Sienna merebahkan tubuhnya ke atas ranjang miliknya. Tatapannya lurus menerawang langit-langit kamarnya. Mengapa dunia begitu rumit untuk dipahami? Dan lagi mengapa banyak sekali orang-orang yang terlihat baik-baik saja, padahal mereka memendam kesedihan yang tidak bisa dijelaskan.
Sienna memejamkan matanya, seketika sekelebat bayangan Calvin melintas di pikirannya. Dahi Sienna berkerut, sebenarnya apa yang terjadi pada lelaki itu? Mengapa sikapnya bisa sangat berubah setelah pesta tadi? Sienna kembali menatap langit-langit kamarnya, sesuatu pasti sudah terjadi padanya.
Dan lagi, kembali Sienna mengingat kata-kata Rey tadi padanya. Sungguh, kepala Sienna benar-benar penuh memikirkan dua lelaki yang bersikap aneh hari ini. Benar-benar membuatnya dilema. Ingin rasanya Sienna membantu mereka, namun apa daya Sienna bahkan tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi pada mereka.
***
Pagi mulai menyapa. Perlahan matahari mulai merangkak, memancarkan sinarnya menghalau embun yang menebarkan aroma menyegarkan. Sienna menggeliat dari balik selimutnya. Dengan setengah sadar bulu mata lentik miliknya mulai terbuka perlahan, pandangan yang masih kabur segera dia kumpulkan dengan menguceknya pelan. Segera dia beranjak dari tempat ternyamannya.
Sienna menuruni anak tangga, setelah dia selesai mandi dan berdandan. "Selamat pagi tuan putri." mata Sienna segera beralih mencari sumber suara itu berasal.
"Darril!" serunya, saat menatap kakak kesayangannya sudah duduk di meja makan bersama dengan papanya. Segera Sienna menuruni anak tangga dengan setengah berlari, lantas berhambur memeluk kakak yang sudah sangat dirindukannya.
Darril membalas pelukan Sienna, "Apa kau begitu merindukanku?" guraunya.
Sienna menguraikan pelukannya, "Apa kau lupa sudah berapa lama kau tidak kembali ke rumah dan menengok adikmu satu-satunya ini?" judesnya, sembari memberi morning kiss pada kakak juga papanya dan duduk di kursinya.
Senyum Darril semakin melebar, "Maafkan aku, kau tahu sekarang aku sangat sibuk," sesalnya.
Sejak Darril memegang salah satu anak perusahaan ayahnya, memang lelaki itu sudah jarang sekali pulang. Wajar saja, jika Sienna sangat merindukannya, mengingat Darril yang sangat memanjakan adik semata wayangnya itu.
"Apa kau sudah memberitahu Cindy jika kau kembali?" tanya Sienna sembari mulai memasukan potongan pancake miliknya ke dalam mulut.
"Tentu saja, aku bahkan sudah menemuinya semalam. Kau tahu sendiri bagaimana sifatnya jika aku tidak langsung menghubunginya."
"Lihat pa. Sekarang dia bahkan lebih mementingkan kekasihnya daripada keluarganya," adunya pada sang papa yang hanya tersenyum melihat wajah kekanakan Sienna.
Dengan senyum masih melekat, "Lalu kau sendiri bagaimana, apakah hubunganmu dengan Rey baik-baik saja?" tanya papa.
"Kami baik-baik saja," jawab Sienna yang tidak yakin dengan jawabannya. Entahlah dia juga kadang bingung dengan hubungannya dengan Rey, apakah mereka masih bisa dibilang baik-baik saja?
Mereka terus menyantap sarapannya. Sienna memilih diam, mendengarkan papa dan kakaknya yang terus berbincang masalah pekerjaan, hingga suatu topik pembicaraan menariknya dari alam pikirannya.
"Apa papa sudah mendengar pernikahan mister Andrew dengan wanita asal Australia itu?"
Papa mengangguk kecil sembari bergumam, "Papa sudah mendengarnya. Bukankah mereka mengadakan pesta kemarin?" sahut papa dangan terus menyuapkan sarapannya.
Sienna terdiam sejenak. Mencerna percakapan dua orang di depannya itu. Andrew? Pesta pernikahan? Kemarin? Apakah yang mereka maksud saudara Calvin? Batin Sienna mulai menerka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Passion Of Love ✔
Romance[C O M P L E T E] Konten (18+) -------------------------------------------------- "Bijak-bijaklah dalam memilih bacaan, karena hal itu ikut andil dalam pembentukan karakter anda." ~Niu Aster~ Terimakasih untuk yang sudah menghargai karyaku. ?? ...