Sienna melangkahkan kakinya dengan lesu. Dia duduk dikursi kerjanya tanpa tenaga. Akan seperti apa hari-harinya jika dia harus sering-sering bertemu lelaki itu. Lelaki arogan yang akan membuatnya mati muda secara perlahan. Lelaki yang akan mengancam keselamatannya. Mungkin.
Sienna menghela napasnya. Dia mengalihkan perhatiannya pada layar ponselnya. Dimana sudah menanti sederet pesan yang menunggu untuk dia baca. Sienna membulatkan matanya saat melihat siapa pengirimnya. Semua dari lelaki arogan yang baru saja dia pikirkan akan mengancam keselamatannya. Lelaki yang harus dia waspadai. Untuk apa lelaki itu mengiriminya segini banyak pesan?
Sienna membuka pesan paling atas.
Kau mau aku pecat karena mengabaikan pesanku?!
Sienna membulatkan matanya. Dia kembali membuka pesan sebelumnya.
Kau ini benar-benar. Apa yang kau kerjakan sampai mengabaikanku?!
Sienna kembali melanjutkan kepesan sebelumnya.
Aku bilang cepat keruanganku!!
Sienna segera beranjak tanpa membaca pesan selanjutnya. Sepertinya atasannya sudah benar-benar marah karena dia terlalu lama membaca pesannya. Dan sekarang dia setengah berlari menuju ruangan atasannya. Dia tidak ingin membuang waktu lebih lama. Lagi pula kenapa atasannya menyuruhnya untuk kembali keruangannya? Padahal belum ada satu jam dia dari sana.
Dengan napas tersengal Sienna keluar dari lift yang telah sampai membawanya kelantai delapan belas, tempat dimana ruang CEO berada. Dia melewati meja sekretaris yang kosong tak bertuan dengan langkah lebar. Lalu diketuknya pintu didepannya dengan napas yang berusaha dia normalkan.
Dia menunggu beberapa saat namun tidak ada jawaban. Sienna kembali mengetuknya namun tetap tidak ada jawaban. Dia melirik arloji yang melingkar dilengan kirinya. Disana waktu sudah menunjukan jam istirahat. Sepertinya Mister Calvin tidak ada diruangannya, mungkin dia sedang makan siang diluar. Pikirnya.
Sienna membalikan badannya. Nanti saja dia kembali lagi setelah makan siang, lagi pula cacing diperutnya sedari tadi juga sudah protes minta jatah. Sienna melangkahkan kakinya namun terhenti seketika saat pintu tiba-tiba terbuka. Secepat kilat seseorang langsung menyambar lengannya dan menariknya masuk kedalam ruangan membuatnya terkejut luar biasa dengan gerakan spontan itu.
***
Calvin mondar-mandir dengan gelisah. Sudah lebih dari lima pesan yang dia kirimkan namun Sienna belum juga membalasnya. Berani sekali wanita itu mengabaikan pesannya. Seketika Calvin memutar kepalanya saat mendengar suara ketukan dari balik pintu ruangannya.
Akhirnya wanita itu datang juga setelah membuatnya menunggu hampir satu jam lebih. Calvin melangkah mendekati pintu namun tidak berniat membuka mulutnya untuk mempersilahkan masuk. Dia hanya berdiri diam dibelakang pintu. Berharap Sienna lancang untuk langsung masuk kedalam ruangannya. Kembali terdengar ketukan dari balik pintu membuat Calvin semakin tidak sabar. Dia menunggu beberapa lama. Namun Sienna tidak kunjung membuka pintu didepannya.
Merasa tidak sabar Calvin membuka pintu didepannya dengan sedikit kasar. Segera dia mencekal lengan tangan Sienna yang hendak melangkah meninggalkan ruangannya dan menarik wanita itu kedalam ruangan.
Calvin menutup kembali pintu dengan keras dan melepaskan cekalannya ditangan Sienna. Sienna berdiri dengan perasaan masih terkejut. Dia mengalihkan matanya menatap Calvin yang juga sedang menatapnya dengan tajam.
"Bukannya langsung masuk kenapa kau malah berniat pergi?!" ucap Calvin setengah kesal.
Sienna menatap kesal lelaki arogan didepannya, "Lalu kau bisa menghinaku karena aku tidak punya sopan santun begitu?" katanya kesal melupakan status lawan bicaranya yang notaben atasannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Passion Of Love ✔
Romance[C O M P L E T E] Konten (18+) -------------------------------------------------- "Bijak-bijaklah dalam memilih bacaan, karena hal itu ikut andil dalam pembentukan karakter anda." ~Niu Aster~ Terimakasih untuk yang sudah menghargai karyaku. ?? ...