Epilog

60.8K 2.4K 58
                                    

Calvin meremas tangannya dengan gelisah. Semua doa sudah dia panjatkan, guna keselamatan istri dan anaknya yang sedang berjuang di meja operasi. Sungguh, semua orang tahu jika Calvin bukanlah seorang yang taat beragama. Tapi kali ini dia benar-benar berharap Tuhan mau mendengar permintaannya.

Setelah tadi terjadi masalah dengan kandungan Sienna. Mau tidak mau, wanita itu harus segera menjalani operasi guna menyelamatkan kandungannya. Dan sekarang Calvin benar-benar cemas. Sudah hampir 30 menit sejak Sienna masuk, namun sampai sekarang dokter masih belum juga menunjukkan batang hidungnya.

"Tenanglah Cal, semua pasti baik-baik saja," ucap Leona. Mengelus lembut punggung Calvin. Berusaha menenangkan perasaan anaknya yang benar-benar kacau.

Calvin menoleh ke arah Leona sekilas, "Ini sudah sangat lama sejak mereka masuk, Bu," ucap Calvin begitu takut. Wajahnya terlihat begitu cemas.

Ya, hubungan keluarga mereka memang sudah terjalin dengan baik. Tidak ada lagi permusuhan antara Calvin dengan ayahnya. Bahkan hubungannya dengan Luke dan Monica pun terbilang sudah terjalin dengan lebih baik.

Leona kembali mengusap punggung Calvin, "Semua pasti baik-baik saja. Percayalah pada ibu," ucap Leona nadanya terdengar begitu yakin. Meski hatinya memiliki rasa khawatir yang sama seperti Calvin. Sungguh, dia sangat berharap menantu dan cucunya akan baik-baik saja.

Mereka semua terlihat cemas, hingga suara bayi terdengar memekakkan menusuk indera pendengaran mereka.

Senyum Andrew mengembang, dia menghampiri Calvin yang bangkit dari duduknya. "Bayinya sudah lahir," ucapnya antusias.

Tak beberapa lama, kembali terdengar suara bayi lainnya. Calvin mengernyit, menatap Leona dan Andrew bergantian. "Dua?" Cicitnya bingung.

Senyum Leona semakin mengembang dengan cerah. Dia mengangguk pada Calvin, "Sepertinya mereka kembar," ucapnya begitu berbinar.

Tak lama seorang dokter keluar dari ruang operasi. Wajahnya terlihat begitu cerah dengan senyum yang menawan. "Selamat, Pak. Semua berjalan dengan lancar, dan bayinya lahir dengan selamat," ucapnya.

"Apa mereka kembar?" Celetuk Andrew.

Dokter mengalihkan pandangannya, menatap orang-orang yang terlihat menanti jawabannya. Senyum dokter mengembang, "Benar. Sekali lagi selamat atas kelahiran putra dan putri yang begitu tampan dan cantik," lanjut dokter yang membuat semua orang terlihat begitu berbinar.

Leona tampak begitu girang, senyumnya mengembang dengan begitu lebar. "Astaga cucu-cucuku. Aku ingin segera bertemu dengan mereka," ucapnya.

Senyum dokter mengembang. "Untuk saat ini bayi akan dipindahkan ke ruang NICU terlebih dulu. Besok baru bisa dipindahkan ke ruang perawatan bersama ibunya," jawab dokter membuat senyum Leona seketika lenyap.

"Kalau begitu saya permisi dulu, ibunya akan segera dipindahkan ke kamar perawatan setelah selesai dibersihkan," ucap dokter lantas berlalu pergi.

Calvin mendesah lega. Kembali mendudukkan pantatnya di kursi tunggu, dengan perasaan yang luar biasa bahagia. Bahkan air mata kini luruh bersama senyumnya yang merekah.

"Selamat, Cal. Sekarang kau resmi menjadi orangtua," ucap Andrew sembari menepuk pelan pundak Calvin.

Calvin mengangguk, menatap ayah dan ibunya yang tersenyum hangat kepadanya. Sungguh, dia tidak menyangka akan menjadi orang tua secepat ini.

