yang menghilang dari balik pintu dan mendengus malas.
"Ah! Kak Tae cari masalah terus!" Decak Arin kesal dan menaiki tangga menuju kamar Taehyung yang ada Yoongi disana sedang tidur.
"Ck, Rin. Jangan berisik." Gumam Yoongi malas, sepertinya dia tidak sengaja terbangun ketika Arin membuka pintu kamar Taehyung dengan berisik, dan menaiki ranjang dengan tidak sabaran.
"Bangun kak! Matahari sudah diatas"
"Aku malam tadi begadang dengan Taehyung bocah. Pergi kekamarmu dan biarkan aku tidur"
Arin berdecak kesal dan menarik selimut yang dipakai Yoongi jadi berantakan. "Arin.. Biarkan kakak tidur" Yoongi berseru tidak suka, tidurnya diganggu siap-siap saja dapat tendangan dari Yoongi.
"Ayo ke Starbucks, kita nongkrong kak!"
"Gayamu ajak nongkrong. Bukannya mau jalan sama Taehyung sama kekasihnya?"
"Kak Taehyung ingkar janji, Kak Irene marah dan pulang. Lalu aku jadi pihak penengah kena siram" Arin mendengus kesal, jika Taehyung pulang akan dihajar habis-habisan. "Jadi ayo kak kita berdua pergi kencan saja"
"Cih! Bocah sepertimu tau apa tentang kencan? Taehyung pergi kemana?"
Setelah mendengar jawaban Yoongi, bibirnya merengut lucu. Yoongi selalu mengejeknya, seperti sudah kebiasaan jika sehari tidak mengejeknya rasanya ada yang kurang. "Tidak tahu. Kak Tae langsung pergi saja sebelum Kak Irene datang, dan menyuruh kami menunggu hanya sebentar katanya. Tapi tiga jam berlalu belum juga pulang"

KAMU SEDANG MEMBACA
Eyes On You - VRENE
FanfictionDi dalam ingatannya, dalam kenangannya dia tidak berniat untuk melupakan sosok yang telah membuatnya tertarik seperti magnet hanya melalui sorot matanya. Namun, seseorang yang dimaksudnya, tidak mengingat siapa dirinya karena suatu alasan. Mereka se...