"Benar, aku menyerahkan diriku padamu Cal. Aku datang sesuai apa yang kau katakan."
~Sienna~"Aku yakin kau dalam kondisi sadar saat ini maka kali ini aku tak akan melepaskanmu, Sienna."
~Calvin~---------------------------○°○--------------------------
Warning 18+
.
.
.Dengan lembut Calvin meraih tengkuk wanita di hadapannya. Mendaratkan bibirnya pada bibir ranum yang selama ini menjadi obsesinya. Menyecapnya penuh rasa. Ciumannya begitu lembut, tidak ada paksaan di dalamnya.
Perlahan Calvin melesakkan lidahnya yang disambut dengan suka rela oleh lidah Sienna. Kedua benda tak bertulang itu saling menari di dalam mulut Sienna. Sesekali Calvin memiringkan kepalanya ke kanan ke kiri, berusaha mencapai setiap sudut mulut wanita yang menjadi candunya.
Beberapa saat mereka saling berpagut penuh kasih. Tangan Calvin dengan profesionalnya meraba pantat minimalis milik Sienna dengan sebelah tangan yang lain menekan tengkuk wanita itu, berusaha memperdalam ciuman mereka.
Sienna pun tak mau bertindak dengan pasif, kini bahkan kedua tangan wanita itu sudah berada di sela-sela rambut Calvin. Menjambak rambut setengah basah lelaki itu dengan lembut. Mengusaknya penuh nikmat saat bibir dan lidah Calvin benar-benar memanjakan seluruh rongga mulutnya. Mengabsen satu persatu tanpa cela.
Calvin melepaskan pagutan mereka, membiarkan Sienna meraup napas dengan rakus. Membiarkan bibir mereka terlepas dengan benang saliva yang menyatukan. Kini posisi mereka masih saling berhadapan dengan kening menempel, jarak wajah mereka begitu dekat.
Perlahan tangan Calvin mengusap lembut bibir Sienna yang terlihat membengkak karena ulahnya. Calvin menyukainya. Bibir ranum Sienna kini tampak penuh dengan warna merah menggoda.
Belum sempat Sienna mengumpulkan kesadarannya. Calvin sudah menghempas tubuhnya ke atas ranjang lelaki itu. Membuat tubuhnya sedikit terpantul-pantul.
"Cal!" Pekiknya berusaha protes pada lelaki yang terlihat begitu dominan.
Seringaian Calvin lagi-lagi mengembang. Dengan cepat dia pun menjatuhkan tubuhnya, mengukung Sienna yang terlihat merona.
Jemari Calvin terangkat, menjalankannya menyusuri setiap inci wajah cantik wanita di bawahnya. Lantas mengusap lembut pipi mulus Sienna yang tampak merona. "Kau begitu cantik, Sienna."
Pujian itu sungguh membuat Sienna merasakan jutaan kupu-kupu di dalam perutnya tengah mengepakkan sayapnya. Geli sekaligus menyenangkan.
Mata mereka kembali terkunci. Keduanya terlihat begitu gelap. Kabut nafsu benar-benar sudah mengambil alih pikiran mereka. Keduanya sungguh sangat menginginkan sentuhan satu sama lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
Passion Of Love ✔
Roman d'amour[C O M P L E T E] Konten (18+) -------------------------------------------------- "Bijak-bijaklah dalam memilih bacaan, karena hal itu ikut andil dalam pembentukan karakter anda." ~Niu Aster~ Terimakasih untuk yang sudah menghargai karyaku. ?? ...