***

Calvin melangkahkan kakinya pelan, berjalan menuju ranjang di mana Sienna terbaring tak berdaya di sana. Segera Calvin menyeka air mata yang luruh dari pelupuk matanya. Mengecup kening Sienna lama. Lantas mendudukkan pantatnya di kursi di samping ranjang.

Calvin meraih tangan Sienna, mengecupnya lembut dan menempelkan pada pipinya. "Bangunlah sayang, apa kau tidak ingin bertemu anak kita?" Bisik Calvin. Air mata kembali luruh dari matanya.

Sungguh, dia merasa seperti lelaki yang benar-benar tidak berguna. Dia benar-benar tidak bisa berbuat apa-apa saat Sienna sedang berjuang demi anak-anak mereka. Dan sekarang melihat wanita ini masih belum sadarkan diri, membuat hati Calvin luar biasa menyesakkan.

"Cal," suara Sienna tercekat. Menatap Calvin dengan mata sayu.

Senyum Calvin mengembang dengan penuh kelegaan. Kembali dia mengecup tangan Sienna yang ada dalam genggamannya. "Kau menangis?" Tanya Sienna, tangannya mengusap lembut pipi Calvin yang terlihat basah.

Lelaki itu menggeng pelan. Tentu saja hal itu mengundang senyum Sienna. Bagaimana mungkin lelaki itu bisa menyangkalnya, jika air mata kembali luruh di pipinya.

"Kau mengkhawatirkanku?"

Calvin bergumam, "Sangat," dia kembali mengecup tangan Sienna beberapa kali. "Maaf aku tidak bisa menemanimu di ruang operasi," ucap Calvin. Wajahnya terlihat begitu penuh sesal.

Sienna menggeleng lemah, "Lalu di mana mereka?" Tanya Sienna mengundang kernyitan di kening Calvin. Lagi, kekehan terkuar dari bibir wanita itu. "Kau tidak perlu terlalu terkejut, Cal. Meski kita sepakat untuk tidak melakukan USG, tapi aku adalah seorang ibu, aku tahu jika ada dua manusia yang tumbuh di perutku," ucapnya. Terdengar begitu lembut di telinga Calvin.

Senyum Calvin merekah, "Mereka sedang di ruang NICU, mereka akan dipindahkan kemari besok."

Sienna mendesah lemah. Berarti baru besok dia bisa bertemu anak-anaknya. "Lalu dimana Ayah dan Ibu?"

"Mereka sedang menunggu Ashton dan Ashley," ucap Calvin mengundang kernyitan di kening Sienna.

Senyum Calvin merekah, menanamkan satu kecupan di bibir Sienna yang tampak mengkerut. "Aku memberi nama anak kita Ashton dan Ashley, bolehkah?" Tanyanya.

Sienna tersenyum. Dia menganggukkan kepalanya, "Ashton Grey Parker dan Ashley-?" Ucapnya terhenti, merasa tidak cocok jika nama tengah Calvin yang ikut dalam nama anak perempuannya.

"Ashley Charissa Parker," lanjut Calvin. Mengundang decihan dari bibir Sienna. Lantas senyum wanita itu merekah. "Bukankah sekarang kita impas?"

Sienna bergumam, lantas mengecup bibir Calvin. Senyum Calvin merekah, dia segera menyambut bibir Sienna dengan lumatan-lumatan kecil tanpa permainan lidah. Menyampaikan rasa cinta yang begitu besar dari perasaan masing-masing.

Perasaan bahagia yang membuncah memenuhi rongga dada mereka. Memulai hari baru mereka dengan peran baru. Memikul tanggung jawab untuk selalu bersama dan mencintai malaikat yang tuhan kirimkan.

----------------------○°○--------------------
Terimakasih untuk semua pembaca

----------------------○°○--------------------Terimakasih untuk semua pembaca

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Twin Angels a.k.a Ashton Grey Parker & Ashley Charissa Parker

Passion Of Love ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang