XVII

1.6K 169 2
                                    


"Masih tidak mau berbicara dengan Taehyung?"

Arin terkejut, segera mendudukkan dirinya dari sofa ketika melihat Namjoon menghampirinya dengan segelas Americano di tangan. Awalnya ia hanya merebahkan tubuhnya di sofa panjang seraya menonton TV.

"Hanya malas.."

"Tapi kau sudah tahu semuanya bukan?" tanya Namjoon lagi.

Namjoon memang sedang berada di apartemen Hoseok, berencana untuk pergi bersama ke Studio Yoongi, sekalian bertemu Seokjin di Agensi dimana Yoongi bekerja.

"Sudah. Hanya tidak ingin"

Namjoon hanya menganggukkan kepala. Sungguh ia tidak tahu harus bagaimana lagi, ia tidak bisa memahami Arin yang memang sedang dalam mood jelek. Namjoon memiliki Adik perempuan juga, tapi sama saja ia bahkan masih sering bertengkar dengan Adiknya. Namjoon bahkan mengatakan bahwa dia memang bukan kakak laki-laki yang baik karena terus menerus bertengkar dengan Adiknya hanya masalah sepele. Bahkan Namjoon sering membuatnya menangis, setelahnya Namjoon akan meminta maaf, tapi tetap saja kembali melakukan kesalahan yang sama.

"Rin, ikut tidak? Kami akan ke Agensi Jin hyung dan bertemu Yoongi hyung" Hoseok menghampiri keduanya setelah selesai bersiap.

"Pulang jam berapa nanti?" Arin balik bertanya.

"Tidak tahu ya.. Kami ada deadline lagu baru, membutuhkan diskusi dan menyiapkan semuanya. Ikut saja ya"

"Tidak mau. Aku disini saja, Dad"

"Tidak. Ikut saja, kau bisa berdiam diruangan Jin hyung dan mengajaknya pergi. Jin hyung tidak pernah menolak, bukan? Jika disini kau sendirian, kami tidak tahu selesai jam berapa" seru Hoseok lagi. Hoseok mana tega meninggalkan Arin di apartemennya sendiri, mengingat sikapnya mirip sekali dengan Taehyung jika sudah ditinggal sendirian.

"Aku tidak mau bertemu Yoongi. Disini saja, kalian pergi saja tidak apa" seru Arin malas. Hoseok menghela nafas sebentar. Sedangkan Namjoon hanya memandang keduanya bergantian.

"Yasudah tidak akan bertemu Yoongi hyung, tapi ikut ya? Please? Tidak mungkin aku meninggalkanmu disini"

Arin mendesah malas. Tidak bisa juga dirinya terus menolak ajakan Hoseok. Dan mana pernah dia menolak ajakan Hoseok, selalu mengiyakan. "Aku bersiap sebentar"

Hoseok tersenyum cerah ketika Arin beranjak dari duduknya dan memasukki kamarnya setelahnya ia duduk disebelah Namjoon untuk menunggu gadis itu selesai.

"Babymu sangat menurut padamu hahaha" Namjoon tertawa seraya menyikut lengan Hoseok.

"Tentu saja. Perkataan Daddynya tidak pernah dibantahnya"

"Menjijikan Seok!"








"Sudah kubilang, aku tidak mau Dad! Kenapa sih memaksa"

Arin berteriak ketika Hoseok ingin membawanya ke studio Yoongi. Namjoon pergi duluan ke studionya untuk mengambil flahdisknya. Awalnya sudah pergi ke ruangan Seokjin, tapi Seokjin sedang mengadakan rapat dengan karyawannya. Mau tidak mau Hoseok membawa Arin ke studio Yoongi sementara.

"Why? Kau mau menunggu sendirian disana? Lalu akan mati kebosanan? dengar.. ikut
denganku atau ku tinggal disini?"

Arin terdiam. Tidak menyangka Hoseok akan sedikit keras padanya kali ini. Selama ia mengenal Hoseok dan memutuskan untuk memanggilnya 'Daddy' Hoseok tidak pernah keras padanya, Hoseok sama seperti Taehyung. Bahkan Hoseok selalu bersikap lembut padanya semarah apapun ia padanya, Hoseok bukan tipikal lelaki yang mudah terpancing emosi.

"Jawab sekarang, Rin. Kerjaanku masih banyak setelah ini" desak Hoseok lagi.

"I wanna go home!" jerit Arin sekali lagi setelahnya berlari meninggalkan Hoseok.

Hoseok berniat mengejarnya, tapi Yoongi menahannya. "Lepas hyung! Beberapa hari ini dia tidak dalam keadan baik-baik saja! Aku harus mengejar anak itu, hyung!"

Hoseok melepas tangannya dari genggaman Yoongi. "Dia perlu waktu sendiri, Seok. Dia masih belum bisa menerima keadaan yang sebenarnya"

"Maka dari itu ia harus di beri pengertian, hyung. Dia bahkan masih 17 tahun, masih beranjak pada masa kedewasaannya emosinya masih labil. Hal seperti itu tidak pantas disepelekan untuk anak umur seusianya, hyung"

Setelahnya Hoseok meninggalkan Yoongi yang masih berdiri ditempat. Berlari untuk mengejar Arin yang sudah tak terlihat oleh pandangannya lagi.

'Taehyung-ah, aku rasa kau harus meluangkan waktumu lebih banyak pada Adikmu. Adikmu pergi setelah sedikit berdebat dengan Hoseok. Hoseok sedang mengejarnya. Taehyung-ah cari adikmu, aku juga akan mencarinya"

Taehyung menggenggam ponselnya kuat setelah mendapat pesan dari Yoongi. Taehyung berhenti memakan makanan yang berada didepannya.

"Tae? Ada apa?" tanya Irene

"Bae, maafkan aku tapi aku harus pergi"

Irene menatapnya bingung. Terdengar sekali nada panik dari suara Taehyung. "Apa yang terjadi?"

"Arin pergi tidak tahu kemana. Maafkan aku, lain kali aku akan mengganti acara makan siang yang tertunda hari ini, Bae.. aku mencintaimu"

Sebelum pergi, Taehyung menyempatkan mencium kening Irene dan mengusak surai Irene. Sontak saja pipinya kembali merona dan jantungnya berdetak tidak karuan ketika Taehyung menciumnya.

"Aih! Sialan sekali, kenapa begini saja merona segala" Irene meminum air di gelasnya berusaha menetralkan kembali detak jantungnya.







TBC



***

first, Happy New Year guuyss~~!!

saya tahu kok telat banget bilangnya sudah lewat lima hari kan yah wkwk banyak kendala yang terjadi, yang paling kuat adalah malas ngetik gaes:((( saya hilaf!

Happy Reading yeorobun~~

Eyes On You - VRENETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang