Cerita ini hanyalah fiktif belaka, jika ada kesamaan tempat, nama dan juga cerita adalah suatu kebetulan semata dan tidak ada unsur kesengajaan.
~Niu Aster~----------------------------------------------------------------
Sienna menghela napasnya. Ditatapnya jajaran ruko dari dalam taksi yang membawanya pergi dari rumah Calvin. Dia merogoh ponsel yang ada di dalam tasnya. Dia menatap sejenak deret nomor yang tertera di sana. Apakah harus dia menghubunginya?
Sienna meragu. Dia takut, sungguh sangat takut. Takut menerima kenyataan, jika saat ini Rey mungkin dalam keadaan baik-baik saja bersama kekasih barunya.
Tapi, Sienna tidak bisa. Dia tidak bisa hanya berdiam diri, menerima kenyataan jika hubungan yang selama lebih dari lima tahun dia jalani harus kandas begitu saja dengan alasan yang tidak masuk akal.
Dia butuh alasan yang sebenarnya. Sienna sangat yakin ada sesuatu yang disembunyikan lelaki itu. Dia begitu mengenal Rey dengan sangat baik, hubungan lebih dari lima tahun yang dia jalani membuat dia tahu bagaimana perangai lelaki itu.
Mungkin, jika itu memang benar adanya. Namun, Sienna ingin mendengarnya lagi. Mendengar dengan jelas alasan putusnya dari Rey.
Taksi yang membawanya berhenti di depan gedung bertingkat yang didominasi kaca. Sienna turun dari taksi yang membawanya. Ditatapnya gedung bertingkat yang ada di depannya. Helaan napas panjang lolos begitu saja dari bibirnya.
Cukup lama Sienna meragu, sebelum akhirnya perlahan dia membawa langkahnya. Meyakinkan dirinya jika semua akan baik-baik saja. Namun, baru beberapa langkah, sebuah tangan kokoh meraih lengannya. Membuat Sienna dengan begitu terkejut berpaling ke arahnya.
***
Calvin menatap kosong kertas yang ada di depannya. Pikirannya berkelana pada wanita yang dia tinggalkan di rumahnya.
"Kita tunda rapat hari ini," ucap Calvin tiba-tiba. Membuat orang-orang yang ada di ruangan itu beralih menatapnya. Bahkan, lelaki baya yang sedari tadi berkicau di depan tampak diam setelahnya.
Tanpa menunggu sahutan apapun, Calvin beranjak pergi. Meninggalkan tatapan orang-orang mengikuti langkahnya.
Sungguh, pikirannya tidak bisa tenang untuk saat ini. Ingatan jika Sienna pasti masih merasa sangat kacau saat ini, membuatnya benar-benar berang.
Calvin segera melajukan mobilnya setelah sampai di parkiran. Entah apa yang terjadi pada dirinya, hingga dia begitu peduli pada wanita itu. Dia tidak yakin pada perasaan yang orang bilang jika dia sedang jatuh cinta. Namun entahlah, Calvin rasa masih terlalu dini untuk menjelaskan perasaan itu.
30 menit waktu yang dia tempuh, akhirnya mobil yang dia kendarai memasuki pelataran yang begitu luas, dengan taman bunga di sepanjang kanan dan kirinya. Segera Calvin keluar dari mobilnya. Melangkah dengan begitu tergesa masuk ke dalam rumah mewahnya.
Setengah berlari, Calvin menaiki anak tangga. Lantas membuka pintu bercat hitam di depannya. Kosong. Calvin mengernyit. Kamar itu sudah tampak rapi tanpa Sienna di sana. Lalu kemana wanita itu pergi?
"Grace!" seru Calvin tampak gusar.
Tak berselang lama, seorang wanita paruh baya terlihat memasuki kamar itu dengan sedikit tergopoh. "Ada yang bisa saya bantu, Mister?"
Calvin membalikkan badannya, menatap wanita yang tertunduk di depannya. "Dimana Sienna?" tanyanya dengan kedua tangan berada di pinggang.
"Nona Sienna sudah pergi sekitar 10 menit yang lalu," ucap Grace.
KAMU SEDANG MEMBACA
Passion Of Love ✔
Romance[C O M P L E T E] Konten (18+) -------------------------------------------------- "Bijak-bijaklah dalam memilih bacaan, karena hal itu ikut andil dalam pembentukan karakter anda." ~Niu Aster~ Terimakasih untuk yang sudah menghargai karyaku. ?? ...